Advertisement

Promo November

1.811 Ternak Bantul Terpapar PMK, Dua Kapanewon Ini Zona Merahnya

Ujang Hasanudin
Kamis, 23 Juni 2022 - 17:57 WIB
Arief Junianto
1.811 Ternak Bantul Terpapar PMK, Dua Kapanewon Ini Zona Merahnya Dokter hewan Puskeswan Sanden memeriksa kondisi sapi positif PMK di Kapanewon Srandakan, Senin (13/6/2022). - Harian Jogja/Lugas Subarkah

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL--Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak di Bantul terus meluas. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul menyebut sampai Rabu (22/6) tengah malam, total hewan ternak yang terpapar sebanyak 1.811 ekor.

“Sebagian besar yang terkena adalah sapi, kemudian kambing,” kata Kepala DKPP Bantul, Joko Waluyo, saat dihubungi Kamis (23/6/2022).

Advertisement

Joko mengatakan dari jumlah sapi dan kambing yang terpapar sebagian besar terdapat di dua kapanewon, yakni Kapanewon Pleret dan Pundong, sehingga dua kapanewon tersebut saat ini dinyatakan zona merah PMK. Sebagian besar hewan ternak yang terserang PMK, kata dia, adalah hewan yang didatangkan dari luar daerah.

BACA JUGA: Disdukcapil Bantul Raih ISO, Bupati: Layanan Adminduk Jangan Sampai Asal-asalan

Pihaknya tidak bisa berbuat banyak untuk menyetop lalu lintas hewan dari luar daerah karena banyak jalan tikus sehingga tidak bisa memantaunya setiap saat. Sementara pasar hewan juga tetap buka karena untuk peningkatan ekonomi masyarakat. Instansinya hanya melakukan pengobatan.

Upaya pengobatan terhadap ternak yang terkena PMK terus dilakukan, bahkan sampai saat ini dari 1.811 ekor yang terpapar, 140 ekor di antaranya sudah dinyatakan sembuh dan aman. sementara lainnya dalam proses pengobatan. Selain pengobatan juga melakukan penyemprotan sapi-sapi yang ada di kandang maupun pasar hewan supaya wabah PMK tidak terus meluas.

Ia mengakui stok obat terbatas sehingga pihaknya mengajukan vaksin ke Pemerintah Pusat sejak dua pekan lalu, namun sampai saat ini pengajuan tersebut belum mendapat respons dari Pusat. Jumlah vaksin yang diajukan adalah sesuai dengan pupulasi sapi di Bantul sebanyak sekitar 72.900 ekor. “Kami tidak tahu sampai sekarang belum ada kabar vaksin dari yang kami ajukan,” ucap Joko.

BACA JUGA: Anggaran PEN 2022 akan Dipakai untuk Tangani PMK

Lebih lanjut Joko mengatakan ada juga jagal yang tetap memotong sapi meski dalam kondisi PMK, bahkan jumlahnya sudah mencapai 16 ekor sapi yang dipotong paksa. Pihaknya tidak mempermasalahkan pemotongan sapi yang terkena PMK karena pada dasarnya sapi atau kambing yang terkena PMK aman untuk dikonsumsi.

“Tidak masalah dipotong namun bagian kepala, jeroan, dan kaki harus dibuang dan tidak boleh dikonsumsi. Sementara dagingnya aman,”ujarnya.

Joko juga tidak menampik dampak dari adanya wabah PMK menyebabkan harga sapi di Bantul mahal terlebih menjelang Iduladha ini. Ia menyebutkan pada Iduadha 2021 yang lalu satu ekor sapi kurban harga biasanya Rp20 jutaan, namun saat ini harganya sudah tembus Rp28 jutaan, “Hukum ekonomi berjalan, pasokan sedikit maka harga melambung dan saat ini hukum ekonomi berjalan,” kata Joko.

Salah satu pedagang hewan kurban, Agus Sriyono mengatakan saat ini sulit mencari hewan untuk kurban akibat wabab PMK. Pedagang tidak berani mendatangkan hewan kurban dari luar daerah karena takut membawa penyakit PMK dan menularkan kepada ternak lainnya yang sehat.

“Ya terpaksa hanya membeli ternak untuk korban dari lokalan saja. Harganya sudah melonjak tajam,” katanya. Agus mengaku lebih dari 150 ternak sapi yang sudah laku ia jual namun baru akan dikirim kepada pembeli saat akan dipotong atau jelang Iduladha nanti sehingga tidak berani mendatangkan ternak kurban baru karena takut terpapar PMK.

‎Menurutnya, untuk harga sapi saat ini sudah naik sejak wabah PMK mulai merebak. Ia menjual satu ekor sapi untuk kurban minimal Rp25 jutaan. Harga tersebut sudah termasuk biaya pemeliharaan sampai ternak diantar menjelang Iduladha.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Bawaslu Bakal Terapkan Teknologi Pengawasan Pemungutan Suara di Pilkada 2024

News
| Sabtu, 23 November 2024, 14:07 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement