Pertimbangkan Kondisi Bus sebelum Naik Mangunan, Pengelola: Jangan Dipaksakan!

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA-Pengelola wisata di kawasan Mangunan, Dlingo, Bantul meminta pihak penyedia jasa transportasi pariwisata untuk mempertimbangkan kondisi armada sebelum naik ke Mangunan. Sebab kontur jalan menanjak dan berkelok.
Hal itu untuk mengantisipasi terulangnya kecelakaan di kawasan Bukit Bego seperti pada Minggu (6/2/2022) lalu yang sampai menewaskan 13 orang.
Advertisement
Ketua Koperasi Notowono, Purwo Harsono (Ipung) selaku pengelola objek wisata Pinus Pengger, Becici, Lintang Sewu, Pinus Asri, Pinussari, Seribu Batu, dan Bukit Panguk, mengatakan jalan menuju wisata Mangunan memang menurun dan menanjak tajam sehingga butuh armada bus yang fit.
Kejadian kecelakaan yang sampai menewaskan 13 orang kemarin menurutnya sama dengan kejadian beberapa tahun yang lalu. Di mana sebelum bus mengalami rem blong dan menabrak tebing di Bukit Bego, bus sempat mogok.
"Saya selaku pengelola berharap pengusaha bus melihat ODTW-nya [objek daya tarik wisata]. Kalau ragu jangan dipaksakan karena dua kali kejadian [kecelakaan] itu pakai mogok dulu. Artinya tidak siap armadanya. Pasti ada kejadian yang mengawali sebelumnya," tutur Ipung dihubungi Harianjogja.com, Selasa (8/2/2022).
Diberitakan sebelumnya, salah satu penumpang selamat, Danarto, 38 menuturkan bahwa saat naik di Tebing Breksi dan Puncak Becici, bus sudah mengalami masalah. Bahkan setelah dari Puncak Becici di Jalan Mangunan, bus tak kuat melewati jalan menanjak. Mesinnya pun mati. Di tengah tanjakan, semua penumpang turun. Kenek harus memberikan pengganjal di roda agas bus tak melorot. Mesin bus kembali menyala dan berhasil mengatasi tanjakan. Semua penumpang kembali naik dan dan melanjutkan perjalanan.
Baca juga: Sebelum Kecelakaan di Bukit Bego Bantul, Bus Wisata Hendak ke Malioboro tapi Batal
Berdasarkan data yang tercatat di Koperasi Notowono, sejak November 2021 hingga kejadian kecelakaan bus Minggu (6/2/2022), ada 1.312 bus ukuran besar yang berwisata ke Mangunan. Namun hanya satu bus yang mengalami kecelakaan fatal hingga menewaskan banyak orang.
"Dari 1.312 bus kemudian ada satu kecelakaan, saya kira ya belum tentu itu bagian dari jalur yang dikatakan sangat berbahaya," tegas Ipung.
"Harapannya yang mau menuju ke tempat kami, karena ada tanjakan dan turunan, mau mempertimbangkan kondisi kendaraannya sehingga tidak terulang kecelakaan sampai fatal seperti minggu kemarin," lanjut dia.
Sebagai pengelola wisata, ia merasa prihatin dengan kecelakaan yang menewaskan warga Sukoharjo itu. Sebab kejadian itu terjadi di saat pariwisata sedang bergeliat di tengan pandemi Covid-19.
Ia belum dapat menyampaikan apakah kecelakaan maut di Bukit Bego itu berimbas pada jumlah kunjungan wisata ke Mangunan atau tidak. "Perbandingannya baru bisa dilihat minggu depan," kata dia.
Sebuah bus pariwisata mengalami rem blong di turunan dekat Bukit Bego. Akibatnya, bus yang sempat oleng sebelumnya akhirnya menabrak tebing bukit di sisi kanan. Peristiwa itu menewaskan sopir dan 12 penumpang lainnya. Bus sedianya akan bertolak menuju Pantai Parangtritis setelah berwisata di Tebing Breksi dan Puncak Becici.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Pelaku Penyebar Hoaks UAS Ditangkap Soal Pulau Rempang, Begini Sosoknya
Advertisement

Unik, Taman Sains Ini Punya Gedung Seperti Pesawat Ruang Angkasa
Advertisement
Berita Populer
- Hari Kesaktian Pancasila: PKS DIY Ziarah ke TMP Kusumanegara, Ingatkan Jas Merah
- Mengguncang Kridosono, Jogjarockarta Sukses Bikin Sepultura Manggung Lagi
- Ini Agenda Wisata di Jogja Selama Oktober 2023
- Hari Kontrasepsi Sedunia, Pemkot Jogja Bidik Target 1.554 Keluarga
- Desentralisasi Pengelolaan Sampah Jogja, Pemkot Membangun 2 TPS3R
Advertisement
Advertisement