Advertisement
Belum Ada Klaim dari Petani Bantul, Panen Padi Dianggap Sukses
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL - Sejak dijalankan beberapa tahun lalu, belum ada peserta asuransi pertanian di Bantul yang melakukan klaim. Belum adanya kerusakan yang mencapai 75 persen atau lebih, mengisyaratakan jika panen padi di Bantul sukses.
Kepala Bidang Prasarana Sarana dan Penyuluhan, Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan, Arifin Hartanto menerangkan sejak 2015 belum pernah ada klaim yang harus diberikan kepada petani peserta asuransi pertanian. Bukan tanpa sebab, ganti rugi hanya diberikan jika memenuhi beberapa kriteria dan selama ini belum ada sawah yang memenuhi kriteria tersebut. Kriteria utamanya ialah intensitas atau luas kerusakan sawah mencapai 75 persen atau lebih. "Kalau di Bantul belum pernah ada klaim," jelasnya pada Selasa (23/2/2021).
Advertisement
Merujuk data milik Arifin, luas sawah yang ikut program asuransi pertanian saat ini mencapai 35 hektare. Jumlah tersebut telah memenuhi cakupan sawah di tahap satu program asuransi.
Baca juga: Sempat Ditutup 27 Hari Akibat Klaster Covid-19, Begini Kondisi Usaha KSP Bhakti
Dijelaskan Arifin, tahun lalu program asuransi pertanian dilakukan dalam enam tahap. "Target tahun 2021 untuk peserta asuransi pertanian 500 hektare. Sampai saat ini untuk tahap satu sudah terpenuhi 35 hektare. Namun selama ini belum pernah ada yang klaim karena tidak ada yang memenuhi syarat terkait kegagalan panen," tandasnya.
Namun, tak semua petani Bantul ikut asuransi pertanian. Arifin menuturkan, salah satu alasan petani tak mengikuti asuransi karena yakin lahannya sukses panen. "Petani Bantul belum tertarik karena yakin tidak ada gagal panen. Terbukti belum pernah ada klaim asuransi pertanian. Kalau Kulonprogo pasti ada yang klaim. [Tahun lalu] target 500 hektare juga terpenuhi 174 hektare, karena kuota sampai dengan November sudah terpenuhi ditingkat provinsi DIY, terpenuhi khususnya dari Kulonprogo," tandasnya
Kasus sawah terendam di sejumlah titik Kalurahan Poncosari misalnya, Arifin menilai berdasarkan kejadian yang kerap terjadi, bila padi terendam selama tiga hari maka tanaman masih bisa hidup. Artinya asuransi tidak bisa diberikan. Namun Arifin menjelaskan petani yang terendam sawahnya di Poncosari belum tercatat menjadi peserta asuransi pertanian.
"Yang sudah-sudah terjadi, biasanya kalo hanya terendam maksimal tiga hari masih bisa di selamatkan. Kami kemari telah sosialisasikan juga agar dapat diikutkan asuransi tani, [namun] belum tertarik," jelasnya.
Baca juga: Rintis Usaha Baru, Kaesang Buru Pendanaan via Platform Fintech Ini
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan (DPPKP) Kabupaten Bantul, Yus Warseno berharap semua petani di Bantul dapat mengikuti program asuransi pertanian. Yus ingin lahan garapan para petani bisa mendapatkan klaim asuransi jika nantinya tanaman budidayanya alami kerusakan atau gagal panen.
"Harapannya kedepan seluruh petani dapat mengasuransikan lahan garapannya
Sehingga apa bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti bencana alam dan penyakit tidak telak dalam menanggung kerugian dan mampu terus berproduksi kembali," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
KPK Ungkap Mantan Kepala Bea Cukai Jogja Lakukan Pencucian Uang Capai Rp20 Miliar
Advertisement
Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Termasuk Jogja, BMKG Ingatkan Sebagian Besar Wilayah Indonesia Waspada Cuaca Ekstrem
- Stok dan Jadwal Donor Darah di Jogja Hari Ini, Jumat 19 April 2024
- KPU Buka Layanan Konsultasi bagi Paslon Perseorangan di Pilkada Kota Jogja
- Pencegahan Kecelakaan Laut di Pantai Selatan, BPBD DIY: Dilarang Mandi di Laut
- Perekrutan Badan Ad Hoc Pilkada DIY Dibuka Pekan Depan, Netralitas Jadi Tantangan
Advertisement
Advertisement