Kota Jogja Boleh Padat, Tapi Kampung Ini Tetap Hijau dan Asri
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Budiaya tanaman atau komoditas peternakan di tengah-tengah kampung Kota Jogja bukan menjadi hal asing. Puluhan kampung di Kota Jogja termasuk Kampung Surokarsan membuktikan jika keterbatasan lahan perkotaan tidak menghalangi warga untuk gotong royong lakukan budidaya.
Relawan hijau di bawah naungan Kelompok Wanita Tani (KWT) Code Hijau Asri, Kampung Surokarsan RW 4 Kalurahan Wirogunan, Kemantren Mergangsan lakukan budidaya tanaman bermacam komoditas juga ternakan lele cendol.
Advertisement
Ketua KWT Code Hijau Asri, Supriyatun menerangkan jika antusiasme masyarakat terbilang dengan sejauh ini 28 anggota telah berpartipasi dalam gerakan ini. Beragam tindakan budidaya yang dilakukan sejalan dengan program ketahanan pangan yang ada. "KWT Code Hijau Asri merupkan bentuk keterlibatan perempuan khsusnya di RW 4 dalam memperkuat ketahanan pangan keluarg," tuturnya.
Meski terbilang baru, KWT yang berdiri Sejak 7 September 2020 terhitung produktif. Berdiri sebagai tindak lanjut dari pelatihan lorong sayur, Sabtu (5/12/2020) lalu KWT Code Hijau Asri lakukan panen raya beragan komoditas. Ada lebih dari 20 jenis sayuran yang dibudidayakan KWT Code Hijau Asri meliputi selada, tomat, terong, sawi, seledri , gambas, cabai. Sementara itu lele dan nila menjadi komoditas ilkan yang diternakan. "KWT ini tergolong baru, namun kebersamaan antar warga anggota sangat baik. Hal ini tentu karena dukungan dari Dinas Pertanian dan juga Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Pokja III Kota Jogja," tuturnya.
Wakil Wali Kota Jogja, Heroe Poerwadi mendatangi langsung lokasi budidaya KWT Code Hijau Asri sekaligus ambil bagian dalam panen raya. Diharapkan Heroe relawan hijau di Kampung Surokarsan bisa bekerja sama dengan berbagai pihak untuk dongkrak ekonomi. "Program kampung sayur ini memang program yang kita peruntukkan untuk kalurahan-kalurahan dan saya harapkan setiap tahunnya di Jogja terbentuk kampung sayur," ujarnya.
Heroe menambahkan jika semangat Gandeng-Gendong harus dijalin masyarakat antar kampung agar program yang dijalankan dapat bersinergi. Menurutnya sinergi antar masyarakat dapat memberi kemudahan untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga. "Mulai saat ini kita harus bergandengan. Setelah kita bergandengan maka bisa disambungkan dengan gendong atau saling menggendong sehingga bisa menjadi kekuatan baru,"ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
30 Orang Meninggal Dunia Saat Berebut Bagi-Bagi Makanan Gratis di Nigeria
Advertisement
Mulai 1 Januari 2025 Semua Jalur Pendakian Gunung Rinjani Ditutup
Advertisement
Berita Populer
- Incar Mahasiswa, Kasus Penipuan Penggelapan Paling Banyak Terjadi di Sleman
- Pusat Oleh-Oleh Diharapkan Mampu Tumbuhkan Ekonomi Jogja
- Scoopy Serempet Sepeda Ayun di Kretek, Pembonceng Meninggal Dunia
- Tol Jogja-Solo: 15.600 Kendaraan Melintasi Ruas Jalan Tol Klaten-Prambanan di Hari Pertama Operasi
- 7,3 Juta Orang Diprediksi Masuk Jogja, Didominasi Kalangan Keluarga
Advertisement
Advertisement