Segoroyoso Mogok, Masyarakat Jogja Disarankan Konsumsi Daging Beku

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Pemda DIY memperkirakan akan terjadi dampak terhadap peredaran daging selama beberapa hari ke depan karena Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Segoroyoso Pleret, Bantul mogok tidak melakukan penyembelihan. Masyarakat diarahkan sementara untuk mengonsumsi daging beku.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY Sugeng Purwanto mengakui ditutupnya pusat pemotongan hewan Segoroyoso Bantul tentu ada dampak terhadap peredaran daging di DIY. Akan tetapi ia belum dapat memperkirakan seberapa besar dampak kekurangan daging.
Advertisement
BACA JUGA: TelkomClick 2023: Kesiapan Kerja Karyawan dalam Sukseskan Strategi Five Bold Moves di Tahun 2023
"Pasti akan ada pengaruhnya hanya seberapa besar ini kami belum bisa prediksi," kata Sugeng, Kamis (2/6/2022).
Sugeng mengatakan jika masyarakat kesulitan mendapatkan daging segar di pasaran, maka daging beku menjadi salah satu alternatif. Karena kemungkinan daging jenis ini masih tersedia. Selain itu kemungkinan akan lebih aman.
BACA JUGA: Bekas Wali Kota Jogja Haryadi Suyuti Dikabarkan Ditangkap KPK
"Tetapi sebenarnya, pengalihan konsumsi dari daging segar dengan daging beku bisa menjadi solusi juga supaya kita tidak panik dan daging yang frozen sementara lebih aman," ucapnya.
Ia mengatakan meski belum mendapatkan data detail terkait PMK, namun kasusnya terus meningkat di beberapa wilayah DIY. Pemda DIY bersama kabupaten serta Satgas terus berusaha melakukan antisipasi. Sugeng berharap di jajaran kabupaten terus secara aktif melakukan penanganan.
"Memang dari hari ke hari sudah melakukan antisipasi dengan satgas khusus dan kabupaten. Kami sangat mengharapkan peran aktif kabupaten. Kecepatan penyebaran PMK ini harus diwaspadai. Pertama di Galur sekarang bermunculan di lokasi lain, jadi harus memaksimalkan antisipasi ketat," katanya.
Jumlah kasus yang bertambah, kata dia, ada di Gunungkidul dan Sleman. "Gunungkidul sebelumnya sembilan sekarang bada kenaikan, Sleman juga ada indikasi kenaikan. Kalau yang mati memang belum ada semoga saja tidak ada," ujarnya.
Sebelumnya Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X merespons terkait penutupan Segoroyoso sebagai pusat pemotongan hewan di DIY. Menurutnya penutupan itu mungkin hanya kekhawatiran, tentunya rumah pemotongan hewan di wilayah DIY lainnya masih ada yang beroperasi sehingga Sultan tak mempersoalkannya.
"[Segoroyoso tutup] Bukan berarti tidak ada penyembelihan dalam jumlah besar. Yang penting bagaimana mengantisipasi agar penularan baru ini tidak masuk ke DIY, kalau ditemukan langsung ditangani cepat," kata Sultan pada Selasa (31/5/2022) lalu.
BACA JUGA: Finnet Dukung Digitalisasi Sistem Pembayaran Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Deretan Negara di Eropa yang Bisa Dikunjungi Bagi Pelancong Berduit Cekak
Advertisement
Berita Populer
- Kapolres Kulonprogo Dicopot dari Jabatannya, Buntut Penutupan Patung Maria
- Pemda DIY Siapkan 3 Langkah untuk Kawal Pembayaran THR Tepat Waktu
- Danramil Rongkop Terlibat Kecelakaan di Jalan Imogiri, 1 Meninggal Dunia
- Tok! Pilihan Lurah di Gunungkidul pada 2024 Dipastikan Ditunda
- Tagihan LPJU Gunungkidul Nyaris Rp1 Miliar Per Bulan
Advertisement