Perpanjang Kesegaran Produk, Petani Buah Didorong Gunakan Coating Sawit
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA - Petani holtikultura khususnya buah-buahan di Jogja didorong untuk memanfaatkan larutan pelapis (coating) buah dari produk turunan kelapa sawit guna memperpanjang umur simpan dan kesegaran buah. Dengan umur buah yang semakin panjang akan berpeluang untuk meningkatkan pangsa pasar ke wilayah lain dan juga potensi ekspor yang semakin luas.
Kepala Organisasi Riset Pertanian dan Pangan (ORPP) BRIN, Puji Lestari menjelaskan, buah-buahan termasuk produk yang bersifat perishable sehingga mudah rusak atau busuk. Kerusakan atau busuknya buah terjadi karena proses alami ataupun karena proses penanganan pascapanen yang kurang tepat misalnya saat proses pengiriman dan distribusi.
Advertisement
Umur simpan buah yang pendek membuat petani buah, pedagang buah maupun eksportir buah mengalami kesulitan dalam memasarkan produknya secara luas, terutama konsumen di luar negeri seperti negara-negara Timur Tengah dan Eropa. Untuk itu pihaknya lewat dukungan BPDPKS (Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit) mengembangkan coating sawit untuk memperpanjang umur simpan dan kesegaran buah.
"Larutan coating dari sawit ini aman untuk konsumsi dan termasuk dalam golongan edible coating. Penggunaan coating pada buah mangga terbukti memperpanjang umur simpan dan kesegaran buah sebesar tiga kali lipat dibandingkan tanpa coating," jelasnya dalam kegiatan aplikasi coating sawit kepada petani produsen dan pelaku usaha buah Jawa Tengah dan DIY, Selasa (21/6/2022).
Baca juga: Buah-buahan Hasil Pertanian Sleman Dibagikan pada Warga Terdampak Pandemi
Puji menjelaskan, coating sawit pada buah akan menunda kematangan yang bertujuan untuk memperpanjang umur simpan produk hortikultura melalui penekanan angka laju respirasinya sehingga memperlambat proses metabolisme buah, mencegah terjadinya kehilangan air yang terlalu banyak dan menghambat laju pembentukan Ethylene.
"Produk coating berbasis turunan sawit ini terbuat dari 100% bahan lokal dan food grade sehingga kita dapat mengurangi dari ketergantungan terhadap produk impor dan ketersediaan bahan baku dapat terjamin serta aman dikonsumsi," ungkapnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan DIY, Sugeng Purwanto menyambut baik upaya ORPP BRIN dalam mengenalkan coating sawit kepada petani holtikultura di Jogja. Menurutnya, penggunaan coating sawit demi memperlama ketahanan buah akan sangat berguna bagi petani yang menyasar pasar ekspor. "Untuk ekspor jelas, kalau bicara DIY kan banyak yang bisa diekspor misalnya salak. Ini tentu sangat berguna," jelasnya.
Sugeng menjelaskan, salak pondok asal DIY yang menyasar pasar ekspor biasanya sebelum dua minggu harus sudah sampai ke negara tujuan dan selama seminggu harus telah habis dipasarkan ke konsumen untuk dikonsumsi. "Mudah-mudahan ini nanti bisa digunakan sebagai produk alternatif untuk mendukung bisnis," kata Sugeng.
DIY selama ini mengekspor sebanyak lima ton salak pondoh ke Cina, Thailand dan juga Vietnam. Dengan coating sawit tersebut pihaknya menargetkan salak pondoh bakal mampu menyasar pasar luar negeri yang lebih jauh semisal Eropa dan lain sebagainya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Bawaslu Bakal Terapkan Teknologi Pengawasan Pemungutan Suara di Pilkada 2024
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Angka Kemiskinan Sleman Turun Tipis Tahun 2024
- Perluasan RSUD Panembahan Senopati Bantul Tinggal Menunggu Izin Gubernur
- Gunungkidul City Run & Walk 2024: Olahraga, Pariwisata, dan Kebanggaan Daerah
- Resmi Diluncurkan, 2 Bus Listrik Baru Trans Jogja Bertahan hingga 300 Km Sekali Isi Daya
- Kemiskinan Sleman Turun Tipis, BPS Sebut Daya Beli dan Inflasi Jadi Biang
Advertisement
Advertisement