Advertisement

Jelang Iduladha, Harga Sapi dan Kambing di Bantul Makin Mahal

Ujang Hasanudin
Minggu, 05 Juni 2022 - 18:17 WIB
Bhekti Suryani
Jelang Iduladha, Harga Sapi dan Kambing di Bantul Makin Mahal Ilustrasi penjualan hewan kurban. - Bisnis/Arief Hermawan P

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL-Lebih kurang satu bulan menjelang Hari Raya Iduladha atau Idulkurban, harga hewan ternak sapi di Bantul sudah mulai megalami kenaikan. Kenaikan harga sapi per ekor bisa sampai Rp1-3 juta.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bantul, Joko Waluyo mengatakan kenaikan harga ternak sapi itu terjadi karena tingginya permintaan hewan untuk kebutuhan sehari-hari maupun menjelang Iduladha.

Advertisement

“Dari hasil survei di beberapa pasar hewan untuk harga sapi yang semula Rp18 juta kini telah menyentuh harga Rp21-22 juta per ekornya,” kata Joko, saat dihubungi Minggu (5/6/2022).

BACA JUGA: Ini Kerugian yang Harus Ditanggung Publik Akibat Korupsi Izin Apartemen di Jogja

Tidak hanya sapi, namun kambing dan domba juga mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Harga satu ekor kambing naik antara Rp600.000 hingga Rp1 juta. Joko berujar harga satu ekor kambing yang biasanya dijual Rp3 jutaan, kini bisa tembus Rp3,5-4 jutaan.

Ia memprediksi harga sapi dan kambing serta domba ini akan terus mengalami kenaikan seiring kurangnya pasokan karena adanya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan juga menjelang Iduladha dimana akan banyak sapi dan domba yang dibutuhkan untuk berkurban.

“Penyebab kenaikan jelas karena hukum ekonomi, yakni antara penawaran dan ketersediaan. Permintaannya hewan ternak cukup besar tetapi ketersediaannya di pasaran jarang,” ujar Joko.

Lebih lanjut Mantan Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan ini mengatakan saat ini pasokan sapi di pasaran bekurang sampai 30% karena adanya wabah PMK. Selain itu pihaknya juga membatasi lalu lintas hewan ternak dari luar daerah untuk menghambat penularan PMK. Ditambah lagi tutupnya sejumlah pasar hewan di berbagai daerah sehingga pasokan sapi di Bantul bekurang.

Sebenarnya, kata dia, sapi di Bantul ada sekitar 69.000 ekor, namun 90% dari jumlah tersebut adalah sapi betina yang produktif. Sebab pola peternakan sapi di Bantul adalah pembibitan, bahkan dalam setahun bisa lahir sekitar 30.000 pedet atau anak sapi dari hasil kawin atau inseminasi buatan atau IB, “Tapi setelah usia pedet 8-9 bulan biasanya di jual ke luar Bantul,” papar Joko.

Sehingga sapi yang dipotong di Bantul terutama di sentra pemotongan sapi di Segoroyoso, Kalurahan Segoroyoso, Kapanewon Pleret, Bantul selama ini hampir dipasikan sebagian besar adalah sapi dari luar daerah. “Ketersediaan sapi di Bantul sebenarnya aman dengan catatan tidak ada yang keluar dari Bantul atau dijual ke luar daerah,” tambah Joko.

Joko menambahkan meski berupaya menekan lalu lintas hewan ternak di Bantul, namun ada hewan ternak di Bantul yang terindikasi PMK. Sampai Kamis sore lalu, total sapi dan domba yang terindikasi PMK sebanyak 272 ekor dan tersebar di sejumlah kapanewon, namun terbanyak di Kapanewon Pleret dan Banguntapan. Meski temuan PMK cukup banyak, Joko memastikan sesuai arahan Bupati pihaknya tidak akan melakukan penutupan pasar hewan. Untuk mencegah penularan PMK DKPP lebih fokus terhadap upaya pencegahan seperti desinfeksi dan pengobatan ternak yang sudah sakit.

Suharsono, mantan Lurah Pasar Hewan Imogiri yang pensiun per 31 Mei 2022 mengatakan pada Mei lalu harga hewan ternak sapi di pasar Hewan Imogiri sudah mengalami kenaikan antara 5-10% atau antara Rp500.000-750.000. Tren kenaikan harga ternak sapi, kata dia, dipastikan akan terus terjadi mendekati Iduladha seiring tingginya permintaan, sementara stok terbatas.

“Apalagi ada wabah PMK sehingga ternak dari luar dibatasi,” kata Suharsono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Dipimpin Nana Sudjana, Ini Sederet Penghargaan Yang Diterima Pemprov Jateng

News
| Kamis, 25 April 2024, 17:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement