Terlalu Banyak Belajar dari Rumah, Kualitas Siswa di Kulonprogo Turun 20%
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Penerapan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau belajar dari rumah (BDR) yang diterapkan di sejumlah sekolah selama pandemi Covid-19 berdampak kepada penurunan kualitas siswa di Kulonprogo.
BACA JUGA: Pembelajaran Daring Siswa SD dan SMP di Jogja Kemungkinan Diperpanjang, Ini Penjelasan Pemkot
Advertisement
Kondisi ini dipicu tidak maksimalnya penerapan maupun pemantauan selama diberlakukaannya pendidikan online.
Kepala Disdikpora Kulonprogo, Arif Prastowo mengatakan berdasarkan hasil evaluasi, selama penerapan PJJ terjadi penurunan kualitas siswa sebanyak 20%. Sejumlah upaya disiapkan untuk mendongkrak kualitas siswa yang menurun.
"Kami belum memiliki data resmi, tetapi kemungkinan setidaknya secara rata-rata terjadi penurunan kualitas hingga 20 persen," kata Arif saat dikonfirmasi, Jumat (4/3/2022).
Menurut Arif, sejumlah faktor melatarbelakangi penurunan kualitas siswa di Bumi Binangun, di antaranya durasi waktu belajar tatap muka yang terbatas sehingga literasi tiap mata pelajaran yang didapatkan oleh siswa sangat minim.
"Dalam PJJ juga ditemui banyak kendala seperti ketersediaan sinyal telekomunikasi dan sarana (gawai) yang terbatas. Kemudian, pengawasan orang tua maupun guru yang tidak maksimal sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas siswa," kata Arif.
Sejumlah langkah disiapkan untuk mendongkrak kualitas siswa, khususnya yang mengalami penurunan. Baik guru maupun orang tua diharapkan mampu berkolaborasi agar upaya mitigasi terhadap potensi penurunan kualitas siswa bisa diminimalkan.
"Kami juga mendorong satuan pendidikan di tiap-tiap kapanewon untuk melakukan inovasi pembelajaran dalam durasi waktu yang terbatas. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat tengah kami siapkan. Kami juga terus berupaya memaksimalkan cara PJJ yang lebih efektif," kata Arif.
Salah satu orang tua siswa, Akhmadi, 43, warga Bendungan, Kapanewon Wates, Kulonprogo, mengatakan pembelajaran jarak jauh menghasilkan sejumlah anomali di keluarganya. Sang anak yang bersekolah di salah satu SMP di Kapanewon Wates justru disibukkan dengan gawai dan tugas sekolah yang masif.
BACA JUGA: Pembebasan Lahan Tol Jogja-Bawen Terganjal 8 Persen Lahan SG, Nilainya Mencapai Rp200 Miliar
"Anak saya justru tidak punya waktu bersama keluarga. Sewaktu pembelajaran tatap muka, setiap Sabtu dan Minggu anak saya bisa bercengkrama dengan bapak ibunya. Saat PJJ dilaksanakan anak saya disibukkan dengan tugas, bahkan pada Sabtu dan Minggu pun penuh dengan tugas sekolah," katanya.
Akhmadi berharap Disdikpora Kulonprogo mampu menerapkan formulasi yang tepat saat penerapan PJJ kembali dilakukan. Baik guru maupun orang tua diharapkan juga saling berkoordinasi terkait dengan capaian siswa seperti yang telah ditetapkan dalam kurikulum.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Viral Aksi Mesum Parkiran Abu Bakar Ali Jogja, Satpol PP Dorong Adanya Kontrol Sosial
- Pemkot Berkomitmen Selesaikan Sampah dari Hulu sampai Hilir
- Dorong Pilkada Lebih Fair dan Bermartabat, PDIP Kulonprogo Bentuk Satgas OTT Politik Uang
- Hujan Deras, Dapur di Rumah Warga Kasihan Bantul Roboh Timpa Penghuni
- Bencana Hidrometeorologi, Pemkab Gunungkidul Segera Tetapkan Status Siaga
Advertisement
Advertisement