Apa Kabar Kasus Pencabulan oleh Tokoh Agama di Jetis? Berkas Sudah Masuk Kejari Bantul
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL — Proses hukum kasus pencabulan yang dilakukan oleh S, seorang pemilk toko kelontong warga Sumber Agunng, Kapanewon Jetis yang juga dikenal sebagai tokoh agama, terus berlanjut.
Selain telah menahan tersangka, berkas perkara kasus tersebut kini juga telah dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri Bantul guna penyidikan lebih lanjut.
Advertisement
Kanitreskrim Polsek Jetis, Ipda Yuwana, menjelaskan S telah ditahan di Mapolsek Jetis sejak Minggu (28/8/2022). “Karena riskan dan rawan, maka kami lakukan upaya paksa. Sekarang ditahan, arahan dari kejaksaan. Sejak kemarin [Minggu],” ujarnya, Senin (29/8/2022).
BACA JUGA: Polisi Pastikan Pencabulan Pemuka Agama Terhadap 5 Anak Perempuan di Bantul Diproses Hukum
Karena masih di bawah umur, proses pemeriksaan berlangsung dengan pendampingan psikolog dari UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Bantul. Berkas perkara juga telah diserahkan ke Kejaksaan Negeri Bantul pada 25 Agustus lalu.
Dengan sudah masuknya berkas perkara ke Kejaksaan Negeri Bantul, proses selanjutnya yakni sidang, bergantung pada Kejaksaan Negeri Bantul, setelah penyidikan tahap I dan II telah lengkap. “Kami tinggal menunggu petunjuk Kejaksaan [Kejari Bantul] kalau ada yang perlu dilengkapi,” ungkapnya.
Sering disebut sebagai pemuka agama, dia menegaskan S sebenarnya bukan orang yang benar-benar mendalami agama. Hanya saja rumahnya berada di dekat masjid sehingga mungkin sering terlibat dalam aktivitas di masjid.
BACA JUGA: Kakek Sekaligus Pemuka Agama di Bantul Diduga Cabuli Anak-Anak yang Jajan di Warungnya
S memiliki warung kelontong yang menjual makanan ringan untuk anak-anak, sehingga anak-anak sering jajan di warung tersebut. Berdasarkan laporan yang dibuat oleh keluarga korban, S melakukan perbuatan cabulnya pada 26 Juni lalu, sekitar pukul 21.30 WIB.
Tersangka diduga meraba dan menciumi korban-korbannya. Tidak ada saksi dalam kejadian itu karena S melakukannya saat kondisi sepi. Atas perbuatannya, S disangkakan Pasal 82 UU No.17/2016, tentang Perubahan Kedua atas UU No.23/2002, tentang Perlindungan Anak, dengan ancaman hukuman penjara lima hingga 15 tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Sinergi PLKK untuk Pelayanan Kecelakaan Kerja yang Lebih Cepat
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Pemkab Bantul Kembali Bagikan 250 Pompa Air Berbahan Bakar Gas ke Petani
- KPH Yudanegara Minta Paguyuban Dukuh Bantul Menjaga Netralitas di Pilkada 2024
- Mendorong Pilkada yang Inklusif dan Ramah Difabel
- Terbukti Langgar Netralitas, Seorang ASN di Bantul Dilaporkan ke BKN
- KPU Sleman Targetkan Distribusi Logistik Pilkada Selesai dalam 2 Hari
Advertisement
Advertisement