Advertisement
Anak Panti Asuhan Hingga Mahasiswa Asing Ikuti Lomba 17-an

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Menguatkan semangat keberagaman dan mengenalkan kebudayaan Indonesia kepada dunia, dalam momentum Hari Kemerdekaan RI ke-77, Tourezia menggelar Double Seven of Indonesia di Desa Wisata Tembi, Kalurahan Timbulharjo, Kapanewon Sewon, Rabu (17/8/2022).
Kegiatan ini merupakan Corporate Social Responsibility (CSR) dari Tourezia sebagai perusahaan travel dan event organizer yang berbasis di Jogja. Double Seven of Indonesia melibatkan sebanyak 80 peserta yang terdiri dari anak panti asuhan, difabel, dan mahasiswa luar negeri yang sedang menjalani program student exchange.
Advertisement
Double Seven of Indonesia diisi dengan beberapa perlomba dan kegiatan lainnya. Beberapa perlombaan meliputi lomba bakiak, lomba menangkap belut, lomba makan kerupuk, dan lomba estafet. Selain itu para peserta juga diajak untuk membuat batik menggunakan canting.
BACA JUGA: Keren! 12 Pesepakbola Anak Asal Bantul Wakili Indonesia di Kuala Lumpur Cup 2022
Business Officer Tourezia, Istato, menjelaskan program CSR yang melibatkan anak panti asuhan merupakan kegiatan tahunan Tourezia, yang saat ini sudah memasuki tahun keempat. “Tahun ini kami paskan dengan 17-an. Dan yang spesial tahun ini ada anak international stundent dan difabel,” ujarnya.
Kegiatan yang bertepatan dengan momentum kemerdekaan RI ini ingin mengenalkan kepada mahasiswa luar negeri tentang permainan khas 17-an dan salah satu kebudayaan Indonesia yakni membatik. “Sekaligus kepedulian karena nanti juga akan ada pemberian santunan kepada peserta difabel dan panti asuhan,” katanya.
Adapun mahasiswa luar negeri yang mengikuti kegiatan ini berasal dari 14 negara. Saat ini mereka sedang kuliah di UGM dan UNY dalam program student exchange. “Kami undang mereka sebagai aktivitas tambahan di hari libur ini,” kata dia.
BACA JUGA: Siap-Siap! Bakal Ada Job Fair di Bantul, Buka 4.000 Lowongan Kerja
Salah satu mahasiswa, Mohamed Cisse, merupakan mahasiswa Akuntansi yang kini kuliah di UNY. Dia berasal dari Mali, Afrika Barat. Menurutnya, kegiatan ini sangat menarik karena memberikan pengetahuan tambahan terkait kebudayaan Indonesia.
Cisse sudah dua tahun tinggal di Indonesia. Dia sudah bisa menggunakan bahasa Indonesia dengan cukup bagus. Ia mengaku baru kali ini mencoba membuat batik. “Budayanya Indonesia menarik sekali. Karena ada beberapa pengetahuan yang berbeda dengan negara saya. Makanan, batik,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Anggaran Infrastruktur Tahun Depan Rp477 T, Termasuk untuk IKN
Advertisement

Bukan Laut Mati, Ternyata Perairan Paling Asin di Bumi Ada di Kolam Ini
Advertisement
Berita Populer
- Dikritik Menteri Nadiem Makarim, Ini yang Perlu Anda Ketahui tentang ASPD di DIY
- Kini Ada Helpdesk Pekerja Migran Indonesia di YIA, Ini Fungsinya..
- Disaksikan Orang Tua, Buron Kasus Curanmor Ditangkap
- Kementerian Kominfo Gencarkan Literasi Digital Cegah Konten Negatif
- 9.086 Ton Pupuk Urea Bersubsidi Disalurkan ke Petani Kulonprogo
Advertisement
Advertisement