Advertisement
Dilema Penggunaan Gadget di Sekolah, Begini Sikap Disdikpora Kulonprogo
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Penggunaan gadget di sekolah memiliki dampak baik dan buruk bagi siswa. Di satu sisi siswa bisa mengakses pelajaran dari Internet, di sisi lain gadget juga membuat siswa kecanduan.
Kepala SMPN 2 Wates Turismiyati mengatakan di lingkungan sekolahnya siswa boleh membawa gadget jika guru mata pelajaran mensyaratkan membawa gadget saja. Sehingga tidak semua siswa bisa membawa gadget saat kegiatan belajar mengajar (KBM).
Advertisement
"Hal ini untuk mengurangi banyaknya anak main handphone di saat guru mengajar tetapi tidak memerlukan handphone," paparnya kepada Harian Jogja, Jumat (27/05/2022).
Kepala SD Conegaran Sugiyah mengatakan sisi positif dari penggunaan gadget adalah siswa bisa melek teknologi dan bisa mencari materi yang belum diketahui. Juga mempermudah interaksi guru dan siswa.
Sementara, sisi negatifnya siswa menjadi pribadi yang asosial karena sibuk dengan gadgetnya. Keseringan menggunakan gadget menurutnya membuat siswa kecanduan game sehingga rasa sosial untuk bergaul dengan temannya hilang.
"Lebih parah lagi kalau guru sedang mengajar siswa bermain dengan gadgetnya, bukan pelajaran yang dilihat. Guru dalam mengajar tidak diperhatikan," tuturnya.
Selain itu dampak negatif lainnya budaya karakter yang telah membudaya menjadi hilang. Di antaranya seperti jiwa sosial, jujur, hingga percaya diri.
Sementara, Kepala Dinas Disdikpora Kulonprogo Arif Prastowo menjelaskan mengenai penggunaan gadget di sekolah Disdikpora akan melakukan pengamatan terlebih dahulu sebelum mengambil kebijakan.
"Kami akan cermati dulu kebijakan seperti apa yang paling baik, karena handphone prinsipnya kalau di ruang kelas jelas enggak boleh," ucapnya.
Penggunaan gadget masih dipertimbangkan apakah tidak diperlukan sama sekali di sekolah atau diizinkan saat istirahat untuk berkomunikasi dengan orang tua.
"Sekarang sudah kembali ke PTM, dengan cara-cara PTM yang lama," ujarnya.
Akan tetapi, kata Arif, gadget juga bisa mendukung sumber belajar. Karena guru menurutnya saat ini tidak bisa mendominasi sumber belajar.
"Internet maupun alat-alat yang lain di ruang kelas. Banyak digunakan cara-cara seperti itu. Tidak konvensional seperti dulu. Ini tergantung inovasi dan kreativitas guru," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- BRI Cetak Laba Rp15,98 Triliun, ke Depan Lebih Fokus Hadapi Tantangan Domestik
- Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani
- Adik Aniaya Kakak hingga Meninggal di Kalikotes Klaten, Penyebab Masih Misteri
- Bus Eka Seruduk Truk Muatan Keramik di Tol Kebakkramat Karanganyar, 1 MD 4 Luka
Berita Pilihan
Advertisement
Wakil Presiden Dijadwalkan Membuka Rakernas Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Rekrutmen Badan Ad Hoc Pilkada 2024 Dimulai, Bawaslu DIY Beri Catatan Ini untuk KPU
- Pelaku UMKM di Jogja Didorong Segera Urus Sertifikasi Halal Sebelum Oktober 2024
- Info Stok Darah dan Jadwal Donor Darah Rabu 24 April 2024 di PMI se-DIY
- 4 Produk Lokal DIY Mendapatkan Sertifikasi Indikasi Geografis, Ini Manfaatnya
- Budayawan di Jogja Dilibatkan Pembuatan Maskot Pilkada 2024
Advertisement
Advertisement