Advertisement
Puluhan Ribu Karyawan Hotel dan Restoran di DIY Dirumahkan
![Puluhan Ribu Karyawan Hotel dan Restoran di DIY Dirumahkan](https://img.harianjogja.com/posts/2021/08/29/1081348/hotel-34-ok.jpg)
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA-Kondisi pandemi Covid-19 yang masih terjadi serta perpanjangan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang terus berlanjut membuat karyawan hotel dan restoran di DIY yang di rumahkan tersus bertambah dari hari ke hari.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Deddy Pranowo Eryono menyebut pada awal-awal pandemi hanya sekitar 30% karyawan yang di rumahkan, “Sekarang masih diperpanjangnya PPKM level 4 karyawan yang dirumahkan mencapai 60-70% dari total karyawan sekitar 60.000an,” kata Deddy, Minggu (29/8/2021).
Advertisement
Dampak Covid-19 dan PPKM level 4 tidak hanya terjadi bagi karyawan hotel dan restoran. Namun juga bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang selama ini mensuplai kebutuhan bagi hotel dan restoran. Selain banyak karyawan yang di rumahkan, jumlah hotel dan restoran yang tutup permanen juga terus bertambah dari awal pandemi sekitar 50an hotel dan restoran, namun kini mencapai 72 hotel dan restoran.
BACA JUGA: Sudah Menurun, BOR di Gunungkidul Masih di Atas Rataan Nasional
“Jumlah hotel dan dan restoran yang tutup 72 itu berdasarkan laporan lisan melalui ketua PHRI. Yang tidak terlaporkan [hotel dan restoran tutup] lebih banyak lagi terutama hotel non bintang dan restoran kecil,” papar Deddy.
Pihaknya menyambut baik adanya kebijakan pembukaan mal di DIY. Menurut Deddy, kebijakan tersebut dapat menumbuhkan kepercayaan masyarakat terutama luar DIY bahwa DIY sudah mulai aman untuk dikunjungi. Hal tersebut dapat berimbas pada keterisian hotel. Namun saat ini keterisian hotel masih 0-10%, kecuali untuk weekend sekitar 20%, itupun khusus hotel berbintang.
Dia menilai wisatawan yang ke Jogja saat ini masih didominasi orang yang bisnis atau karena ada urusan pekerjaan. Sementara wisatawan umum belum karena objek wisata di DIY belum buka. Selain itu yang berkunjung ke DIY juga ada syarat harus sudah menjalani vakisn minimal dosis pertama atau menunjukan tes swab negatif.
Lebih lanjut Deddy berharap ada kepastian kapan objek wisata dibuka. Jika syaratnya minimal 80% warga DIY divaksin maka pihaknya meminta kepastian kapan capaan 80% vaksinasi tercapai dan saat ini berapa yang sudah divaksin. Selama ini diakui Deddy, PHRI DIY juga terus membantu percepatan vaksinasi terutama di vaksinasi di hotel dan di objek wisata seperti yang sudah dilaksanakan di Jogja City Mal dan kawasan pantai Baron beberapa waktu lalu yang mencapai sekitar 4.000 sasaran.
Deddy bilang, kepastian target capaian vaksinasi 80% penting untuk bujeting planning bagi pengusaha hotel dan restoran, “Karena bisnis itu butuh ancang-ancang, tidak tiba-tiba langsung buka,” ujar Deddy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/26/1182733/museum_pacitan_pendidik.jpg)
Pendidik di Pacitan Antusias Kolaborasi dengan Museum Song Terus
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/24/1182437/taman-ablekambang.jpg)
Taman Balekambang Solo Resmi Dibuka Kamis 25 Juli 2024, Segini Tarif Masuk dan Jam Operasionalnya
Advertisement
Berita Populer
- Momen Pembersihan Lahir Batin, Disbud Kulonprogo Gelar Jamasan 14 Pusaka
- Vaksinasi Polio di Sleman Sudah Terlaksana di Awal Tahun
- Top 7 News Harian Jogja Online, Jumat 26 Juli, Update Jalan Tol Jogja, Kasus Mafia TKD hingga Festival Layang-layang 2024
- Bawaslu Kulonprogo Ajak IKIP PGRI Wates Jadi Pengawas Partisipatif Pilkada 2024
- Mahasiswi Prodi Keperawatan Anestesiologi Unisa Jogja Meninggal Dalam Kecelakaan
Advertisement
Advertisement