Advertisement
Tahun Ini, Desa Tangguh Bencana di Sleman Bertambah Dua

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Kabupaten Sleman memiliki 77 desa tangguh bencana (destana) dari 86 kalurahan yang ada. Tahun ini, jumlah destana akan bertambah dua lagi.
Rencana tersebut disampaikan Kepala Pelaksana BPBD Sleman, Makwan. Dia mengatakan destana membutuhkan beberapa persyaratan. Desa harus memiliki rencana kontinjensi, pengurus dan sukarelawan, serta memiliki surat keputusan dari kalurahan.
Advertisement
BACA JUGA: Melerai Perkelahian, Lurah Timbulharjo Bantul Dipukuli Hingga Berdarah & Dioperasi
Khusus di lereng Merapi, tujuh kalurahan sudah menjadi destana, yakni Kepuharjo, Umbulharjo, Hargobinangun, Purwobinangun, Girikerto, dan Wonokerto.
“Semua desa atau kalurahan di lereng Merapi sudah tangguh bencana,” kata Makwan, Jumat (24/6/2022).
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto menyampaikan penanggulangan bencana perlu dilakukan dengan komprehensif.
“Kegiatan yang harus dilaksanakan sebelum bencana hadir inilah mitigasi,” ucapnya.
BACA JUGA: Jalan Menuju TPST Piyungan Memprihatinkan, Rusak karena Dilalui Truk Sampah hingga Tambang Batu
Destana menjadi penting khususnya di daerah-daerah yang rawan bencana agar masyarakat sudah siap.
“Salah satunya di Desa Purwobinangun di kaki Gunung Merapi, paling dekat dengan Taman Nasional Merapi. Ada jalur evakuasi, ada tempat pengungsian, dan ada rencana kontinjensi yang rinci,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Penerima Bansos Terlibat Judol, Wakil Ketua MPR: Layak Diganti
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Ratusan Ribu Penerima Bansos Terindikasi Terlibat Judi Online, Ini Komentar Sosiolog UGM
- Udara di DIY Bikin Menggigil, Angin Monsun Jadi Penyebabnya
- 23 Kambing Mati di Turi Sleman Akibat Keracunan Pakan
- Lurah Srimulyo Membantah Tuduhan Korupsi Penyalahgunaan Tanah Kas Desa
- SPMB 2025, Banyak SMP Negeri di Bantul Kekurangan Siswa, Ternyata Sebagian karena ke Pondok Pesantren
Advertisement
Advertisement