Advertisement
Soal 41 Klaster Sekolah di DIY, Begini Klarifikasi Disdikpora

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY Didik Wardaya mengklarifikasi pemberitaaan soal 41 sekolah di DIY menjadi klaster penularan Covid-19.
Dia sudah minta penjelasan langsung ke Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemndikbudristek), Menurut dia, yang dimaksud 41 klaster sekolah tersebut merupakan akumulasi sejak pandemi Covid-19 melanda atau sejak 2020 lalu.
BACA JUGA: Ratusan Siswa SMP di Purbalingga Positif Covid-19, Ganjar Minta Sekolah Ditutup
“Itu akumulasi [41 klaster sekolah], jadi bukan sekolahnya. Memang kalau dari tahun awal 2020 memang banyak, tapi bukan klaster sekolah, mereka dari rumah wong kami PTM-nya belum jalan kok,” tandas Didik.
Berdasarkan data yang dirilis Kementerian Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada Kamis (23/9/2021), Bumi Mataram menduduki peringkat 10 provinsi dengan klaster terbanyak.
Total di Indonesia ada 1.303 sekolah menjadi klaster Covid-19 selama pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.
Salah satu persebaran Covid-19 di sekolah di DIY terjadi di SD Negeri Panggang 1 di Kalurahan Giriharjo, Panggang, Gunungkidul. Kondisi itu menyebabkan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka harus disetop.
BACA JUGA: 1.296 Sekolah Jadi Klaster Covid-19, Kemendikbudristek Sebut Relatif Kecil
Sehari kemudian, (Kemendikbudristek) mengeluarkan klarifikasi dan menyebut tidak ada klaster Covid-19 di sekolah saat pembelajaran tatap muka (PTM) berlangsung.
Direktur Jenderal (Dirjen) PAUD dan Pendidikan Dasar Menengah Kemendikbudristek Jumeri menjelaskan kabar mengenai 2,8% klaster Covid-19 di sekolah merupakan laporan kasus positif Covid-19.
“Angka 2,8 persen suspend atau sekolah yang menjadi klaster itu sebenarnya adalah sekolah yang keluarga sekolahnya pernah terpapar Covid-19, jadi bukan klaster sekolah tetapi sekolah yang warganya sedang terjangkit Covid-19,” kata Jumeri lewat diskusi virtual, Jumat (24/9/2021).
Dia menjelaskan data tersebut juga merupakan akumulasi kasus positif yang terjadi sejak awal Juli 2020. Tidak hanya dilaporkan pada sekolah yang menjalani tatap muka terbatas, tetapi yang juga menjalankan pembelajaran secara daring.
“Kemudian, 2,8 adalah akumulasi sejak Juli 2020 hingga saat ini sehingga sudah 14 bulan perjalanan pembelajaran pada masa pandemi Covid-19. Jadi itu adalah akumulasi sejak Juli 2020, atau tahun ajaran 2020 sampai 2021," ujarnya.
BACA JUGA: Dirjen PAUD Sebut Ada Salah Paham Soal 1.296 Klaster Covid-19 di Sekolah
Oleh sebab itu, Jumeri mengimbau masyarakat untuk tidak khawatir terkait sekolah tatap muka terbatas yang kembali dibuka.
Menurutnya, kasus Covid-19 yang dilaporkan di sejumlah sekolah juga relatif kecil sehingga masih dalam kategori yang masih bisa diantisipasi.
"Sekali lagi 2,8 persen bukan data klaster pendidikan, tapi itu adalah data yang menunjukkan satuan pendidikan yang melaporkan lewat aplikasi kita bahwa ada orang yang tertular Covid-19," paparnya.
BACA JUGA: Kementerian BUMN Bersama Telkom Bagikan 1000 Paket Sembako Murah di Batulicin
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Terkuak, Partai yang bakal Deklarasi Koalisi dengan PDIP adalah Perindo
- Dibantu TMMD, Kahuman Klaten Bangun Jalan Beton Lintasi Bawah Tol Solo-Jogja
- Cegah LSD dan PMK, DKPP Surabaya Suntikan Vaksin ke Puluhan Ternak Sapi
- Suap di MA, Hakim Agung Prim Haryadi akan Dipanggil Paksa karena 2 Kali Mangkir
Berita Pilihan
Advertisement

Penjelasan Kemenku Terkait Tagihan Utang dari Jusuf Hamka Senilai Rp800 Miliar
Advertisement

Restoran Jepang Sajikan Mi yang Lebarnya Mencapai 12 Sentimeter, Begini Cara Memakannya
Advertisement
Berita Populer
- 6 Jemaah Calon Haji Gunungkidul Masih Menunggu Kloter Keberangkatan
- Ratusan Tukik Dilepasliarkan di Pantai Gua Cemara Bantul
- Dinkes Sleman Ingatkan Jamaah Haji Agar Tetap Pakai Masker hingga Pakai Sunblock
- Waktu Keberangkatan dan Jumlah Calon Haji di Kulonprogo Berubah
- Mentan Syahrul Yasin Limpo Bagi Tips ke Petani Gunungkidul Agar Tanaman Tumbuh Subur
Advertisement
Advertisement