Target Pendapatan Wisata Gunungkidul Naik Dua Kali Lipat
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL–Dinas Pariwisata Gunungkidul harus bekerja keras guna memenuhi target pendapatan asli daerah (PAD) dari retribusi tiket masuk wisata. Pasalnya, target PAD wisata di tahun ini mencapai Rp27 miliar, atau naik dua kali lebih dibanding capaian di 2021.
Perencanaan ini lebih besar dengan target maupun pencapaian di 2021 dengan total PAD kisaran Rp12 miliar. Kepala Dinas Pariwisata Gunungkidul, Muhammad Arif Aldian mengatakan target PAD wisata di tahun ini sudah ditetapkan, maka harus berusaha semaksimal mungkin guna memenuhi beban yang telah ditargetkan tersebut.
Advertisement
“Kami terus akan berusaha dan mudah-mudahan target bisa terpenuhi seperti di tahun lalu,” kata Aldian kepada wartawan, Minggu (9/1).
Meski demikian, ia mengakui tugas mencapai target PAD bukan hal yang mudah. Terlebih sekarang ini belum ada kepastian terkait dengan pandemi Covid-19. “Semua juga tergantung dengan situasi penyebaran virus Corona, ya kalau ada penutupan lagi, maka akan berpengaruh terhadap pendapatan yang masuk. Tapi, kami berharap semua normal sehingga pencapaian target bisa lebih optimal,” katanya.
Dia menambahkan sejumlah program telah dipersiapkan untuk mendukung dalam upaya pencapaian target PAD. Salah upaya dengan memaksimalkan potensi yang dimiliki di setiap destinasi. Hal ini didukung dengan upaya pemasaran sehingga keberadaan destinasi di Gunungkidul bisa lebih dikenal masyarakat secara luas.
Selain itu, ada juga upaya pembinaan pegawai agar potensi kerawanan seperti kebocoran retribusi juga dapat ditekan. “Berbagai upaya akan kami lakukan agar target bisa terpenuhi di akhir tahun nanti,” ujarnya.
Anggota DPRD Gunungkidul, Eko Ruswanto mengatakan ada kenaikan target PAD di tahun ini menjadi Rp27 miliar. Jumlah ini mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan target di 2021 sebesar Rp12 miliar.
Menurut dia, peningkatan ini bukan tanpa alasan karena sudah melalui kajian yang matang sehingga potensi dari PAD wisata dapat dioptimalkan. “Dewan sudah ada kajian dan mencapai Rp17 miliar tidak sulit dan bisa direalisasikan, apalagi kondisi pandemi juga semakin membaik,” kata Eko.
Anggota Fraksi Gerindra ini mengungkapkan, salah satu mencapai target ini dengan memaksimalkan fungsi pengawasan agar kebocoran retribusi masuk pariwisata dapat dicegah. Terlebih lagi, sambung dia, fenomena kedatangan wisatawan di tengah malam harus benar-benar diantisipasi agar pendapatan yang diperoleh bisa optimal.
Eko menambahkan, langkah lain dengan upaya pemerataan destinasi wisata. Ia tidak menampik kondisi wisata sekarang masih ada ketimpangan antara sektor utara dengan selatan atau kawasan pantai.
“Ini jadi pekerjaan yang harus diselesaikan Pemkab. Saya yakin kalau alternatif pilihan wisata semakin banyak, maka tingkat kedatangan kunjungan juga semakin tinggi,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- KPU Sleman Targetkan Distribusi Logistik Pilkada Selesai dalam 2 Hari
- 20 Bidang Tanah Wakaf dan Masjid Kulonprogo Terdampak Tol Jogja-YIA
- Jelang Pilkada 2024, Dinas Kominfo Gunungkidul Tambah Bandwidth Internet di 144 Kalurahan
- Angka Kemiskinan Sleman Turun Tipis Tahun 2024
- Perluasan RSUD Panembahan Senopati Bantul Tinggal Menunggu Izin Gubernur
Advertisement
Advertisement