Advertisement
Cabai Kering dan Cabai Bubuk Solusi saat Harga Cabai Anjlok

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL - Harga komoditas cabai yang murah di pasaran membuat Dinas Perdagangan Bantul berupaya mengenalkan alternatif cabai kering dan cabai bubuk. Mengolah cabai segar ke cabai kering atau cabai bubuk menjadi solusi melimpahnya stok cabai saat ini.
Kepala Seksi Distribusi dan Harga Barang Kebutuhan Pokok, Dinas Perdagangan Bantul, Zuhriyatun Nur Handayani menjelaskan bila Pemkab Bantul baru saja menggelar kajian analisis ekonomi termasuk di dalamnya cabai dan bawang merah. Pasalnya dua komoditas tersebut kerap mengalami kenaikan dan penurunan harga yang fluktuatif. "Ini baru dirumuskan, baru dalam proses kajian," tuturnya pada Jumat (3/9/2021).
Advertisement
Perempuan yang akrab disapa Nani itu menjelaskan bila kenaikan dan penurunan cabai hampir terjadi setiap tahun. "Nanti satu saat pas awal januari sampai dengan pertengahan Maret-April itu harga cenderung tinggi. Tapi setelah itu di musim kemarau nanti harga turun lagi bahkan sampai saat ini di tingkat pasar sampai Rp8000-10.000 per kilogram," ujarnya
Pengenalan cabai kering maupun cabai bubuk dinilai Nani penting, terutama soal rasa. Menurut Nani, rasa cabai kering pun cukup enak saat dijadikan campuran bahan masak. Sehingga bila saat stok cabai melimpah, cabai yang hendak busuk bisa segera dikeringkan agar bisa dipakai dalam jangka waktu yang lebih lama. Terlebih bila diolah menjadi cabai bubuk.
Baca juga: Data Diperbaiki, Dinsos Sleman Usulkan 49.330 Jiwa Penerima Bansos Dihapus
"Karena masyarakat sekarang cenderung suka cabai yang segar. Lha nanti diarahkan juga bisa mula sedikit-sedikit mencoba cabai kering atau cabai bubuk," ungkapnya.
Dijelaskan Nani, untuk pembuatan cabai kering terbilang sederhana yakni cabai hanya perlu dijemur. Hal itu berbeda dengan cabai bubuk yang perlu melewati beberapa macam proses penggilingan dan beberala proses lainnya.
"Kalau enggak dijemur kan busuk [cabainya]. Eman [sayang], kalau dijemur kan lumayan. Cabai kering bisa dibuat masakan, sama aja sebenarnya. Cuma karena kita kan belum terbiasa, biasanya menggunakan cabai yang segar," tandasnya.
Harapan Nani, sistem pengolahan cabai kering dan cabai bubuk bisa mengatasi persoalan murahnya harga cabai saat panen raya. "Ya harapannya ke depan seperti itu. Karena kalau cabai kering dan cabai bubuk bisa lebih tahan lama. Karena memang cabai yang segar rentan sekali terhadap pembusukan," pungkasnya.
Sebelumnya salah satu pedagang Bantul, Ami menuturkan harga berbagai jenis cabai paling mentok di harga Rp12.000 per kilogram. Saking lamanya di los pasar, Ami memilah cabai yang sudah berubah warna memerah karena tak kunjung laku. "Kadang dijual Rp10.000 per kilogram pun enggak laku [bakbuk]. Karena saking banyaknya cabai enggak ada yang beli. Itu cabai lalapan saya enggak laku, cuma satu kilogram masih segini [banyak] kaya masih utuh," tuturnya. (Catur Dwi Janati)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Tangani Kebakaran Hutan, Modifikasi Cuaca Natrium Klorida Diperpanjang hingga 12 Mei 2025
Advertisement

Asyiknya Interaksi Langsung dengan Hewan di Kampung Satwa Kedung Banteng
Advertisement
Berita Populer
- Mafia Tanah di Kasus Bryan Bantul Lebih Ekstrem, Diduga Ada Pemalsuan Tanda Tangan
- Dugaan Kebocoran Soal ASPD Matematika di SMPN 10 Kota Jogja, Begini Pengakuan Kepala Sekolah
- Ular Sanca 2 Meter Ditangkap saat Akan Memangsa Ayam Milik Warga Patuk Gunungkidul
- Dugaan Kebocoran Soal ASPD di Jogja, Disdikpora Bantul: Alhamdulillah di Bantul Tidak Ada Permasalahan, Pengawasan Ketat
- Peringatan Dini BMKG DIY, Waspada Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin hingga Sore Ini
Advertisement