Advertisement

Promo November

Pedagang Minta Bantuan Tetap Diberikan dalam Bentuk Uang

David Kurniawan
Selasa, 23 Agustus 2022 - 17:27 WIB
Arief Junianto
Pedagang Minta Bantuan Tetap Diberikan dalam Bentuk Uang Foto ilustrasi. - ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid

Advertisement

Harianjogja.com, Gunungkidul – Sejumlah pedagang di pasar tradisional berharap bantuan sosial khususnya untuk sembako atau Bantuan Pangan Nontunai (BPNT) bisa diwujudkan dalam bentuk uang. Cara ini dinilai efektif untuk meningkatkan roda ekonomi di pasar.

Salah satu usulan ini diungkapkan oleh pedagang kelontong di Pasar Candirejo, Semin, Sudarti.

Advertisement

Menurut dia, program sembako sempat diberikan dalam bentuk uang. Para pedagang menyambut baik karena bisa meramaikan aktivitas di pasar.

“Kalau bantuan turun, pasti pasar menjadi ramai karena banyak yang beli,” katanya, Selasa (23/8/2022).

Meski demikian, Sudarti mengakui bantuan tak lagi diwujudkan dalam bentuk uang karena diberikan dalam bentuk barang. Setiap penerima bantuan akan mendapatkan beras, telur, minyak hingga buah-buahan.

“Ini tidak semua toko bisa melayani karena layanan hanya di toko yang telah ditunjuk. Kalau seperti ini, para pedagang di pasar tidak ikut merasakan dampak dari penyaluran bantuan di masyarakat,” katanya.

Oleh karena itu, dia berharap bantuan yang dicairkan bisa diberikan dalam bentuk uang sehingga pedagang di pasar tradisional ikut merasakan dampaknya.

“Apalagi sekarang kondisi pasar sepi. Di sisi lain juga harus bersaing dengan toko modern yang sudah menjamur,” katanya.

Hal senada diungkapkan oleh Suharno, pendagang di Pasar Semin. Menurut dia, sejak munculnya Bantuan Langsung Tunai di zaman Presiden SBY, pada saat penyaluran akan memberikan dampak terhadap ramainya jual beli di masyarakat.

“Program sembako sekarang diberikan dalam bentuk langsung barang. Jadi, hanya pedagang tertentu yang merasakan dampak dari penyaluran bantuan tersebut,” katanya.

Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Keluarga Berencana Gunungkidul, Asti Wijayanti mengatakan, program sembako sempat diberikan dalam bentuk uang. Masing-masing keluarga mendapatkan bantuan Rp200.000 per bulannya.

Meski demikian, sambung dia, setelah berjalan selama empat bulan, kebijakan penyaluran kembali diubah dengan mekasinme pemberian barang di e-Warong yang telah ditunjuk.

“Sekarang balik lagi diberikan dalam bentuk barang kebutuhan pokok mulai dari beras, telur, sayuran, hingga buah-buahan,” katanya.

Menurut Asti, penyaluran bantuan ini sangat bergantung dengan kebijakan dari Kementerian Sosial.

“Tim di lapangan hanya melaksanakan. Jadi, bantuan mau diberikan dalam bentuk uang atau barang sangat bergantung dengan kebijakan di kementerian,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Polisi Kembali Panggil Eks Ketua KPK Firli Bahuri untuk Diperiksa di bareskrim Polri

News
| Senin, 25 November 2024, 14:47 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement