Advertisement
Tren Penyebaran Menurun, Leptospirosis Tetap Diwaspadai
Advertisement
Harianjogja.com, WONOSARI – Kasus penyebaran leptospirosis di Gunungkidul cenderung menurun dalam kurun beberapa tahun terakhir. Meski demikian, ancaman penyebaran tetap harus diwaspadai khususnya saat memasuki musim hujan.
Data dari Dinas Kesehatan Gunungkidul, kasus leptospirosis sempat meninggi di 2017 dengan jumlah warga terserang sebanyak 54 jiwa. Setahun berikutnya jumlah kasus terus menurun hingga sekarang. Total sampai akhir November 2020 ada enam warga yang terserang leptospirosis.
Advertisement
BACA JUGA : Baru Awal Tahun, Satu Warga Sleman Meninggal Dunia
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Dinas Kesehatan Gunungkidul, Sumitro mengatakan, dari enam kasus yang terjadi tahun ini, ada seorang warga yang diduga meninggal karena leptospirosis. “Ada penurunan karena di 2019 ada 9 kasus dan dua pasien dinyatakan meninggal dunia,” kata Sumitro kepada wartawan, Kamis (26/11/2020).
Sumitro menjelaskan, leptospirosis disebabkan oleh bakteri yang disebarkan oleh hewan, salah satunya air kecing tikus. Potensi penyebaran akan semakin besar apabila seseorang memiliki luka di tubuh, khususnya bagian tangan dan kaki. Pasalnya, bakteri tersebut dapat masuk dan berkembang di kulit yang mengalami luka terbuka.
“Harus tetap diwaspadai. Sebab, meski kasus turun tapi penyebarannya harus diwaspadai, apalagi sekaran sudah masuk musim hujan,” katanya.
BACA JUGA : Kematian Akibat Leptospirosis di Kulonprogo Rata-Rata 4
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty mengatakan, penyebaran leptospirosis harus diwaspadai. Hal ini dikarenakan penyebaran tidak hanya di wilayah yang basah atau di area pertanian.
Menurut dia, potensi penyebaran juga erat kaitannya dengan kebersihan lingkungan. Dewi pun mengimbau kepada masyarakat untuk terus menerapkan pola hidup bersih dan sehat dan cuci tangan menggunakan sabun.
“Kami akan terus sosialisasikan ke masyarakat akan pentingnya penerapan pola hidup bersih sehat,” katanya.
Kepala Seksi Kesehatan Veteriner, Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Retno Widiastuti mengatakan, area pertanian menjadi salah satu tempat yang bisa menjadi penyebab penyebaran leptospirosis. Guna menghindari penyakit ini, petani diimbau untuk beraktivitas di sawah saat sudah terbit matahari karena bakteri tidak tahan dengan hawa panas.
BACA JUGA : Sepanjang Tahun Ini, Sudah 1 Orang Meninggal Dunia
“Yang tak kalah penting juga harus gunakan alat perlindungan diri saat beraktivitas,” katana beberapa waktu lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Viral! Istri Siri Polisi Curhat Alami KDRT, Kompolnas Surati Kapolda Kepri
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- Harga Tiket KA Bandara YIA Hanya Rp20.000, Berikut Cara Memesannya
- Jadwal KA Bandara YIA Kulonprogo-Stasiun Tugu Jogja, Jumat 29 Maret 2024
- Jadwal Imsak dan Buka Puasa Wilayah Jogja dan Sekitarnya, Jumat 29 Maret 2024
- Jadwal Terbaru KRL Jogja Solo dan KRL Solo Jogja Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024
- Perayaan Paskah 2024, Tim Jibom Polda DIY Melakukan Sterilisasi Sejumlah Gereja di Jogja
Advertisement
Advertisement