Advertisement
Ponpes Terpapar Covid-19, Pemerintah Setuju Santri di Sleman Dipulangkan
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN- Penambahan kasus Covid-19 dari lembaga pendidikan (pesantren) di Sleman beberapa hari lalu, menelorkan ide dari Pemda DIY agar untuk sementara santri yanh sehat dipulangkan. Sebagai gantinya, pesantren mulai menerapkan sistem pembelajaran secara daring.
Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DIY Fahmi Akbar Idris mengatakan usulan Pemda DIY tersebut masih akan dikaji oleh Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) salah satu perangkat departementasi organisasi lembaga Nahdlatul Ulama. "Saat ini sedang dipantau dan diinventarisir oleh RMI. Setelah itu baru akan dikoordinasikan dengan PWNU," kata Fahmi kepada Harianjogja.com, Minggu (29/11/2020).
Advertisement
BACA JUGA: Ibunya Dipenjara, Bayi Vanessa Angel Menangis Berjam-jam
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman Joko Hastaryo mengatakan berdasarkan hasil rapat pada Kamis (26/11/2020) ponpes memang hanya diminta untuk menerapkan protkes secara ketat. Selain itu, ponpes juga diminta menyediakan tempat untuk ruang isolasi mandiri. "Kalau kebijakan Pemda DIY seperti itu sebetulnya kami setuju, mudah-mudahan segera ada surat tertulis dari Pemda DIY sehingga bisa diindak lanjuti. Pemkab Sleman tentu akan mengikuti Pemda DIY," katanya.
Diberitakan sebelumnya, Sekda Pemda DIY Kadarmanta baskara Aji, meminta pengasuh ponpes agar dapat mempertimbangkan memulangkan santri yang masih sehat. “Bisa dipertimbangkan pengasuh ponpes anak-anak [yang tidak positif] dikembalikan ke orang tua supaya tidak berbaur dengan anak-anak lain,” ungkapnya, Jumat (27/11/2020).
Hal ini mempertimbangkan jika terjadi penularan di ponpes bisa sangat massif karena dengan jumlah santri yang banyak, sulit menerapkan protokol kesehatan. Pada tahun ajaran baru mendatang, bagi santri yang belum datang ke ponpes agar tetap di rumah dulu. “Kalau sudah mulai pembelajaran, daring dulu,” ujarnya.
Sementara untuk ponpes atau santri yang sudah terpapar Covid-19, diminta untuk tetap dikarantina dan tidak dipulangkan ke rumah, karena justru akan menjadi masalah jika dipulangkan. “Ponpes bisa pisahkan antara yang positif dan yang belum. Masing-masing harus lakukan karantina. Yang sehat dikarantina, positif dikarantina, supaya tidak berinteraksi,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Seorang DPO Kasus Korupsi Pembangunan Pasar Rakyat Ditangkap di Papua
Advertisement
Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Stok dan Jadwal Donor Darah di Jogja Hari Ini, Jumat 19 April 2024
- KPU Buka Layanan Konsultasi bagi Paslon Perseorangan di Pilkada Kota Jogja
- Pencegahan Kecelakaan Laut di Pantai Selatan, BPBD DIY: Dilarang Mandi di Laut
- Perekrutan Badan Ad Hoc Pilkada DIY Dibuka Pekan Depan, Netralitas Jadi Tantangan
- Tidak Berizin, Satpol PP Jogja Menyegel Empat Reklame Papan Nama Toko
Advertisement
Advertisement