Advertisement
Lingkungan Sekolah di Gunungkidul Masih Mewajibkan Masker

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Meskipun penggunaan masker dilonggarkan, lingkungan sekolah di Gunungkidul masih memberlakukan kewajiban memakai masker secara ketat. Pengetatan menjadi cara mengajarkan pola hidup sehat dan bersih kepada siswa.
Kepala SMPN 2 Wonosari Agus Maryanto menyebut ada salah paham pada maksud pelonggaran masker oleh siswanya. “Jadi mereka kira pelonggaran tersebut tanpa syarat, padahal pelonggaran hanya untuk di luar ruangan,” kata dia, Kamis (19/5/2022).
Advertisement
BACA JUGA: TelkomClick 2023: Kesiapan Kerja Karyawan dalam Sukseskan Strategi Five Bold Moves di Tahun 2023
BACA JUGA: Hebat, 2 Sekolah DIY Masuk 10 Besar Top 1000 SMA Terbaik Versi LTPMPT
Kesalahpahaman atas pelonggaran masker tersebut, kata Agus, menyebabkan siswanya tak memakai masker ke sekolah. “Cukup banyak kemarin yang enggak pakai masker, lalu kami kasih tahu kalau masker tetap wajib di sekolah,” ujarnya.
Agus mengatakan kegiatan sekolah masih banyak dilakukan di dalam ruangan. “Sehingga kami tetap mewajibkan pemakaian masker, termasuk prokes lain misalnya cuci tangan, cek suhu, dan lainnya,” katanya.
Menurut dia, pola hidup sehat dan bersih (PHBS) harus diterapkan secara disiplin di lingkungan sekolah maupun di masyarakat luas. “Apalagi sekarang ada hepatitis akut yang menyerang usia anak,, jadi saya kira prokes masih relevan,” ujarnya.
Hal sama juga dilakukan Kepala SDN 1 Playen Barjo. “Prokes masih ketat juga untuk mengantisipasi hal-hal negatif yang dapat muncul,” katanya, Kamis (19/5/2022).
Hal-hal negatif yang dimaksud Barjo adalah penularan Covid-19 dan hepatitis akut yang masih misterius.
Pengetatan prokes, menurut Barjo, juga menjadi model efektif mengajarkan pada anak soal PHBS. “Siswa juga sudah terbiasa dengan PHBS jadi ya kami lanjutkan saja karena tujuannya baik untuk anak,” katanya.
Sekretaris Dinas Pendidikan Gunungkidul Winarto menyebut belum ada kebijakan pelonggaran di lingkungan pendidikan. “Dari bupati juga belum ada instruksi khusus soal itu jadi kami masih perketat,” ujarnya.
Selain memperketat prokes di lingkungan sekolah, Winarto menjelaskan telah meminta setiap sekolah untuk berkoordinasi dengan puskesmas terdekat untuk mengantisipasi hepatitis akut.
“Langkah itu diambil agar tidak ada penyebaran hepatitis akut di sekolah karena sudah pembelajaran tatap muka (PTM) secara penuh,” ujar dia.
BACA JUGA: Dinkes Kulonprogo Izinkan Buka Masker di Ruang Terbuka, Asal..
Winarto menyebut jangan sampai PTM penuh terganggu oleh hepatitis akut, seperti Covid-19 yang mengganggu pembelajaran beberapa waktu lalu.
“Selain itu kami minta sekolah untuk lebih mengaktifkan lagi unit kesehatan sekolah untuk menyediakan langkah-langkah darurat,” katanya.
BACA JUGA: Finnet Dukung Digitalisasi Sistem Pembayaran Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

202 Makam di Boyolali Tergusur Tol Jogja Solo, Para Ahli Waris Terima UGR Rp1 Miliar
Advertisement

Ini Wisata Air di Wilayah Terpencil Gunungkidul yang Menarik Dikunjungi
Advertisement
Berita Populer
- Simak Stok Darah PMI DIY Awal April Ini
- Jadwal Donor Darah di Jogja Hari Ini, Dilakukan Setelah Buka Puasa
- Bantul Bakal Kebanjiran 2 Juta Pemudik Lebaran 2023
- Belasan Motor Milik Remaja Pelaku Perang Sarung Disita hingga Lebaran
- Pembinaan Rohani Kristiani di Sleman Hadirkan Damai bagi Sesama dan Alam
Advertisement
Advertisement