Ungkapkan Syukur, Nelayan Pantai Depok Bagikan 5.000 Bungkus Nasi Gurih
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL — Setelah dua tahun vakum karena pandemi Covid-19, warga Depok, Kalurahan Parangtritis yang sebagian besar petani dan nelayan kembali menggelar upacara adat sebagai bentuk rasa syukur atas karunia Tuhan yang telah mereka dapatkan baik dari hasil bumi maupun hasil laut.
Upacara adat tersebut dibungkus dengan kirab gunungan dari hasil bumi dan juga olahan ikan hasil tangkapan laut yang diarak dari Dusun Depok melewati Dusun Bungkus, sampai ke bibir Pantai Depok, Kamis (11/8/2022).
Advertisement
Arak-arakan gunungan sejauh sekitar satu kilometer tersebut disertai dengan pasukan bergodo dan juga kesenian tradisional.
BACA JUGA: Terkait Reformasi Kalurahan, Apdesi Bantul: Masih Terkendala SDM
Sampai di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pantai Depok, gunungan tersebut didoakan oleh tokoh agama setempat sebelum akhirnya dibawa ke pinggir pantai. Tetapi sampai di pantai, gunungan isi hasil bumi seperti sayuran dan juga hasil laut berupa aneka ikan tersebut tidak dilabuh atau dilarung, melainkan dirayah oleh masyarakat sekitar dan juga wisatawan.
Selain membawa gunungan, ada juga ribuan takir atau nasi yang dibungkus daun pisang yang disemat dengan lidik di kedua sisinya, “Total ada 5.000 takir isi nasi gurih dan ayam yang kita bagikan kepada yang hadir dan pengunjung sebagai bentuk rasa syukur kami,” kata Ketua Koperasi Wisata Mina Bahari 45 Pantai Depok sekaligus penanggung jawab acara, Sutarlan, Kamis.
Sutarlan mengatakan kegiatan budaya itu rutin digelar setiap tahun yang dimulai sejak 2000 silam. Namun, pandemi membuat gelaran acara itu harus absen selama dua tahun. Setelah ada kelonggaran dari pemerintah, tahun ini pihaknya kembali menggelar labuhan tersebut.
Sutarlan menjelaskan, bentuk kegiatannya memang berupa labuhan namun memiliki makna tasyakuran atas penghasilan nelayan yang didapat dari hasil laut dan kunjungan wisatawan. Selain itu, labuhan nelayan ini juga merupakan pengharapan masyarakat di kawasan wisata Pantai Depok agar dilancarkan rezekinya.
“Meskipun upacara adat labuhan tapi kita tidak melarung ubo rampe, tapi diperebutkan oleh warga di pinggir pantai sehingga bermanfaat buat masyarakat dan pengunjung,” ujar Sutarlan.
Lebih lanjut Sutarlan mengatakan semua proses upacara adat hingga penyiapan uba rampe tersebut dilakukan secara swadaya karena memang warga sudah sepakat untuk menggelar syukuran yang dibalut dengan budaya lokal. Warga Depok selama ini mendapatkan rezeki dari laut dan juga dari wisatawan yang berkunjung.
“Harapan kami pada Allah yang pertama tentunya aman, nyaman dapat ikan bagi nelayan dan bagi pelaku kuliner banyak pengunjung. Kalau banyak pengunjung banyak juga yang memanfaatkan hasil tangkapan ikan,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Viral Aksi Mesum Parkiran Abu Bakar Ali Jogja, Satpol PP Dorong Adanya Kontrol Sosial
- Pemkot Berkomitmen Selesaikan Sampah dari Hulu sampai Hilir
- Dorong Pilkada Lebih Fair dan Bermartabat, PDIP Kulonprogo Bentuk Satgas OTT Politik Uang
- Hujan Deras, Dapur di Rumah Warga Kasihan Bantul Roboh Timpa Penghuni
- Bencana Hidrometeorologi, Pemkab Gunungkidul Segera Tetapkan Status Siaga
Advertisement
Advertisement