Advertisement
BPJS Kesehatan Menolong Biayai Perawatan Kesehatan
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Agus Untantoro, warga Condongcatur, Depok, Sleman merasa terbantu dengan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) BPJS Kesehatan. Menurutnya, menjadi peserta BPJS Kesehatan sangat menguntungkan. Bukan hanya premi yang dibayarkan rendah, tetapi juga memberikan rasa aman saat mengalami gangguan kesehatan.
Dia pun mengajak masyarakat yang belum mendaftar BPJS untuk menjadi peserta. Alasannya, menjadi peserta BPJS Kesehatan dapat menjaga diri manakala kondisi kesehatan terganggu. "Contohnya saya, sejak dua tahun terakhir saya menjalani fisioterapi. Ada pembekuan di bahu atau istilahnya frozen shoulder," kata Agus sambil menunjukkan pundaknya, Kamis (1/7/2021).
Advertisement
Bahu beku atau capsulitis adhesif mengacu pada peradangan dan pengerasan kapsul sendi. Gangguan tersebut muncul belakangan ini. Sebagai jurnalis televisi, sejak muda ia membawa kamera yang digantung di pundak. Aktivitas yang berlangsung lama itu ternyata berakibat pada pembekuan di bagian kedua bahunya.
Bahu beku memiliki tiga tahap, yang masing-masing memiliki gejala berbeda. Tahap pertama pembekuan. Pada tahap ini, sakit dirasakan ketika melakukan segala macam gerakan pada bahu dan bahu juga mulai terasa kaku serta sulit digerakkan.
Selanjutnya tahap beku, yakni rasa sakit mulai berkurang namun pundak menjadi lebih kaku, dan rentang gerak berkurang secara signifikan. Terakhir yakni tahap pencairan. Pada tahap ini rentang gerakan di bahu mulai membaik sehingga lama kelamaan bahu bisa kembali normal. Terapi pemulihan masing-masing tahap ini dapat berlangsung beberapa bulan. "Dan beruntung saya menjadi peserta BPJS. Selama menjalani fisioterapi di RS Panti Rapih saya tidak membayar sepeserpun. Tidak hanya saya, istri saya juga pernah menjalani operasi di tangannya," kata Agus.
Sebelum menjalani operasi, kata Agus, istrinya pernah mengalami kecelakaan lalu lintas. Kecelakaan tersebut tanpa disadari menyebabkan bagian pergelangan tangan kanannya retak. "Keretakan yang ditimbulkan menyebabkan sebagian syaraf terjepit. Sakitnya minta ampun," katanya.
Saat menjalani operasi, kata Agus, biayanya ditanggung sepenuhnya oleh BPJS Kesehatan. Ia tinggal menandatangani surat persetujuan tindakan operasi. "Saya hanya bayar biaya PCR untuk pemeriksaan Covid-19 sebelum dioperasi. Selebihnya ditanggung BPJS. Sampai sekarang masih kontrol. Saat itu saya tanya biaya operasinya kalau tidak menggunakan BPJS Rp19 jutaan," ujarnya.
Berangkat dari peristiwa yang dia alami, Agus mengajak warga yang belum menjadi peserta untuk ikut program BPJS Kesehatan. Sebab program ini sangat menolong masyarakat saat mengalami gangguan kesehatan. "Apalagi iuran yang dibayar setiap bulan tidak seberapa dibandingkan membayar biaya operasi, misalnya," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Warga Kulonprogo Ajukan Gugatan Disebut Nonpribumi Saat Balik Nama Sertifikat, Sidang Ditunda Lagi
- Biro PIWPP Setda DIY Gencarkan Kampanye Tolak Korupsi
- Anggota DPR RI Sebut Perlu Ada Honor untuk Pengambil Sampah Rumah Tangga di Jogja
- BPBD DIY Mewaspadai Lonjakan Pembuangan Sampah ke Sungai Imbas TPA Piyungan Ditutup
- Warga Terluka Saat Berdesak-desakan Buang Sampah di Depo Purawisata Jogja
Advertisement
Advertisement