Advertisement
Peternak Didorong Manfaatkan Sampah Daun Perindang Jadi Pakan

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA — Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Jogja mendorong para peternak untuk memanfaatkan potensi olahan sampah daun perindang sebagai pakan ternak. Pemanfaatan sampah organik itu nantinya bisa menjadi salah satu upaya dalam mengurangi kapasitas tempat pembuangan akhir (TPA) yang terbatas.
Salah satu kelompok ternak yang telah memanfaatkan potensi olahan daun perindang yakni kelompok ternak di Kelurahan Giwangan, Kemantren Umbulharjo. Pemanfaatan ini telah dilakukan sejak enam bulan terakhir dengan mengolah sampah daun perindang dengan cara fermentasi untuk dijadikan pakan ternak kambing dan domba.
Advertisement
"Pemanfaatan ekonomi dari sampah organik ini memang masih jadi pekerjaan rumah kami. Upaya yang dilakukan oleh teman-teman di Kelurahan Giwangan ini kami harapkan bisa diperluas ke tempat lain di Jogja," kata Kepala Bidang Pengelolaan Sampah DLH Kota Jogja, Ahmad Haryoko, Selasa (2/8/2022).
Menurutnya potensi pemanfaatan sampah daun dan pohon perindang di Jogja sangat besar. Dalam sehari petugas yang rutin melakukan pemangkasan pohon perindang bisa menghasilkan sebanyak delapan meter kubik. Jumlah ini belum termasuk yang dihasilkan oleh masyarakat saat memangkas pohon atau tanaman secara mandiri.
Baca juga: Jogja Bertekad Zero Sampah, Ini Strateginya
"Karena kebanyakan hasil pangkasan pohon dari masyarakat itu langsung ke TPA Piyungan. Kalau yang dari pohon perindang milik pemerintah memang sudah diolah menjadi kompos atau yang lain di Nitikan," ujarnya.
Daryoko menyebut, pemanfaatan sampah pohon dan daun perindang itu sedikitnya bisa mengurangi 20 persen sampah yang dibuang ke TPA. "Ini baru kita coba untuk daun kelengkeng dan semoga berhasil dan bisa diperluas untuk peternakan kambing di lokasi lain," ungkap dia.
Nurdin Saputro, salah seorang peternak yang telah memanfaatkan hasil fermentasi sampah daun perindang itu menyebut, pihaknya telah mengolah sampah daun perindang sejak enam bulan terakhir. Selama ini pakan hasil olahan masih dimanfaatkan untuk kambing dan domba yang dipeliharanya.
"Tujuannya di sini memang untuk mengurangi sampah dan mengelola sampah dedaunan yang biasanya langsung dibuang. Itu kita fermentasi saja. Hasilnya pun tidak jauh beda dengan rumput yang masih segar karena juga dicampur," jelas Nurdin.
Dalam mengolahnya, daun dan pohon perindang yang dipangkas terlebih dahulu dipisahkan dengan rantingnya. Kemudian daun yang dipilih dimasukkan ke dalam mesin pencacah. Setelah terpotong dengan ukuran yang cukup halus, dedaunan kemudian diratakan di atas tempat yang bersih. Setelahnya dicampur dengan EM4 dan molase.
"Itu kita tambah juga dengan pollard sebagai nutrisi untuk ternak. Nanti dimasukkan ke wadah yang juga dimasukkan pollard dan didiamkan selama tiga minggu. Hasilnya langsung bisa diberikan ke ternak," urai Nurdin.
Komposisi campuran disesuaikan dengan kandungan air yang tersimpan dalam sampah daun perindang. Jika kandungan air sedikit, campuran EM4 dan pollard yang diberikan agar sedikit banyak, begitu pula sebaliknya. "Ini sudah kita berikan beberapa bulan ke ternak. Hasilnya memang cukup beda dengan rumput pakan karena kotoran ternak jadi tidak bau," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Trump Terima Hadiah Jet Mewah Senilai Rp6,6 Triliun dari Qatar, Tuai Kritik Senator AS
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- 5 Warga Sleman Gagal Berangkat Haji di 2025, Ini Penyebabnya
- Pungutan Liar oleh Petugas Rutan Kelas II A Jogja, Kepala Kanwil Ditjenpas DIY: Pelaku Ditindak Tegas
- Libur Panjang, Okupansi Hotel di Bantul Mencapai hingga 100 Persen
- Baciro Kini Jadi Kelurahan Hijau di Jogja karena Berhasil Mengelola Sampah dengan Baik
- Ratusan Remaja Diusulkan Dinsos Bantul untuk Masuk Sekolah Rakyat Setingkat SMA
Advertisement