Advertisement
Jadi Biang Rasjal, Polda DIY: Geng Sudah Tak Lagi Identik dengan Sekolah

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL--Geng sebagai biang sejumlah kasus kekerasan jalanan (rasjal) di DIY belakangan ini dinilai sudah sangat berkembang.
Kasubdit Babinkantibmas Polda DIY, AKBP Sinungwati mengatakan saat ini geng bukan hanya terkait dengan sekolah, tetapi juga alumni. Geng sudah bukan lagi geng sekolah, tetapi sudah bergabung dengan geng kampung hingga geng di tempat-tempat tongkrongan.
Advertisement
"Jadi sudah tidak ada identitas sekolah saja, meskipun yang identitas sekolah ya masih ada," kata dia dalam diskusi bertajuk Yogyakarta Kota Pelajar: Merumuskan Solusi Kejahatan Jalanan Remaja yang digelar oleh Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) Wilayah V DIY di Kampus Stipram, Banguntapan, Bantul, Senin (18/4/2022).
BACA JUGA: Bus Pariwisata di DIY Dikerahkan Mengangkut Pemudik Lebaran
Tak hanya itu, perkembangan geng juga terjadi pada aspek senjata yang dibawa. Bila dulu senjata mereka hanya sabuk dengan gir kecil dan golok kecil, kini pelaku membawa samurai panjang.
"Celuritnya juga sekarang berbeda bisa mengenai korban dari jauh. Jadi peralatannya [senjata] yang dipakai pun juga berkembang. Karena memang gengnya itu juga sudah berkembang," kata dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) DIY, Endang Patmintarsih menyampaikan ada tujuh klaster masalah anak yang menjadi sasaran dinasnya, salah satunya adalah anak yang berhadapan dengan hukum.
BACA JUGA: Jaring Wisatawan saat Lebaran, TPR Pantai Samas Dipercantik
Untuk itu, Dinsos DIY memiliki Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Remaja yang menangani anak yang berhadapan dengan hukum.
"Di sana anak yang dititipkan di balai kami dalam proses penyidikan sampai dengan proses penentuan keputusaan hakim, ada di kami di Dinsos dengan regulasi Kemensos," kata dia, Senin.
Di balai itu, kata dia, pihaknya memberikan keterampilan, memberi bimbingan mental sosial, karena dari sisi itu yang paling penting. Sisi agama, sisi sosialnya, kemudian mereka dikasih aktivitas olahraga.
Di balai itu pula, anak dilayani oleh pekerja sosial, psikolog, hingga dokter agar dapat mengubah perilaku remaja dengan mengisi waktu luang mereka.
"Jadi tidak memutus sekolah mereka dalam proses mereka menjalani penyidikan atau penetapan di pengadilan," ujar dia.
Setelah selesai direhabilitasi, anak akan dikembalikan ke keluarga. Itulah sebabnya, peran keluarga, menurut dia sangatlah penting. "Ternyata 98 persen masalah yang ada di kami, itu adalah berawal dari masalah keluarga," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal SIM Corner Jogja Mall City dan Ramai Mal Malioboro, Kamis 3 Juli 2025
- Angka Stunting di Bantul Turun, Dinkes Fokuskan Pencegahan Sejak Remaja
- Top Ten News Harianjogja.com, Kamis 3 Juli: Tragedi Mahasiswa KKN UGM, Suicide Mahasiswi UNS Solo hingga Tol Klaten Prambanan Dibuka
- Jadwal Bus Sinar Jaya dari Malioboro Jogja ke Pantai Parangtritis Bantul dan Pantai Baron Gunungkidul, Kamis 3 Juli 2025
- Koalisi Jogo Banyu Yogyakarta Dorong Diversifikasi Ekonomi Penambang Rakyat
Advertisement
Advertisement