Advertisement
Zona Merah Covid-19 di Sleman Turun, Tinggal 5 Kecamatan
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Kasus-kasus baru Covid-19 di wilayah Sleman pada awal 2021 belum berhenti, bahkan cenderung meningkat. Dampaknya, ruang isolasi, terutama untuk pasien kritis, di rumah-rumah sakit rujukan penuh.
Di sisi lain, berdasarkan peta epidemologi Covid-19 terbaru saat ini, hanya lima kapanewon (kecamatan) yang masih berstatus zona merah. Peta epidemiologi Covid-19 yang dirilis Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman per tanggal 4 Januari lalu menggambarkan adanya perubahan zona dibandingkan dengan periode sebelumnya, 28 Desember 2020.
Advertisement
BACA JUGA: Pemerintah Tidak Terapkan PSBB Jawa-Bali, tetapi PPKM, Ini Penjelasannya
Peta terbaru menunjukkan di Slemam belum ada kapanewon kategori hijau dan kuning. Meski begitu, jumlah kapanewon yang berstatus zona merah jumlahnya turun dari sebelumnya tujuh kini tersisa lima saja, yakni Moyudan, Tempel, Pakem, Kalasan, dan Prambanan. "Kondisi ini membaik dibandingkan dengan periode sebelumnya," jelas Kepala Dinkes Sleman Joko Hastaryo, Kamis (7/1/2021).
Status epidemiologi Covid-19 di Sleman sangat dinamis. Akhir Desember lalu, baik Kapanewon Pakem, Tempel maupun Moyudan masih berstatus zona oranye, tetapi awal Januari ini ketiganya sudah masuk zona merah. Kemudian, ada lima kapanewon yang saat ini keluar dari zona merah, meliputi Kapanewon Tempel, Cangkringan, Sleman, Mlati, dan Ngaglik.
Adapun dua kapanewon, yakni Prambanan dan Kalasan masih bertahan di zona merah. Dengan demikian, baik Kapanewon Moyudan, Tempel, Pakem, Kalasan maupun Kapanewon Prambanan saat ini masuk kategori risiko tinggi penularan Covid-19 masih tinggi. Sementara, kapanewon yang tingkat risiko penularannya sedang meliputi 12 kapanewon, yakni Cangkringan, Turi, Minggir, Seyegan, Godean, Gamping, Depok, Ngemplak, Ngaglik, Mlati, Sleman, dan Berbah.
BACA JUGA: PPKM Diterapkan di Jawa-Bali, Apa Bedanya dengan PSBB?
"Kami terus mendorong dan terus melakukan upaya-upaya untuk memutus penyebaran Covid-19. Namun kami mengharapkan masyarakat juga disiplin menerapkan protokol kesehatan," ujar Joko.
Apalagi saat ini, katanya, di Sleman kapasitas rumah sakit yang memiliki fasilitas tempat tidur kategori ICU sudah penuh sedangkan nonkritikal tinggal sekitar 25% saja. Adapun di Sleman dari 25 rumah sakit rujukan Covid-19 tersedia 160 tempat tidur. Dari jumlah itu, 24 di antaranya tergolong tempat tidur untuk pasien kritis atau critical bed. Sebanyak 13 bed berada di RSUP Sardjito dan 11 lainnya tersebar di sejumlah rumah sakit.
"Data peta epidemologis Covid-19 sangat dinamis. Tetapi hari ini jumlah tempat tidur yang kritikal hanya tinggal yang ada di RSUP Sardjito. Yang nonkritikal sudah terisi 74,5 persen," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Pencegahan Kecelakaan Laut di Pantai Selatan, BPBD DIY: Dilarang Mandi di Laut
- Perekrutan Badan Ad Hoc Pilkada DIY Dibuka Pekan Depan, Netralitas Jadi Tantangan
- Tidak Berizin, Satpol PP Jogja Menyegel Empat Reklame Papan Nama Toko
- Duh, Desentralisasi Sampah DIY Mundur Lagi Menjadi Mei 2024
- Jadwal Terbaru! KRL Jogja-Solo Sabtu 20 April 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu dan Lempuyangan
Advertisement
Advertisement