DIY Didorong untuk Kembangkan Wisata Halal
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL--Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Salim Segaf Al-Jufri mendorong DIY untuk mengembangkan wisata halal. Karena DIY menjadi salah satu provinsi dari delapan propinsi yang masuk dalam perioritas pengembangan ekonomi syariah.
Salim Segaf mengatakan wisata halal menjadi kebutuhan bagi wisatawa, terlebih DIY merupakan salah satu daerah kunjungan wisatawan terbesar setelah Bali. Wisatawan yang berkunjung ke Bali sebagian besar akan berkunjung ke DIY.
Advertisement
Wisata halal dapat memfasilitasi wisatawan dari negara-negara tertentu yang menginginkan makanan halal. “Jadi bukan hanya wisatawan dari negara-negara tertentu saja. Harus datangkan juga wisatawan dari negara yang ingin mendapatkan makanan halal dan sebagainya,” kata Salim Segaf, seusai sarasehan bersama para seniman dan budayawan di Rumah Budaya Tembi, Sabtu (6/11/2021).
BACA JUGA : Gagasan Wisata Halal Belum Dipahami Semua Pelaku
Mantan Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi dan Oman periode 2005-2009 ini optimistis label wisata halal akan meningkatkan kunjungan wisatawan ke DIY. Dari banyaknya kunjungan wisatawan tersebut akan berimbas pada peningkatan perekonomian warga.
Anggota Fraksi PKS DPRD DIY Amir Syarifudin mengatakan sosol Salim Segaf punya perhatian besar untuk mendatangkan wisatawan dari mancanegara ke Indonesia. Selain pernah menjadi duta besar untuk negara-neara Arab, Salim disebut juga sering berkunjung ke Eropa. Salah satu yang menjadi persolan adalah perlunya wisatawan dari negara tertentu untuk mendapatkan akses makanan dan fasilitas halal, “Bagaimana kebutuhan-kebutuhan wisatawan seperti untuk mendapatkan makanan halal tersedia,” ucap Amir.
Menurut dia, wisata halal tidak identik dengan penerapan syariah, namun sudah menjadi kebutuhan bagi wisatawan, “Agama itu urusannya kiai-kiai. Wisata halal diperlukan karena memang ada wisatawan yang membutuhkannya,” ujar Amir.
Kepala Dinas Pariwisata Bantul, Kwintarto Heru Prabowo, sebelumnya mengatakan perlunya menggarap wisata halal untuk menggaet wisatawan muslim, salah satunya dengan menyediakan fasilitas kebutuhan wisatawan agar nyaman. Wisata halal, baginya bukan berarti wisata syariah namun lebih pada pelayanan yang merata untuk semua wisatawan, termasuk wisatawan muslim.
“Misalnya kalau butuh makanan, makanan itu perlu ada penjelasan bahwa makanan itu aman dan halal untuk dimakan. Di penginapan bisa menyediakan sajadah dan arah kiblat,” kata Kwintarto.
Sebelumnya, Direktur Infrastruktur Ekositem Syariah Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Sutan Emir Hidayat saat berkunjung ke DIY, pada Selasa, pekan lalu, mengatakan DIY menjadi salah satu dari delapan provinsi yang masuk dalam perioritas pengembangan ekonomi syariah.
BACA JUGA : Wapres Sebut Pengembangan Wisata Halal Terhambat
Kedelapan provinsi termasuk DIY masuk perioritas pengembangan ekonomi syariah tersebut berdasarkan riset dan ditemukan ada delapan provinsi yang memiliki potensi besar untuk awal pengembangan ekonomi syariah.
“Salah satu tolak ukurnya dari kultur bahwa DIY berasal dari Kasultanan Mataram berbasis Islam. Kemudian konsep halal sudah terinternalisasi oleh masyarakat DIY. Kemudian lahirnya organisasi keagamaan besar juga di sini,” kata Emir Hidayat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Gunung Ibu di Halmahera Erupsi, Keluarkan Api Setinggi 350 Meter
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Korban Apartemen Malioboro City Syukuri Penyerahan Unit, Minta Kasus Tuntas
- Tak Gelar Kampanye Akbar Pilkada Sleman, Tim Paslon Harda-Danang Bikin Kegiatan Bermanfaat di 17 Kapanewon
- Kembali Aktif Setelah Cuti Kampanye, Ini Pesan KPU Kepada Bupati Halim dan Wabup Joko Purnomo
- Semarak, Ratusan Atlet E-Sport Sleman Bertarung di Final Round E-Sport Competition Harda-Danang
- Tahun Ini Hanya Digelar Sekali, STTKD Mewisuda 691 Lulusan
Advertisement
Advertisement