Advertisement

UGM Kembangkan Padi Amfibi, Bisa Ditanam di Lahan Non-Sawah

Lugas Subarkah
Senin, 21 Maret 2022 - 13:27 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
UGM Kembangkan Padi Amfibi, Bisa Ditanam di Lahan Non-Sawah Ilustrasi. - AntaraFoto/ Yusran Uccang

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN-Menyiasati penurunan produksi padi di Indonesia diakibatkan perubahan iklim global serta dampak pengalihan fungsi lahan sawah ke non-sawah yang mencapai 96.512 hektar per tahun, tim peneliti dari Fakultas Pertanian UGM tengah mengembangkan varietas padi amfibi.

Pengembangan varietas ini diketuai oleh Taryono. Varietas ini diberi nama Gamagora, yang merupakan kependekan dari Gama Gogo Rancah. “Gamagora sedang dilakukan uji multilokasi sebanyak 14 lokasi di seluruh indonesia,” ujarnya, Senin (21/3/2022).

Advertisement

Padi ini tengah diuji di delapan lokasi pada sawah dan enam lokasi pada tanah tadah hujan. Kegiatan uji multilokasi untuk mendapatkan izin edar dan izin rilis varietas baru dari Kementerian Pertanian. Anggota peneliti lainnya, Panjisakti Basunada, menuturkan uji multilokasi juga bertujuan untuk mendapatkan keunggulan padi ini dibanding dengan padi sejenis yang sudah ditanam di Indonesia.

Memiliki potensi produksi mencapai 10 ton per hektare, padi amfibi ini tengah dilakukan uji multilokasi terhadap 10 galur harapan di 14 lokasi di sembilan provinsi yang meliputi Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DIY, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan dan Halmahera Utara.

“Di sini yang akan kami libatkan ada sepuluh calon, ditambah dengan empat pembanding. Dibandingkan dengan kultivar yang sudah eksis, yang disukai petani dan unggul. Paling tidak syarat kultivar bisa lulus menyamai penampilan, menyamai karater yang unggul,” katanya.

Baca juga: Luas Tanaman Padi di Gunungkidul Menurun Drastis

Keunggulan dari jenis padi ini bisa ditanam di lahan persawahan maupun lahan non sawah. “Sampai saat ini sempat kami prediksi sudah mulai kelihatan beberapa nomor sudah melihat potensi hasil lebih tinggi di padi pembandingnya. Ada kemampuan beradaptasi dan stabilitas. Siap dirilis nasional jika bagus di semua tempat. Jika hanya satu tempat, maka hanya kultivar satu tempat saja,” ungkapnya.

Rektor UGM, Panut Mulyono, M.Eng, mengapresiasi hasil inovasi riset padi Gamagora yang sudah memasuki uji multilokasi. Menurutnya padi ini memiliki potensi untuk bisa ditanam di dua lokasi area persawahan dan lahan kering.

Maka, padi ini menurutnya bisa menjadi bibit padi yang baik untuk meningkatkan produktivitas padi di tanah air. Ia juga telah meninjau salah satu lokasi uji multilokasi padi Gamagora, di Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT) UGM, Minggu (20/3/2022).

“Bibit yang bagus menjadi kebutuhan bagi pertanian kita bahwa produktivitas harus kita tingkatkan per hektarenya. Saya kira minimal 10 ton per hektare sangat bagus dan dengan meningkatnya produktivitas per hektare tentu menguntungkan petani,” katanya.

Ia berharap padi Gamagora ini selain potensial menghasilkan produksi panen per hektare yang tinggi, namun juga memiliki keunggulan terhadap hama penyakit serta bisa lolos uji varietas dan mendapatkan izin edar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Gelombang I Pemberangkatan Jemaah Calon Haji ke Tanah Suci Dijadwalkan 12 Mei 2024

News
| Jum'at, 19 April 2024, 17:57 WIB

Advertisement

alt

Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter

Wisata
| Minggu, 14 April 2024, 18:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement