Advertisement

Promo November

Jogja Bangun Pembinaan Sejak Dini Secara Terpadu demi Prestasi Nasional

Media Digital
Minggu, 07 Agustus 2022 - 08:37 WIB
Budi Cahyana
Jogja Bangun Pembinaan Sejak Dini Secara Terpadu demi Prestasi Nasional Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Jogja mengukur sejumlah murid untuk mengetahui minat dan bakat untuk ditindaklanjuti dalam program pembinaan atlet usia dini, Selasa (2/8/2022). - Harian Jogja

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Jogja berupaya membangun sistem pembinaan atlet sejak usia dini secara terpadu untuk peningkatan prestasi di bidang olahraga di wilayahnya.

Upaya ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan komitmen bersama yang dilaksanakan bersama sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) dan unit pelaksana teknis dalam meningkatkan prestasi di bidang keolahragaan. 

Advertisement

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Jogja, Budi Asrori, mengatakan komitmen dalam peningkatan prestasi olahraga membutuhkan dukungan segenap pihak. Implementasi komitmen itu perlu ditindaklanjuti dengan program pembinaan keolahragaan yang bertahap serta berkelanjutan. "Kalau semua bergerak secara bersama-sama tentu akan lebih memudahkan dalam peningkatan prestasi," kata Budi, Selasa (2/8/2022). 

Budi menyampaikan selama ini prestasi keolahragaan di Kota Pelajar masih jauh panggang dari api. Dengan kata lain, program pembinaan atlet dan sumber daya manusia di bidang olahraga belum menetapkan standar baku berbasis data ilmiah. Kecenderungannya, pembinaan murid di sekolah-sekolah lewat kelas ekstrakurikuler belum memiliki panduan yang tepat berbasis data minat dan bakat anak. 

Sebagai tahap awal Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Jogja tengah mengumpulkan data secara terpadu kepada sejumlah anak usia dini di wilayahnya. Pengumpulan data dilakukan dengan pengukuran sejumlah hal yang nantinya akan mengerucut pada penentuan potensi maupun minat dan bakat murid. Lewat program ini, diharapkan pembinaan atlet sejak dini bisa dibangun secara optimal. 

"Program ini tentu menjadi ruang lingkup yang komprehensif dalam proses penilaian tes bakat dan akan dilanjutkan dengan pembinaan lebih lanjut," kata Budi. 

Kepala Bidang Pemuda dan Olahraga Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Jogja Agus Trimadi menyebut program pengukuran itu ditujukan kepada sejumlah murid sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) rentang usia 11-15 tahun. Total ada tujuh sekolah yang dijadikan proyek percontohan dengan enam SMP dan satu SD. Jawatannya fokus pada usia 11 tahun sehingga program pengukuran lebih banyak menyasar murid SD. 

"Pengukuran ini semacam data awal yang akan kami ketahui dari anak terkait dengan bakat olahraganya. Ada 41 cabang olahraga yang akan jadi pengukuran di kesempatan ini dan satu sekolah kami ikutkan kurang lebih sebanyak 30 murid," kata Agus. 

Proses pengukuran dilakukan dengan metode sport set yang dibagi ke dalam dua bagian yakni kondisi fisik murid kemudian biomekanik. Pihaknya akan melihat kemampuan murid pada bidang ketangkasan dan daya tahan tubuh, postur badan, fungsi koordinasi dalam olahraga serta seni beladiri berikut bidang olahraga yang berbasis pada tantangan.

Pada postur badan, murid diukur tingginya saat dalam posisi duduk dan berdiri. Kemudian rentang tangan maupun berat badan. Sementara pada daya tahan tubuh dan fungsi koordinasi, murid dilihat kecepatannya saat berlari dalam jarak pendek. 

"Hasilnya nanti berupa tiga norma pengukuran yang dibagi menjadi kurang berpotensi, potensi sedang dan sangat berpotensi," ujarnya. 

