19 Kampung Padat Penduduk di Jogja Telah Dilengkapi Hidran Kering
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Sebanyak 19 perkampungan padat penduduk di Kota Jogja kini telah dilengkapi dengan hidran kering untuk mengatasi kebakaran lebih dini. Penyediaan sarana dan prasarana itu diharapkan mampu membantu pemadam kebakaran untuk menanggulangi kebakaran di wilayah padat penduduk.
Sekretaris Daerah Kota Jogja, Aman Yuriadijaya, mengatakan hingga saat ini sudah ada 19 kampung padat penduduk yang dipasangi alat hidran kering. Alat ini diharapkan juga dapat membantu petugas pemadam kebakaran memadamkan api di daerah padat penduduk, agar api tidak semakin meluas.
Advertisement
BACA JUGA: Diwisuda Sultan HB X, Pelajar SMK Bopkri 1 Jogja Punya Usaha dengan Omzet Miliaran per Bulan
"Ini merupakan bentuk inventarisasi yang diharapkan dapat dikelola dengan baik dalam pemeliharaannya dan pemanfaatan hidran di kampung padat penduduk untuk mencegah terjadinya kebakaran," jelas Aman, Jumat (26/8/2022).
Dia menyebutkan pemasangan fasilitas ini juga mendorong para pelaku usaha dan pelaku ekonomi agar tidak hanya memiliki hidran, tetapi tetap memaksimalkan penanggulangan kebakaran. Terutama pada aspek pencegahan.
''Semoga ini dapat dikelola agar efektivitasnya menjadi bermanfaat," ujarnya.
Kepala Damkarmat Kota Jogja Octo Noor Arafat mengungkapkan pembangunan jalur hidran kering kampung yang baru berada di Notoprajan memiliki tiga siammese connection dan 13 titik boks hidran yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat dalam upaya penanggulangan kebakaran.
"Kami mengajak semua pihak baik itu pemerintah maupun swasta untuk ikut membangun jaringan hidran di kampung terpencil agar tingkat kebakaran dapat ditanggulangi," ujarnya.
BACA JUGA: Dilarang di Malioboro, Skuter Listrik Diusulkan Kolaborasi dengan Kampung Wisata
Menurutnya, ada sejumlah hal yang mesti diperhatikan dalam proses pembangunan hidran, yakni berupa jaringan saluran limbah, saluran hujan, atau PDAM. Dibutuhkan koordinasi dan kecermatan agar jaringan tidak saling mengganggu sistem instalasi yang sudah dibangun.
"Pembangunan ini tidak menyeluruh diberikan kepada masyarakat, ada beberapa aspek di wilayah yang sekiranya memang butuh hidran. Seperti kepadatan penduduk dan akses yang tidak bisa dilewati mobil," ungkap Octo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Supriyani, Guru Honorer yang Dituduh Memukul Anak Polisi Divonis Bebas
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Dampak Kenaikan PPN 12 Persen bagi UMKM Menurut Pengamat Ekonomi UMY
- HUT Gembira Loka ke-71, Ribuan Peserta Ikuti GembiRun Loka
- Warga Diingatkan untuk Melawan Politik Uang di Pilkada Sleman
- Pabrik Es Portable Senilai 1,5 Miliar di Girikarto Akan Diuji Coba Pekan Depan
- Pemkot jogja Optimalkan Lahan Sempit untuk Genjot Produksi Ikan Lele
Advertisement
Advertisement