Advertisement
Nihil Kematian, Warga Gunungkidul Tetap Diminta Waspadai Penyebaran Leptospirosis

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dinas Kesehatan Gunungkidul memastikan tidak ada kematian akibat penyebaran leptospirosis di 2024. Total selama setahun ada sebanyak 27 kasus warga terjangkit penyakit ini.
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Ismono mengatakan, tren penyebaran leptospirosis menurun. Hal ini terlihat dari temuan kasus dalam beberapa tahun terakhir.
Advertisement
Sebagai gambaran, pada 2022 tercatat ada 34 kasus, dengan kematian akibat leptospirosis sebanyak lima orang. Setahun berikutnya, tercatat ada 84 kasud dengan empat kematian.
BACA JUGA: Penularan Leptospirosis Marak, Dinas Kesehatan Jogja Minta Warga Waspada
Namun, sambung dia, di 2024 jumlah kasus menurung drastic karena hanya ditemukan 27 warga yang terjangkit penyakit yang sering disebabkan oleh air kencing tikus ini. “Alhamudillah tidak ada yang meninggal. Ini berkat kerja sama semua pihak sehingga saat ada temuan bisa cepat tertangani dan tidak menimbulkan korban jiwa,” kata Ismono, Rabu (22/1/2025).
Dia menjelaskan, temuan kasus leptospirosis banyak ditemukan di area pertanian. Berdasakan data yang ada, penyakit ini bnayak ditemukan di Kapanewon Nglipar, Semin, Karangmojo, Tanjungsari dan Tepus.
Meski tidak ditemukan korban meninggal dunia, Ismono tetap meminta kepada Masyarakat mewaspadai potensi penyebaran leptospirosis. Pasalnya, penyakit ini juga memiliki tren peningkatan kasus pada saat musim penghujan.
“Terpenting jaga kebersihan lingkungan serta hewan-hewan yang berpotensi menyebarkan penyakit ini seperti kucing dan anjing diberikan vaksin,” katanya.
BACA JUGA: Musim Penghujan Masih Berlangsung, Masyarakat Diimbau Waspada Leptospirosis
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dan Zoonosis, Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Gunungkidul, Yuyun Ika Pratiwi mengatakan, Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira interrogans. Bakteri ini dapat menjangkiti manusia melalui hewan, seperti tikus, babi, kuda, sapi, anjing, dan kucing.
Dia menjelaskan, untuk mencegah leptospirosis bisa melakukan beberapa hal seperti menghindari berenang di air yang mungkin terkontaminasi urin hewan, terutama setelah hujan lebat, atau banjir. Hindari kontak langsung dengan hewan yang mungkin terinfeksi. Tutupi luka dengan perban anti air saat beraktivitas di alam terbuka serta kenakan pakaian pelindung, sarung tangan, sepatu bot.
“Yang tak kalah penting suci tangan setiap sebelum makan dan setelah melakukan kontak dengan hewan. Jauhkan hewan pengerat dengan menaruh makanan, air, dan sampah dalam wadah tertutup,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Nelayan Kulonprogo Jarang Melaut karena Angin dan Ombak Tinggi
- Kuota Sampah Kota Jogja di TPA Piyungan Tersisa 2.400 Ton
- Sampah dari Jogja Dibuang ke TPST Piyungan, Sultan: Sampai Akhir 2025
- Pemkot Jogja Tingkatkan Kesehatan Masyarakat melalui Perbaikan RTLH
- Catat Rangkaian Kegiatan Menarik Selama HUT ke-74 Pemkab Kulonprogo
Advertisement
Advertisement