Advertisement

Harga Telur Anjlok, Peternak Kulonprogo Mulai Waswas Tak Balik Modal

Jalu Rahman Dewantara
Kamis, 28 Januari 2021 - 23:37 WIB
Yudhi Kusdiyanto
Harga Telur Anjlok, Peternak Kulonprogo Mulai Waswas Tak Balik Modal Ilustrasi. - Bisnis/Paulus Tandi Bone

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO—Harga telur ayam ras di tingkat peternak di Kulonprogo anjlok dari Rp23.000 per kilogram (kg) menjadi Rp18.000/kg. Penurunan ini membuat peternak waswas tak bisa balik modal.

Salah satu peternak ayam petelur, Muslih, 35, mengungkapkan penurunan harga sudah berlangsung sejak sepekan terakhir. Sebelumnya harga di tingkat peternak masih berada di kisaran Rp23.000. "Pada Desember 2020 harganya masih Rp23.000 bahkan sampai Rp25.000 per kilogram, kemudian memasuki 2021 stabil di angka Rp23.000. Nah, sepekan lalu harga anjlok menjadi Rp18.000 per kilogram," kata Muslih saat ditemui di lokasi peternakan ayam miliknya di Dusun Sumurmuling, Kalurahan Gulurejo, Kapanewon Lendah, Kamis (28/1/2020).

Advertisement

Muslih tidak tahu pasti penyebab turunnya harga tersebut. Namun berdasarkan penuturan pedagang yang biasa mengambil telur, penurunan harga terjadi karena adanya penurunan permintaan dari masyarakat. Hal ini diduga akibat pemberlakuan kebijakan Pengetatan secara Terbatas Kegiatan Masyarakat (PTKM).

"Menurut pedagang harga turun karena adanya pembatasan sosial. Sejak pembatasan itu permintaan konsumen menurun. Akibatnya terjadi penumpukan barang di tingkat pedagang, sehingga mereka menurunkan harga," ujarnya.

Muslih mengatakan dengan harga saat ini peternak kesulitan balik modal. Untuk bisa balik modal, setidaknya harga telur minimal di kisaran Rp20.000/kg. "Di bawah harga itu sulit balik modal, apalagi sekarang harga pakan naik. Untuk pakan konsentrat yang sebelumnya Rp350.000 per zak, saat ini bisa mencapai Rp400.000 lebih," katanya.

Imbas dari anjloknya harga telur turut dirasakan para tengkulak, salah satunya Priyadi, 34. Warga Dusun Kredenan, Kalurahan Srikayangan, Sentolo ini mengaku sejak harga terjun, permintaan telur dari pedagang eceran ikut turun.

Jika sebelumnya ia dapat memasarkan sedikitnya satu ton telur per hari, kini hanya mampu menjual empat hingga enam kuintal telur. "Turunnya bisa sampai 40 persen dari sebelumnya," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Program Desa Bersih Narkoba Bisa Menggunakan Dana Desa

News
| Selasa, 23 April 2024, 17:57 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement