Advertisement
Sinyal Tidak Stabil, Lokasi Pindai Kode QR Dipindah

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL-Ketisakstabilan sinyal telekomunikasi masih menjadi kendala dalam uji coba pembukaan objek wisata. Sejumlah destinasi wisata terpaksa memindah papan Kode QR ke titik yang memiliki sinyal lebih stabil demi kelancaran pengunjung.
Hasil evaluasi Kepala Seksi Obyek Daya Tarik Wisata Dinas Pariwisata (Dispar) Bantul, Alexander Joko Wintolo menjelaskan sinyal masih jadi kendala utama di sejumlah destinasi yang menjalani uji coba. "Sinyal masih belum bagus, masih seperti yang dulu itu belum bagus," tuturnya Kamis (30/9/2021).
Advertisement
PROMOTED: Dari Garasi Rumahan, Kini Berhasil Perkenalkan Kopi Khas Indonesia di Kancah Internasional
"Kendala sinyal hampir sama terjadi dari Seribu Batu, Pinus Sari dan Pinus Pengger. Hampir sama kasusnya seperti itu," tambahnya.
Untuk mendukung kelancaran aktivitas pariwisata, perangkat penguat sinyal sangat dibutuhkan di sejumlah destinasi yang jaringannya tidak stabil. Sayangnya menurut penuturan Joko, pemasangan perangkat sinyal baru dapat diajukan pada triwulan keempat dalam Anggaran Belanja Tambahan (ABT).
"Yang kami dengar, karena untuk pengusulan anggaran nanti kan di triwulan keempat dengan dana ABT. Itu kemungkinan baru bisa diajukan sekitar bulan November untuk penambahan sarana penguat sinyal di sana, di tiga lokasi itu," tandasnya.
Baca juga: Pemda Izinkan Konser Musik di DIY, Cermati Syaratnya
Praktis solusi paling sederhana yang bisa dilakukan destinasi wisata dituturkan Joko ialah memindah papan Kode QR ke lokasi dengan jaringan yang lebih stabil di sekitar lokasi. "Barcode-nya itu memindainya ya di tempat yang bagus sinyalnya. Misalnya kalau depan loket itu tidak bagus, mungkin di sekitar situ ada yang bagus ya di situ bisa," ungkapnya.
"Mungkin di tempat parkir atau di mana, dipindah sementara untuk memindai barcode-nya. Di Seribu Batu seperti itu, di parkirannya. Lalu di Pinus Sari kemarin itu mas Hendri [Pengelola Pinus Sari] juga sudah mencoba di parkiran itu malah lebih bagus di sana. Agak geser sedikit jadi tidak pas di depan loket, tapi digeser sedikit," kata dia.
Selain sinyal, hasil evaluasi Joko juga menemukan saat aplikasi PeduliLindungi digunakan pengunjung secara bersamaan, aplikasi menjadi lambat. "Aplikasi PeduliLindunginya itu kalau dipakai banyak wisatawan misalnya sekitar 400 itu nanti jadi lemot," ujarnya.
Di sisi lain, Joko juga mendapati banyak wisatawan yang masih membawa anak-anak di bawah usia 12 tahun. Beberapa pengunjung belum vaksin juga banyak didapati hendak berkunjung ke destinasi wisata.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Berita Pilihan
Advertisement

Banjir Kritik dan Kepala BRIN Didesak Mundur, Megawati Minta Jalan Terus!
Advertisement

Mengenal Kampung Batik Giriloyo yang Sempat Terpuruk Karena Gempa 2006
Advertisement
Berita Populer
- Nilai Transaksi di Pameran ATF 2023 Diperkirakan Lebih dari Rp5 Miliar
- 10 Tahun Baru Terungkap, Begini Kronologi Terungkapnya Pelecehan Seksual Remaja Masjid terhadap 20 Anak di Sleman
- Dalam 2 Hari, 2 Anak Meregang Nyawa di Jalanan Gunungkidul
- JCW Sebut Kasus Dugaan Korupsi Dana Hibah Rp10 M di Sleman Kini Diusut Penegak Hukum
- Rampungkan Proyek Gedung Dewan, Pemkab Gunungkidul Gelontorkan Rp30,7 Miliar
Advertisement
Advertisement