Advertisement

Viral Warga di Ponjong Tolak Pemakaman Jenazah Covid-19, Ini Penjelasan Dinkes

David Kurniawan
Minggu, 13 Juni 2021 - 10:27 WIB
Sunartono
Viral Warga di Ponjong Tolak Pemakaman Jenazah Covid-19, Ini Penjelasan Dinkes Prosesi pemakaman jenazah Covid-19 yang dilakukan tim pemakaman Satgas Covid-19. - Ist/dok PMI Sleman

Advertisement

Harianjogja.com, PONJONG – Peristiwa penolakan pemakaman jenazah Covid-19 terjadi di Dusun Trengguno Lor, Sidorejo, Ponjong, Gunungkidul viral di medsos. Dinas Kesehatan Gunungkidul menilai kejadian ini dikarenakan kurangnya sosialisasi kepada warga sehingga peristiwa tersebut terjadi.

Penolakan jenazah dimakamkan dengan standariasi Covid-19 terjadi pada Jumat (11/6) sore. Video tindakan penolakan sempat viral karena muncul di media sosial. Adanya penolakan maka jenazah S, mantan Danramil berpangkat terakhir Mayor ini dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kalabangi Wetan, Kalurahan Ngeposari, Semanu.

Advertisement

BACA JUGA : Kerap Bantu Pemakaman Pasien Covid-19, Mantan Kadinsos

Dalam video yang beredar di linimasa tersebut seorang warga mengungkapkan alasan tidak menyetujui jenazah pasien Covid-19 dimakamkan di kampungnya.

Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty mengatakan, tidak tahu persis peristiwa penolakan ini. Namun ia menilai bahwa hal ini terjadi karena masyarakat masih ada yang belum paham mengenai corona.

“Sudah ratusan jenazah dikebumikan dengan standarisasi Covid-19, bahkan ada yang berasal dari luar daerah. Kejadian ini baru pertama kali setelah ada kasus corona sejak Maret 2020,” kata Dewi, Minggu (13/6/2021).

BACA JUGA : Cerita Berliku Sebelum Jenazah Covid-19 di DIY 

Dia menjelaskan, dari sisi medis pemulasaraan ala corona sudah sangat aman. Hal ini dikarenakan proses sudah ditangani dan dijamin keamanannya pada saat berada di rumah sakit. Oleh karenanya, masyarakat tidak perlu khawatir dengan prosesi ini.

Menurut Dewi, justru yang harus diwaspadai adalah kegiatan takziah. Pasalnya, kegiatan sosial ini bisa memicu adanya penularan corona apabila tidak dijalankan dengan protokol kesehatan secara ketat. “Sudah ada klaster takziah dimana ada puluhan orang tertular virus corona,” ungkapnya.

Ditambahkannya, sosialisasi ke masyarakat akan terus digalakkan mulai dari bahwa corona hingga prosesi pemakaman jenazah warga yang dinyatakan positif. Terlebih lagi, sekarang ini kasus corona di Gunungkidul juga sedang mengalami peningkatan yang sangat signifikan dengan munculnya berbagai klaster penularan mulai dari hajatan, rasulan, tempat usaha, keluarga, pondok pesantren hingga kegiatan tunangan di masyarakat.

BACA JUGA : Pemda DIY Angkat Bicara Soal Penolakan Pemakaman 

“Semua harus bersinergi mulai dari satgas di tingkat kabupaten, kapanewon hingga kalurahan agar terus mensosialisasikan. Tujuannya, selain upaya pencegahan penularan, juga agar tidak ada lagi kasus penolakan pemakaman dengan standar Covid-19,” katanya.

Kapolsek Ponjong, AKBP Sudono saat dikonfirmasi kemarin membenarkan adanya penolakan pemakaman ala corona di Kalurahan Sidorejo. Meski demikian, menilai permasalahan tersebut sudah terselesaikan karena warga yang menolak sudah menyesal dan tidak akan mengulanginya lagi.

“Kami sempat panggil empat orang termasuk lurah dan kepala dusun untuk dimintai keterangan terkait permasalahan ini,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pemerintah Perpanjang Kenaikan HET Beras Premium untuk Jaga Stok di Pasaran

News
| Selasa, 19 Maret 2024, 14:47 WIB

Advertisement

alt

Ribuan Wisatawan Saksikan Pawai Ogoh-Ogoh Rangkaian Hari Raya Nyepi d Badung Bali

Wisata
| Senin, 11 Maret 2024, 06:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement