Advertisement
Menpora: Banyak Pelajar Tidak Bugar, SKJ Perlu Dihidupkan Kembali

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali menilai saat ini para pelajar rata-rata kondisinya kurang bugar. Oleh karena itu Kemenpora mendorong pentingnya dihidupkan kembali kegiatan Senam Kesegaran Jasmani (SKJ).
Zainudin Amali mengungkapkan berdasarkan penelitian salah satu perguruan tinggi, dari total 2.000 pelajar hanya lima saja yang dalam kondisi bugar. Hal ini bisa menggambarkan kondisi sebagian besar pelajar di Indonesia, bahkan masyarakat Indonesia. Karena berdasarkan penelitian pula seseorang dalam keadaan bugar, dalam sehari melangkahkan kaki sebanyak 75.000 per hari.
Advertisement
"Kira-kira seperti itu, ada ukuran paling sederhana menurut ahli, ukuran sederhana kebugaran seseorang dari langkah kaki minimal 70.000 langkah per hari. Setelah diteliti masyarakat Indonesia hanya 3.500 per hari. Penelitian [pelajar] ini juga menggambarkan pemuda tetapi masyarakat secara umum," katanya kepada wartawan di sela-sela penandatanganan kerja sama dengan Rektor UGM di Balairung, Jumat (25/3/2022).
Oleh karena itu ia mendorong agar SKJ di sekolah kembali dihidupkan seperti era dahulu. Zainudin menilai akan menjadi masalah saat sudah masuk perguruan tinggi, ketika sebagian besar pelajar jenjang SMA tidak memiliki kebugaran. Hanya saja, untuk menerapkan kembali SKJ ini butuh penelitian sebagai dasar ilmiah. Oleh karena dalam proses membutuhkan akademisi perguruan tinggi seperti UGM.
Baca juga: BPJS Kesehatan Siapkan Strategi Hadapi Endemi
"Itu gambaran umum kondisi kebugaran kita, dulu di sekolah umum ada SKJ sekarang tidak ada. Mana ada SD SMP SMA yang masih ada senamnya. Saya kira sudah tidak ada," katanya.
Menpora juga menyinggung soal indeks pembangunan kepemudaan digariskan Bapenas belum maksimal. Bahkan 2020 indeksnya turun dibandingkan 2019, karena banyak kegiatan kepemudaan tertunda akibat covid. Padahal pemuda memiliki potensi besar jika dikepola dengan baik untuk memberikan manfaat kepada bangsa.
Butuh perguruan ringgi untuk meneliti dan memberikan rekome dasi. Secara spintas ada yang hilang, kalau dulu sekolah ada senam kesegaran jasmani sekarang tidak ada lagi," ujarnya
Rektor UGM Profesor Panut Mulyono menyatakan kesiapannya dalam membantu penelitian bidang keolahragaan. Semua pihak tentu sepakat dalam memajukan keolahragaan di Indonesia dengan harapan prestasi olahraga di Indonesia terus meningkat.
"Olahraga manfaatnya sangat besar, tidak hanya untuk kesehatan dan kebugaran tetapi alat diplomasi, dalam nerbagai kepentingan terutama di tingkat internasional," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

19% Lahan di Jateng Belum Bersertifikat, Pemprov dan Kementerian ATR/BPN Siap Kolaborasi Sertifikasi Tanah Tak Bertuan
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal dan Tarif Angkutan DAMRI di Jogja, Kamis 17 April 2025
- Jadwal dan Lokasi Layanan Perpanjangan SIM di Sleman, Kamis 17 April 2025
- Prakiraan Cuaca di Jogja Hari Ini, Kamis 17 April 2025, Hujan Ringan Mungkin Terjadi
- Okupansi Merosot, PHRI DIY Minta Relaksasi Pajak kepada Pemkot Jogja
- TASPEN Imbau Seluruh Peserta untuk Lindungi Data Pribadi
Advertisement