Advertisement

19 Kampung Padat Penduduk di Jogja Telah Dilengkapi Hidran Kering

Yosef Leon
Jum'at, 26 Agustus 2022 - 19:27 WIB
Budi Cahyana
19 Kampung Padat Penduduk di Jogja Telah Dilengkapi Hidran Kering Sekda Kota Jogja Aman Yuriadijaya saat meninjau hidran kering di Kampung Notoprajan belum lama ini. - Istimewa

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Sebanyak 19 perkampungan padat penduduk di Kota Jogja kini telah dilengkapi dengan hidran kering untuk mengatasi kebakaran lebih dini. Penyediaan sarana dan prasarana itu diharapkan mampu membantu pemadam kebakaran untuk menanggulangi kebakaran di wilayah padat penduduk. 

Sekretaris Daerah Kota Jogja, Aman Yuriadijaya, mengatakan hingga saat ini sudah ada 19 kampung padat penduduk yang dipasangi alat hidran kering. Alat ini diharapkan juga dapat membantu petugas pemadam kebakaran memadamkan api di daerah padat penduduk, agar api tidak semakin meluas.

Advertisement

BACA JUGA: Diwisuda Sultan HB X, Pelajar SMK Bopkri 1 Jogja Punya Usaha dengan Omzet Miliaran per Bulan

"Ini merupakan bentuk inventarisasi yang diharapkan dapat dikelola dengan baik dalam pemeliharaannya dan pemanfaatan hidran di kampung padat penduduk untuk mencegah terjadinya kebakaran," jelas Aman, Jumat (26/8/2022). 

Dia menyebutkan pemasangan fasilitas ini juga mendorong para pelaku usaha dan pelaku ekonomi agar tidak hanya memiliki hidran, tetapi tetap memaksimalkan penanggulangan kebakaran. Terutama pada aspek pencegahan. 

''Semoga ini dapat dikelola agar efektivitasnya menjadi bermanfaat," ujarnya.

Kepala Damkarmat Kota Jogja Octo Noor Arafat mengungkapkan pembangunan jalur hidran kering kampung yang baru berada di Notoprajan memiliki tiga siammese connection dan 13 titik boks hidran yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat dalam upaya penanggulangan kebakaran.

"Kami mengajak semua pihak baik itu pemerintah maupun swasta untuk ikut membangun jaringan hidran di kampung terpencil agar tingkat kebakaran dapat ditanggulangi," ujarnya.

BACA JUGA: Dilarang di Malioboro, Skuter Listrik Diusulkan Kolaborasi dengan Kampung Wisata

Menurutnya, ada sejumlah hal yang mesti diperhatikan dalam proses pembangunan hidran, yakni berupa jaringan saluran limbah, saluran hujan, atau PDAM. Dibutuhkan koordinasi dan kecermatan agar jaringan tidak saling mengganggu sistem instalasi yang sudah dibangun.

"Pembangunan ini tidak menyeluruh diberikan kepada masyarakat, ada beberapa aspek di wilayah yang sekiranya memang butuh  hidran. Seperti kepadatan penduduk dan akses yang tidak bisa dilewati mobil," ungkap Octo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Patahan Pemicu Gempa Membentang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, BRIN: Di Dekat Kota-Kota Besar

News
| Kamis, 28 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement