Advertisement
Saatnya Menjaga Air untuk Anak Cucu
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Peringatan Hari Air Sedunia digelar setiap 22 Maret. Tahun ini, peringatan mengusung tema Groundwater: making the invisible, visible. Tema ini sarat dengan makna dan harus disadari oleh masyarakat.
Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa mengatakan tema tersebut diadaptasi menjadi tema nasional. Pemerintah mengajak masyarakat untuk mengkampanyekan Mantab atau Melestarikan Air Tanah Agar Berkesinambungan. "Tema tersebut menunjukkan pentingnya pemanfaatan maupun pengelolaan air tanah secara luas," kata Danang saat ditemui, Rabu (23/3/2022).
Advertisement
Dia menjelaskan air tanah merupakan sumber daya yang paling banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia seperti air minum, irigasi pertanian atau perikanan, sistem sanitasi, maupun kebutuhan industri. Selain itu, air tanah memiliki arti penting dalam agenda pembangunan berkelanjutan, khususnya dalam mewujudkan kemandirian dan ketahanan pangan.
"Oleh karena itu sudah menjadi kewajiban bagi kita semua untuk menjaga kelestarian air sehingga tidak terjadi krisis air bersih di masa mendatang," ujarnya.
Danang menjelaskan, Kabupaten Sleman yang terletak di lereng Gunung Merapi mempunyai posisi strategis terkait dengan air tanah, khususnya untuk wilayah DIY. Beberapa wilayah di Sleman merupakan daerah resapan air yang penting dalam pelestarian air tanah. "Pemkab Sleman berusaha untuk tetap menjaga wilayah resapan air untuk menjaga kuantitas dan kualitas air tanah yang ada," katanya.
Dia menegaskan perubahan pemanfaatan tanah menjadi salah satu perhatian serius Pemkab. Adanya Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) dan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) menjadi pijakan Pemkab untuk menjaga perubahan pemanfaatan tanah di Bumi Sembada.
Selain itu, Pemkab secara konsisten dan bertahap senantiasa mengupayakan pengelolaan sumber daya air melalui penanaman pohon, pengelolaan sungai, pengelolaan mata air, pembuatan sumur resapan, pembangunan embung dan pembangunan bendung. "Hingga 2021 sumber daya air alami yang teridentifikasi sebanyak 70 sungai dan 373 mata air. Sedangkan sumber daya air buatan yang terbangun d Sleman sebanyak 29 embung," katanya.
Dia mengatakan keberadaan sumber daya air sangat penting, terutama sebagai konservasi air mengingat ketersediaan air juga merupakan kunci dari tercapainya kemandirian dan kedaulatan pangan. Dari 373 mata air yang teridentifikasi, mata air yang berada kondisi baik sejumlah 186 mata air. "Salah satu upaya Pemkab Sleman untuk menjaga mata air adalah melakukan Gerakan Penghijauan dengan penanaman pohon di sekitar sumber mata air," katanya.
Danang mengatakan peringatan Hari Air menjadi momentum untuk kembali menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam menata dan memelihara kelestarian lingkungan. Tujuannya untuk meningkatkan daya dukung dan fungsi lahan sehingga berfungsi optimal menjaga ketersedian air bersih untuk masyarakat.
"Upaya Pemkab tidak optimal tanpa dukungan masyarakat maupun swasta. Untuk itu saya mengajak masyarakat Sleman maupun perusahaan yang ada di Sleman untuk bersama-sama melestarikan air. Air untuk kehidupan, oleh karena itu mari menjaga sumber air untuk anak cucu," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Prediksi Cuaca Jogja dan Sekitarnya Selasa 23 April 2024: Hujan Ringan
- Jadwal Kereta Bandara YIA Xpress Selasa 23 April 2024, Tiket Rp50 Ribu
- Jalur Trans Jogja, Melewati Kampus Mal hingga Destinasi Wisata
- Jadwal Pemadaman Listrik Jogja dan Sekitarnya Selasa 23 April 2024, Cek Lokasi!
- Catat! Ini Jadwal SIM Keliling Jogja Bulan April 2024
Advertisement
Advertisement