Advertisement

Bingung dengan Arah Ngalor-Ngidul dan Ngetan-Ngulon di Jogja, Ini Tipsnya

Newswire
Minggu, 06 Maret 2022 - 16:17 WIB
Bhekti Suryani
Bingung dengan Arah Ngalor-Ngidul dan Ngetan-Ngulon di Jogja, Ini Tipsnya Penampakan Gunung Merapi dari Kali Gendol Argomulyo, Cangkringan, Sleman, Jumat (6/11/2020). - Harian Jogja/Abdul Hamid Razak

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Warga Jogja punya kebiasaan untuk menunjuk arah jalan atau lokasi tertentu. Bukan menggunakan kiri kanan, orang Jogja biasanya menggunakan arah mata angin seperti utara-selatan dan timur-barat untuk menunjuk suatu arah, misalnya untuk mencari suatu alamat.

Kebiasaan ini tentu bikin bingung bagi wisatawan maupun mahasiswa baru yang mungkin baru datang ke Jogja. Sebab kebiasaan di luar Jawa, penunjuk arah biasanya hanya menggunakan kiri kanan.

Advertisement

Dilansir dari Suara.com, jaringan Harianjogja.com, disebut-sebut kebiasaan menggunakan arah mata angin ini bukan cuma eksis di Jogja, melainkan diterapkan hampir semua orang Jawa, terutama mereka yang tinggal di desa; tak ada alasan tertentu, hanya kebiasaan turun temurun.

Namun, ada satu alasan yang paling populer: koneksi kuat orang Jogja dengan Gunung Merapi, termasuk posisinya secara fisik.

Berada di perbatasan antara Jawa Tengah dan DIY, penampakan Gunung Merapi, yang begitu gagah itu, bisa dilihat dari hampir seluruh sudut di Jogja.

Inilah yang kemudian dijadikan patokan orang Jogja untuk menentukan navigasi. Sekalinya melihat ada Gunung Merapi, mereka langsung tahu di situlah arah utara atau lor.

Cara ini pun sering dimasukkan ke daftar tips mencari tahu arah mata angin saat berada di Jogja. Salah satunya pernah dibagikan akun selebtwit Jogja Mas Agung pemilik akun Twitter @PenjahatGunung.

Yang terpenting untuk diingat, kalau kita menghadap utara, belakang kita adalah selatan, sedangkan tangan kiri barat, dan kanan timur. Tinggal diputar-putar saja kalau patokan yang didapat bukan utara. Berikut selengkapnya:

1. Posisi Gunung Merapi

Menurut tips dari Mas Agung, saat di depan mata terlihat Gunung Merapi, sudah bisa dipastikan di depan mata pula adalah arah utara.

2. Arah Matahari terbit

Sudah umum diketahui, matahari terbit dari timur dan terbenam di barat, jadi kalau mata makin picing di pagi hari karena sorotan matahari dari depan, berarti saat itu kita menghadap ke timur, belakang kita barat, kiri utara, dan kanan selatan.

3. Posisi bayangan

Masih menggunakan kontribusi matahari, posisi bayangan, kata Mas Agung, juga bisa dipakai untuk mencari tahu arah mata angin saat tak ada kompas.

Posisi bayangan sudah pasti berlawanan dari matahari, dengan objek yang direfleksikan sebagai pembatasnya. Maka dari itu, misalnya di pagi menuju siang hari, saat bayangan kita berada di depan, berarti matahari ada di belakang kita. Dengan kata lain, kita sedang menghadap ke barat dan membelakangi arah matahari terbit -- timur.

4. Arah kiblat di masjid

Kiblat salat adalah barat. Gampang saja saat berada di masjid, tinggal lihat ke mana arah kiblat atau barat, lalu tinggal menentukan tiga arah mata angin lainnya.

5. Jalan-jalan besar di Jogja

Kebanyakan jalan besar di Jogja membujur lurus dari utara ke selatan atau dari barat ke timur. Ini daftar yang sudah dirangkum Mas Agung:

Jalan utara-selatan: Ring Road Barat, Jl Kabupaten, Jl Magelang, Jl Monjali, Jl Kaliurang, Jl Gejayan, Jl Seturan, Ring Road Timur, Jl Gedong Kuning, Jl Veteran, Malioboro, Jl Tamansiswa, Jl HOS Cokroaminoto, Jl Imogiri, Jl Bantul, Jl Parangtritis, dll.

Jalan barat-timur: Ring Road Utara, Jl Selokan Mataram, Jl Colombo, Jl Jogja-Solo sampai tembus Jl Godean, Jl Kusumanegara sampai tembus Jl Wates, Jl Wonosari, Jl MT Haryono (Jokteng kulon) sampai tembus Jl Perintis kemerdekaan (XT Square), dan Ring Road Selatan.

6. Elevasi jalan

Menurut Mas Agung, "Kalo kamu ngrasa jalan yang kamu lalui semakin menurun (walaupun nurunnya dikit) berarti kamu sedang menuju kearah selatan. Karena di sisi utara ada Gunung Merapi, dan di selatan ada Pantai Parangtritis, itulah kenapa sisi utara lebih tinggi."

Namun, kata dia, cara ini enggak selalu berlaku di seluruh Jogja karena bentang alam di pinggir kota berbeda-beda.

7. Rel kereta Selokan Mataram

Cara terakhir untuk menguasai navigasi saat berada di Jogja adalah dengan berpatokan pada rel kereta Selokan Mataram.

"Yogyakarta dibelah oleh rel kereta dan selokan mataram yang arahnya barat-timur. Jadi misal ketika kita sedang menyebrangi rel kereta, berarti kita sedang menuju ke arah utara/selatan," jelas Mas Agung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Suara.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Aniaya Wartawan, Danlanal Ternate Copot Komandan Pos Lanal Hasel

News
| Jum'at, 29 Maret 2024, 13:27 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement