Advertisement
Berpacu dengan Target, Sleman Ajukan 245.000 Dosis Vaksin Lagi

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN- Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman kembali mengajukan sebanyak 245.000 dosis vaksin ke pemerintah pusat. Pengajuan vaksinasi ini diperuntukkan untuk masyarakat yang belum menerima vaksin.
Kabid Penanggulangan Penyakit Dinkes Sleman, Novita Krisnaeni menyampaikan Dinkes baru mengusulkan penambahan jumlah vaksin ke pemerintah pusat. Pengajuan sebanyak 245.000 dosis vaksin Covid-19 tersebut sasarannya terbagi untuk mahasiswa dan keluarga UGM sebanyak 25.000 dosis, perguruan tinggi lainnya di Sleman sebanyak 60.000 dosis.
Advertisement
"Nah untuk masyarakat umum yang kami ajukan sebanyak 160.000 dosis setiap bulannya. Ini semua kami ajukan untuk vaksinasi pertama. Tapi sampai saat ini usulan kami belum ada jawaban," kata Ketua Pokja KIPI Sleman ini, Selasa (3/8/2021).
Dinkes Sleman, kata Novita, menargetkan setiap pekan sebanyak 40.000 warga divaksin. Artinya, setiap hari rata-rata warga yang divaksin sebanyak 5.000 orang. "Begitu ada ketersediaan vaksin yang diserahkan oleh Pemerintah Pusat, langsung kami laksanakan vaksin kembali," kata Novita.
BACA JUGA: Covid-19 DIY Bertambah 1.445 Kasus
Pekan pertama Agustus untuk, katanya, vaksinasi sebanyak 15.400 dosis Astra Zaneca dan 1.000 dosis Sinovac diberikan kepada warga yang mendapatkan vaksin Sinovac dosis pertama bulan Juli dan AstraZeneca bulan Mei.
Kebijakan tersebut berdampak pada tertundanya pemberian vaksinasi untuk dosis pertama. Termasuk vaksinasi bagi sasaran remaja, usia 12 tahun ke atas yang baru dicanangkan akhir Juli lalu. Realisasi vaksinasi Covid-19 bagi anak usia 12-17 tahun di Sleman masih jauh dari target sasaran.
"Capaian vaksinasinya baru menyasar 9.099 anak atau sekitar 9,26 persen dari jumlah sasaran sebanyak 98.285 anak. Hanya saja vaksinasi anak ini masih terkendala ketersediaan vaksin jenis Sinovac," katanya.
Plh Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman Cahya Purnama menyatakan tingginya permintaan vaksinasi dari masyarakat disebabkan tingginya kasus Covid 19 beberapa waktu lalu di wilayah Sleman. “Keinginan tinggi masyarakat untuk divaksin menjadi respon alamiah mengingat beberapa saat ini ini terjadi peningkatan kasus terjadi drastis sehingga kita harus menerapkan PPKM Darurat,” katanya.
Cahya menyampaikan Dinkes menunggu dropping vaksin dari pusat. Begitu stok vaksin tersedia, Dinkes mulai mengejar pemberian vaksin untuk dosis pertama lagi, karena Menteri Kesehatan mewacanakan cakupan vaksinasi harus terselesaikan tahun ini. "Saat ini cakupan vaksin Sleman sebesar 39,7%," tuturnya.
Vaksinasi Nakes
Saat ini, lanjut Cahya, Dinkes menyiapkan pemberiam vaksinasi dosis ketiga kepada tenaga kesehatan (nakes). Vaksin jenis Moderma ini diprioritaskan bagi nakes yang menangani langsung pasien Covid-19, baik di rumah sakit maupun Puskesmas.
Nakes yang menjadi prioritas pemberian vaksin Moderma ini adalah mereka yang bekerja di bangsal isolasi, instalasi gawat darurat (IGD) dan intensive care unit (ICU) Covid-19. Sedangkana nakes yang bekerja di Dinkes maupun di tempat lain belum diberikan.
"Vaksin Moderma saat ini sudah tersedia di provinsi. Tidak semua nakes akan mendapatkan vaksin jenis ini. Termasuk pegawai Dinkes. Vaksin ini hanya diprioritaskan bagi nakes yang bekerja di rumah sakit atau puskesmas yang menangani langsung pasien Covid-19," ujarnya.
Dijelaskan Cahya, alokasi vaksin Moderma bagi para Naskes di Sleman sebanyak 890 vial. Satu vial bisa untuk 14-15 sasaran atau sebanyak 13.350 dosis. Dinkes akan memberikan vaksin Moderma kepada 90% dari 13.788 jumlah nakes di Sleman yang sudah divaksin dosis kedua atau sekitar 12.450 nakes.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Amerika Serikat Keluarkan Peringatan Perjalanan untuk Warganya ke Indonesia, Hati-Hati Terorisme dan Bencana Alam
Advertisement
Berita Populer
- Gudang CV Keiros di Bantul Terbakar, Kerugian Capai Rp4,5 Miliar
- Rektor UGM hingga Pembimbing Akademik Digugat ke PN Sleman karena Masalah Ijazah
- Kasus Penipuan Tanah dengan Korban Mbah Tupon, Menteri ATR Sebut Belum Tergolong Mafia Tanah
- Mahasiswi di Bantul Jadi Korban Penipuan Modus ATM, Uang Rp17,5 Juta Raib
- 100 Personel Satpol PP Dikerahkan untuk Membersihkan Sampah Liar di Bantul
Advertisement