Advertisement

Sudah PTM 50 Persen, Corona Tetap Meluas! DPRD Jogja Desak Sekolah Tatap Muka Dihentikan

Yosef Leon
Kamis, 17 Februari 2022 - 18:47 WIB
Bhekti Suryani
Sudah PTM 50 Persen, Corona Tetap Meluas! DPRD Jogja Desak Sekolah Tatap Muka Dihentikan Ilustrasi. - ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA - DPRD Kota Jogja meminta kepada Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga setempat untuk mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) di wilayah itu guna menyetop penyebaran Covid-19 di area sekolah. Sebaran Covid-19 yang kini sudah menyentuh lingkungan sekolah diharapkan bisa diminimalisir dengan kembali menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ). 

"Meski sudah dilakukan PTM 50 persen, tapi masih bisa dilihat bahwa penyebaran kasus Covid-19 di sekolah masih terjadi dan berpotensi meluas. Sehingga pemberlakuan PJJ bisa jadi opsi," kata anggota DPRD Kota Jogja, Ali Fahmi, Kamis (17/2/2022). 

Advertisement

Fahmi mengatakan, kebijakan penutupan sebuah kelas maupun sekolah sudah tepat dilakukan jika ditemui murid terinfeksi Covid-19. Di sisi lain, pelaksanaan PTM hendaknya juga dilakukan melalui standar prosedur yang telah ditetapkan oleh pemerintah dengan memaksimalkan pengawasan di tiap-tiap satuan pendidikan. 

"Memang perlu pengawasan yang lebih apalagi di masa Omicron yang sebarannya cepat seperti sekarang, pelaksanaan 5M mungkin bisa ditambah dengan keaktifan guru dan peran orang tua agar edukasi soal pencegahan bisa diperluas," ujar dia. 

Sementara, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Jogja menyebut, lonjakan kasus Covid-19 di wilayah setempat juga berdampak pada sebaran kasus di lingkungan sekolah. Sejak Januari sampai Februari ini, sedikitnya 171 guru dan juga murid dari jenjang TK-SMP dilaporkan terpapar Covid-19. 

BACA JUGA: Ruas Tol Jogja Bawen Diperluas Menjadi hingga 60 Meter, Demi Menyelamatkan Selokan Mataram  

"Tentunya memang menjadi perhatian dan evaluasi bagi kami. Padahal vaksinasi murid sekolah sudah optimal dan PTM telah dibatasi sebanyak 50 persen, namun dua bulan terakhir temuan kasus memang melonjak. Ada 171 temuan kasus di sekolah, 30 orang guru dan 141 murid," kata Kepala Disdikpora Kota Jogja, Budi Asrori. 

Dia menjelaskan, ratusan warga sekolah yang positif Covid-19 itu secara umum diperoleh hasilnya berdasarkan motede pengamatan dan juga upaya pelacakan. Sebagian murid dan juga guru yang terkonfirmasi positif, diketahui merupakan pelaku kontak erat dari kasus sebelumnya atau menunjukkan gejala Covid-19. 

"Semua yang didapati terkonfirmasi itu kami ketahui lewat dua cara yakni dia bergejala kemudian dites serta lewat upaya tracing dan melalui pemantauan aktif di satuan sekolah," jelasnya. 

Budi juga menambahkan, pihaknya telah melakukan intervensi kepada sejumlah sekolah yang ditemui menjadi sumber penularan Covid-19 itu. Diantaranya dengan melakukan sterilisasi dan juga langkah penutupan selama beberapa hari. Terkait upaya teknis, pihaknya telah berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 di masing-masing sekolah hingga ke tingkat kemantren. 

"Penutupannya tergantung kasus, kalau masih sekop kecil kelasnya saja yang kita tutup. Tapi memang lebih banyak itu satu sekolah langsung yang ditutup karena untuk keamanan. Ada yang 5-10 hari dan pembelajaran dialihkan ke PJJ," kata dia. 

Wali Kota Jogja melalui Instruksinya yang dikeluarkan pada 15 Februari lalu dengan nomor 06/2022 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat level 3 Covid-19 juga telah mengeluarkan panduan pengetatan dalam penyelenggaraan kegiatan atau aktivitas edukasi. Pada poin kesebelas huruf e disebutkan bahwa penerapan protokol kesehatan dilakukan dengan mempertimbangkan faktor ventilasi udara, durasi, dan jarak interaksi, untuk meminimalisir risiko penularan dalam beraktivitas.  

Budi pun mengklaim telah melakukan koordinasi dengan sejumlah sekolah untuk kembali memperketat pelaksanaan protokol kesehatan. Hanya saja, ia mengakui bahwa lingkungan eksternal sekolah jadi faktor yang cukup sulit untuk dikendalikan berkaitan dengan penyebaran Covid-19 di sekolah. 

"Sebenarnya kan di sekolah ini warganya jelas, baik guru, murid dan lainnya sehingga upaya pelacakan lebih cepat dibandingkan dengan tempat publik yang lain. Namun jika dibandingkan dengan lingkungan eksternal sekolah saat murid dan juga guru di luar kan jadi sebuah faktor lain dan sulit untuk pengawasan," ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Program Desa Bersih Narkoba Bisa Menggunakan Dana Desa

News
| Selasa, 23 April 2024, 17:57 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement