Advertisement

Begini Kabar Kelanjutan Mobil Shuttle Pengangkut Wisatawan ke Mangunan

Ujang Hasanudin
Rabu, 09 Februari 2022 - 19:57 WIB
Bhekti Suryani
Begini Kabar Kelanjutan Mobil Shuttle Pengangkut Wisatawan ke Mangunan Wisatawan menikmati keindahan Songgo Langit, Mangunan, Bantul, Kamis (6/6/2019).- Harian Jogja - Salsabila Annisa Azmi

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL-Panewu Imogiri, Slamet Santoso mengaku sampai saat ini belum ada pembahasan resmi soal shuttle atau transportasi pengangkut wisatawan dari Imogiri menuju kawasan wisata Mangunan atau sebaliknya sebagai solusi larangan bus pariwisata melintas Jalan Imogiri-Mangunan.

“Kalau wacananya sejak dulu sudah ada bahkan sejak sebelum Jalan Imogiri-Mangunan dilebarkan wacana itu [Shuttle] sudah ada. Tapi sampai saat ini belum ada pembahasan serius,” kata Slamet, di Kantor Kapnewon Imogiri, Rabu (9/2/2022).

Advertisement

Menurut Slamet sebelum Jalan Imogiri-Mangunan dilebarkan wacana pengadaan shuttle sangat gencar, namun setelah jalan tersebut dilebarkan dianggap aman untuk kendaraan besar melintas jalur tersebut sehingga wacana itu tidak ditindaklanjuti kembali.

Namun setelah adanya kecelakaan yang terjadi pada Minggu (6/2/2022) lalu yang menewaskan 13 orang, wacana pengadaan shuttle dan larangan bus besar melintas Jalan Imogiri-Mangunan menguat kembali. Pada dasarnya ia setuju dengan wacana tersebut namun harus didukung sarana dan prasarana serta aturan yang mengikat.

BACA JUGA: Terus Melonjak! Hari Ini Covid-19 DIY Tembus 531 Kasus, Meninggal Dua

Sejauh ini diakuinya belum ada aturan yang mengikat soal larangan kendaraan besar melintas di Jalan Imogiri-Mangunan, kecuali hanya imbauan. Menurunya butuh ada kajian apakah kecelakaan yang terjadi di Jalan Imogiri-Mangunan tersebut karena jalannya, karena cuaca, karena tidak ada rambu-rambu, karena kontur jalan, karena kondisi kendaraannya, atau karena pengemudinya.

Kajian tersebut penting dilakukan untuk menetapkan larangan kendaraan besar masuk Jalan Imogiri-Mangunan. Selain itu larangan juga membutuhkan aturan tertulis seperti peraturan daerah atau peraturan bupati atau peraturan Gubernur.

“Kalau sudah ada aturan laranagnnya selanjutnya solusinya apa. Salah satunya ya bisa dengan shuttle,” kata dia. Pihaknya sepakat dengan adanya kendaraan shuttle di Jalan Imogiri-Mangunan karena bisa memberdayakan banyak masyarakat. Selain itu juga bisa mengurangi kerawanan kecelakaan karena shuttle nantinya juga harus sudah teruji dan pengemudinya yang sudah hapal medan.

Namun sejauh ini belum ada kajian serius soal tersebut, bahkan Terminal Imogiri yang digadang-gadang sebagai tempat transit bus juga belum siap, belum ada sarana dan prasarana pendukungnya. Bahkan bus-bus trayek khusus yang seharusnya berhenti di terminal saat ini berhenti di kawasan Pasar Imogiri yang ada di samping terminal. Sebab banyak pedagang yang minta diantar langsung ke lokasi pasar.

Sebagaimana diketahui larangan bis besar masuk melintas Jalan Imogiri-Mangunan mencuat kembali setelah adanya kecelakaan tunggal yang menewaskan tiga orang penumpang termasuk sopir bus pada Minggu (6/2/2022) lalu. Sampai saat ini polisi masih melakukan penyelidikan terkait penyebab kecelakaan tersebut.

Namun polisi maupun Dinas Perhubungan menilai kontur Jalan Imogiri-Mangunan cukup curam dan membahayakan terutama bagi pengemudi yang belum hapal jalan. Imbauan kendaraan besar tidak melintas jalan tersebut juga muncul setiap menjelang libur lebaran.

Kepala Dinas Perhubungan Bantul Aris Suharyanta mengatakan imbauan tersebut sampai saat ini masih berlaku, “Itu sudah kami imbau dan pasang spanduk dulu. Jadi masih berlaku [larangan bus masuk Jalan Mangunan-Imogiri]. Cuma kita enggak bisa memantau setiap hari,” kata Aris, saat dihubungi Senin (7/2/2022).

Ia mengimbau bus besar yang ingin berwisata ke daerah Mangunan dan sekitarnya bisa melalui Jalan Jogja-Wonisari. Sementara bus besar yang mau melintas Jalan Mangunan-Imogiri seharusnya berhenti di Terminal Imogiri. Menurut dia terminal tersebut bisa menampung banyak bus besar.

Setelah parkir di Terminal Imogiri, selanjutnya menggunakan mobil shuttle. Namun persoalannya sampai saat ini shuttle belum tersedia. Pihaknya sempat membahas shuttle bersama panewu Imogiri dan Dlingo. Pelaku wisata di dua kapanewon tersebut diakuinya sudah siap menyediakan shuttle. Namun sampai saat ini belum tersedia juga, “Nanti kita tindak lanjuti lagi,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus

News
| Jum'at, 26 April 2024, 10:57 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement