Mengungkap Filosofi dan Ornamen Pendopo Agung Royal Ambarrukmo
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Keberadaan pendopo pada rumah adat Jawa ternyata menyimpan sejumlah ornamen dan filosofi bernilai luhur. Makna dan aneka ragam ornamen serta filosofi pendopo itu coba diungkap lewat diskusi bertajuk Bincang Raya #2 Filosofi Arsitektur dan Ornamen Pendopo Agung Ambarrukmo yang diselenggarakan Royal Ambarrukmo pada Kamis (21/7/2022).
Pengajar Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia (ISI), Arif Suharsono, menjelaskan di masa silam, pendopo kerap dikaitkan dengan status sosial. Sebab, hanya segelintir orang yang mempunyai bangunan itu di muka rumahnya. Hanya pangeran dan orang kaya yang memiliki pendopo.
Advertisement
BACA JUGA: Cerita Wisudawan UGM yang Meninggal Sebelum Diwisuda, Akhirnya Diwakili Ayah & Ibu
Menurutnya, secara umum letak pendopo yang dibuat di depan rumah utama bermakna sebagai keterbukaan orang Jawa terhadap sesama serta sebagai simbol persaudaraan. Pendopo biasanya digunakan untuk acara-acara umum dan pemilik rumah kerap mengadakan wedangan bersama tamu di tempat itu.
“Saat acara berlangsung biasanya semuanya duduk di bawah lesehan, artinya semua sama rata dan sama pangkatnya,” kata Arif.
Sementara pada bangunan utama, pendopo memiliki empat tiang yang dinamai soko guru sebagai simbol empat mata angin. Hal itu diyakini bisa jadi penghalang bencana. Pada struktur bangunan, pendopo juga memiliki tiga tingkat yakni pada bagian atas, tengah dan bawah.
“Atas bangunan pendopo dimaknai sebagai simbol tujuan akhir dari segala kegiatan manusia. Tengah, untuk menuju dunia atas harus melewati dunia tengah [laku hidup manusia]. Sementara bawah berkaitan dengan nafsu,” ucap dia.
Arif menambahkan ornamentasi pada pendopo sifatnya melambangkan kesuburan, indah, dan kebaikan. Warna lebih condong kepada hijau, merah, dan kuning emas. Hal ini disinyalir terinspirasi dari tumbuhan Padma atau sebutan pada bunga teratai merah.
“Pada tiang penyangga kita akan menemukan hiasan putri mirong yakni simbol dari putri selatan ada juga umpak yang berwarna hitam, itu pengaruh Islam dari huruf Arab. Kemudian lung atau suluran artinya tolong menolong dan sifat gotong royong. Pada bagian langit-langit ada ceplok melati/wajikan yang berarti kejujuran,” urai dia.
Di sisi lain pada langgam arsitekturnya, pendopo juga memiliki ciri khas dibandingkan dengan bangunan lain. Secara konsep, bangunan pendopo sangat erat kaitannya dengan alam.
“Selalu ada hubungannya dengan air, pepohonan dan alam,” kata pengajar Departemen Arsitektur dan Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Laretna Adhisakti.
BACA JUGA: Pemkot Jogja Dorong Koperasi Konvensional Beralih ke Modern
Dia mengungkapkan keunggulan pendopo terletak pada kekhasan bangunan yang terbuka tanpa mempunyai dinding sehingga sirkulasi udara bisa sangat baik. Namun, harus pula didukung dengan vegetasi dan ruang terbuka yang optimal.
“Kami juga menemukan sesuatu yang unik saat kami menggambar ulang sejumlah pesanggrahan di Kotagede saat gempa terjadi. Pada bagian kayu yang di atap itu ternyata ada kode, letaknya di utara timur atau barat selatan dan sebagainya. Itu sangat luar biasa,” ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal SIM Keliling Gunungkidul Jumat 22 November 2024
- Jadwal SIM Keliling Ditlantas Polda DIY Hari Jumat 22 November 2024: Di Kantor Kelurahan Godean
- Jadwal Terbaru Kereta Bandara YIA dari Stasiun Tugu Jumat 22 November 2024, Harga Tiket Rp20 Ribu
- Jadwal dan Tarif Tiket Bus Damri Titik Nol Malioboro Jogja ke Pantai Baron Gunungkidul Jumat 22 November 2024
- Jadwal dan Lokasi Bus SIM Keliling Kota Jogja Jumat 22 November 2024
Advertisement
Advertisement