Menurut Agus, selain mengukur potensi kemampuan murid pihaknya juga melakukan tes psikologi dengan mewawancarai murid yang nantinya berpeluang mendapat pembinaan. Mereka nantinya akan diajukan sejumlah pertanyaan untuk mengetahui minat dan bakatnya di cabang olahraga tertentu. Setelahnya, dinas akan mengeluarkan semacam laporan yang akan diberikan kepada orang tua murid. 

"Laporan itu nanti bisa jadi panduan dan masukan kepada orang tua. Misalnya si anak mempunyai potensi di bidang voli, kami akan sarankan agar bisa diikutkan dalam program klub atau berkoordinasi dengan sekolah untuk pembukaan kelas ekstrakurikuler," jelas dia. 

Tingkatkan SDM 

Upaya pembinaan atlet sejak usia dini diharapkan juga berjalan beriringan dengan peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) di sektor olahraga. Hal ini menjadi satu kesatuan yang saling melengkapi dalam upaya peningkatan prestasi keolahragaan di Kota Jogja. 

Kepala Bidang Pemuda dan Olahraga Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Jogja Agus Trimadi menjelaskan telah menyusun rencana untuk melakukan pembinaan kepada pelatih olahraga, pelaku olahraga dan juga guru olahraga. 

Program ini akan melibatkan Kelompok Kerja Guru (KKG) Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) sekolah, Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) serta praktisi olahraga di wilayah ini. Dengan harapan ada standar baku yang lengkap dalam proses pembinaan atlet usia dini. 

"Kami bekerja sama dengan perguruan tinggi khususnya yang ada fakultas olahraga, sehingga dalam perjalan atau pelaksanaan program tadi bisa sesuai dengan pedoman," jelas Agus. 

Agus berpendapat rencana ini sekaligus bentuk reformasi pembinaan atlet usia dini di Kota Jogja. Dengan berpedoman pada pola ilmiah diharapkan prestasi dan hasil pembinaan ini bisa optimal beberapa tahun ke depan. 

"Program ini memang kontinu dan jangka panjang sehingga tahap awal kita target bisa menjadi data internal dan koordinasi dengan pihak sekolah," ujarnya. 

Sentra Pembinaan Olahraga

Keberadaan sentra pembinaan olahraga menjadi penunjang utama untuk melahirkan atlet matang dan siap untuk mempercepat peningkatan prestasi di bidang tersebut. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Jogja berupaya membangun sentra pembinaan itu di sekolah-sekolah. 

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Jogja Budi Asrori mengatakan dengan venue olahraga yang terbatas, sekolah diharapkan bisa menjadi sentra pembinaan baru di bidang olahraga. Menurutnya, program pengukuran yang dilaksanakan sebelumnya bisa menjadi masukan kepada sekolah dalam pembukaan kelas ekstrakurikuler yang lebih optimal. 

Sebab, selama ini pembukaan kelas ekstrakurikuler olahraga masih mengacu pada pola-pola lama yakni lebih menitikberatkan pada aspek alamiah murid atau sebagai program latihan saat ada ajang perlombaan. Lewat pendirian sentra olahraga yang nantinya berbasis pada data ilmiah diharapkan sekolah juga berperan dalam membina atlet sejak usia dini. 

"Sentra pengembangan olahraga ini sedang kita bangun untuk menjadi pusat yang nantinya akan menempel di sekolah yang punya fasilitas olahraga. Ini kita lakukan karena venue di Kota Jogja sangat terbatas sehingga kita manfaatkan lahan dan fasilitas sekolah," imbuhnya. 

Budi menargetkan dalam beberapa tahun kedepan, Jogja mampu mencetak sejumlah atlet yang mampu berlaga di kejuaraan olahraga tingkat nasional lewat pembinaan sejak usia dini. "Target jelas ada. Kalau melihat proses pembinaan olahraga ini memang tidak bisa singkat tapi kita sudah memulai dan harapan kami di 10 atau 12 tahun ke depan mereka sudah matang," katanya. (ADV)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan

News
| Jum'at, 22 November 2024, 16:17 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement