Advertisement
Disdikpora DIY Wacanakan Screening Siswa Sebelum PTM

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Disdikpora DIY masih akan berkonsultasi dan mendiskusikannya dengan Dinas Kesehatan terkait kemanan siswa dari paparan COVID-19 saat penerapan PTM.
Kepala Disdikpora DIY, Didik Wardaya menjelaskan koordinasi dengan Dinkes tersebut penting untuk menentukan kebijakan apakah perlu untuk men-screening siswa menggunakan G-Nose, “Apakah pakai G-Nose atau apa?, apakah kita bisa gunakan di sekolah terus mau berapa kali, dilihat efesiennya. Paling penting prokes bagaimana kombinasikan modifikasi jam dan tempat arus keluar masuk siswa,” kata Didik, Selasa (27/4/2021).
Advertisement
Paling penting, kata Didik, Gugus Tugas Penanganan Covid-19 di masing-masing sekolah tidak boleh lengah untuk menjaga agar protokol kesehatan benar-benar terjaga di tiap sekolah supaya tidak ada klaster abru penularan dari sektor pendidikan.
Lebih lanjut Didik menegaskan uji percontohan PTM di sembilan sekolah tidak ada kendala berarti sehingga PTM akan terus dilanjutkan. Hanya sempat ada siswa yang telat dijemput oleh orang tuanya ke sekolah. Dia berharap semua siswa langsung pulang setelah selesai belajar di sekolah.
Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Kadarmanta Baskara Aji mempersilahkan pemerintah kabupaten dan kota yang akan menggelar uji percontohan PTM di tingkat sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP).
“Silakan saja [menggelar PTM] tapi bentuknya ujicoba dulu, jumlah yang diamasukan yang PTM belum terlalu banyak, waktu pelaksanaannya juga diatur taruhlah tidak lebih dari dua jam. Di sekolah yang prokesnya suah siap,” kata Baskara Aji.
Bagi orang tua yang belum siap anaknya untuk mengikuti PTM, kata baskara Aji, juga harus difasilitasi dengan PJJ. Sejauh ini dia menilai uji percontohan yang dialkukan tingkat SMA dan SMK berjalan baik dan sesuai protokol kesehatan sehingga akan diikuti sekolah lain yang sudah siap.
Sementara untuk PTM secara keseluruhan tiap jenjang sekolah, Baskara Aji menyatakan akan dibuka pada Tahun Ajaran Baru atau Juli mendatang. Meski demikian, pembelajaran tetap megacu pada protokol kesehatan Covid-19. Artinya tidak belajar penuh seperti sebelum ada Covid-19. “Full artinya semua sekolah bisa buka tapi pelaksanaannya tidak full time [dari pukul 07.00-14.00 WIB], kayaknya keputusan dua jam masih berlaku, karena terlalu kumpul lama tidak bagus,” ujar Baskara Aji.
Karena itu kurikulum pembelajaran juga harus diubah dengan mengakalaborsikan pembelajaran tatap muka dan pembelajaran jarak jauh. “Bukan mengubah kurikulum secara keseluruhan, tatap muka dua jam sisanya virtual,” tandas Baskara Aji.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Guru Ngaji di Pondok Pesantren Tulungagung Ditangkap Polisi, Diduga Cabul kepada Santri
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Pakar UGM Sebut Pengolahan Makanan yang Keliru Bisa Memicu Keracunan Massal seperti di Klaten
- Berkunjung ke Bank Indonesia, Harian Jogja Jajaki Peluang Kolaborasi
- Laporan Keuangan Daerah, Pemkab Bantul Raih Predikat WTP ke-13 Kali Berturut-turut
- Balita di Sleman Harus Jalani Operasi karena Kekerasan Ibu Tiri, Polisi Tangkap Pelaku
- Jadwal KRL Jogja Solo Hari Ini, Jumat 18 April 2025, Berangkat dari Stasiun Lempuyangan hingga Purwosari
Advertisement