Jadi Sorotan! Jalan Godean Kerap Rusak Padahal Sering Diperbaiki
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN-Sejumlah titik di sepanjang ruas Jalan Godean, Kapanewon Godean, mengalami kerusakan. Selain karena beban kendaraan yang kerap melampaui batas maksimal, tertutupnya saluran air hujan juga menjadi penyebab kerusakan ini terjadi terus menerus walau sudah rutin diperbaiki.
Panewu Godean, Ikhsan Waluyo, menjelaskan kerusakan terjadi di sejumlah titik di antara Jalan Godean Km 6,7- Km 15. “Pemeliharaan itu dari provinsi ada namun demikian mungkin belum memenuhi dan dari masyarakat sudah kesadaran sendiri,” ujarnya, Selasa (8/3/2022).
Advertisement
Masyarakat kata dia, sebenarnya rutin memantau kondisi jalan dan jika terjadi kerusakan segera dilaporkan ke Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan Dan Energi Sumber Daya Mineral (PUP ESDM) DIY. Namun jika belum mendapat perbaikan dari instansi terkait, masyarakat setempat biasanya berinisiatif menambal jalan dengan aspal.
BACA JUGA: Epidemiolog UGM Dukung Penghapusan Tes Covid-19 untuk Pelaku Perjalanan, Ini Penjelasannya
Selain perbaikan jalan yang rusak, ia juga berharap Dinas PUP ESDM DIY bisa memperlebar saluran air hujan di sepanjang Jalan Godean. hal ini diperlukan agar saluran tidak mudah tersumbat sehingga mengakibatkan genangan yang akhirnya merusak jalan.
Kepala Bidang Bina Marga Dinas PUP ESDM DIY, Kwaryantini Ampeyanti Putri, menjelaskan perbaikan untuk Jalan Godean yang termasuk dalam 116 km jalan provinsi di Sleman sebenarnya telah dilakukan rutin setiap tahun.
Namun perbaikan tidak maksimal lantaran anggaran yang dimiliki untuk perbaikan tersebut terbatas. “Anggaran yang sangat minim. Kami hanya dapat Rp4 miliar untuk wilayah Sleman. Itu harus dibagi untuk 15 ruas jalan. Satu ruas jalan juga harus melaksanakan pembersihan, saluran, kalau terjadi longsor ditangani,” katanya.
Pada tahun ini, khusus untuk pemeliharaan Jalan Godean telah dialokasikan sebesar Rp1,8 miliar. Jumlah ini menurutnya belum bisa memenuhi kebutuhan untuk membuat jalan menjadi benar-benar mulus. Jika kondisi jalan sudah rusak parah, maka perlu menggunakan mekanisme rekonstruksi, bukan lagi pemeliharaan.
Ia menyebutkan kerusakan jalan disebabkan yang pertama tidak maksimalnya fungsi drainase. Ia melihat saluran drainase di sepanjang Jalan Godean justru banyak digunakan untuk berjualan di atasnya.” Yang terjadi di sini banyak yang memanfaatkan ruang jalan untuk usaha. Ini menyebabkan saluran air terganggu,” katanya.
Faktor kedua yakni tonase kendaraan yang melebihi beban maksimal, yakni 8 ton. Hal ini menurutnya sulit dikendalikan. “Muatan kita juga ga bisa ngontrol. Kendaraan overload, karena jalan provinsi dibatasi 8 ton. Sedangkan yang melewati tidak terkontrol,” ungkapnya.
Wakil Ketua Komisi C DPRD DIY, Gimmy Rusdin, mengatakan supaya jalan provinsi tidak rusak terus menerus perlu ada kajian dan kebijaksanaan. “Seperti ini sepanjang jalan ini kan ada selokannya tapi sudah tertutup, ini harus ada terobosan baik dari provinsi maupun kabupaten dalam hal penertiban pedagang kaki lima,” ungkapnya.
Komisi C DPRD DIY kata dia, juga telah berusaha menaikkan anggaran untuk pemeliharaan jalan provinsi ini menjadi Rp100 miliar. “Kalau Sleman saja ada 116 Km, minimal dibutuhkan Rp20 miliar, baru bisa sesuai harapan,” ujarnya.
Ia juga berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan DIY untuk menertibkan kendaraan dengan tonase melebihi beban maksimal jalan provinsi. Selain itu, pemasangan lampu jalan juga harus dimaksimalkan untuk meminimalisir angka kecelakaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan Serahkan Bantuan untuk Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement