NU DIY Dorong Santri Berinvestasi di Pasar Modal, Akan Dimulai dari Kiai
Advertisement
Harian Jogja.com, JOGJA--Kalangan Nadhlatul Ulama berusaha menggerakkan santri untuk memiliki pemahaman dan kemauan berinvestasi di pasar modal. Di mulai dari Jogja ratusan santri ikut menggaungkan gerakan Santri Berani Berinvestasi pada Jumat (2/9/2022) pagi di Swissbell Hotel, Jogja. Kick off itu dilakukan lewat penandatanganan kerja sama oleh Rektor Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Jogja, Bursa Efek Indonesia (BEI), serta dihadiri Wakil Ketua PWNU DIY Fahmi Akbar Idris dan puluhan santri perwakilan berbagai pesantren di DIY.
Rektor UNU Jogja Widya Priyahita Pudjibudojo menjelaskan NU dan santri kontribusinya cukup besar di Indonesia akan tetapi hanya bidang tertentu utamanya agama. Memasuki satu abad NU, harapannya santri tidak hanya paham agama akan tetapi juga masuk ke dunia profesional bidang keuangan. Melalui Sharia Finance and Digital Economy (Shafiec) UNU akan memberikan edukasi ke para santri terkait investasi.
Advertisement
"Kerja sama dengan BEI ini harapannya bisa menjadi literasi yang baik bagi santri terutama bidang investasi. Bukan hanya paham saja, tetapi sampai menjadi praktisi unggul," katanya di sela-sela kegiatan tersebut, Jumat.
Jumlah santri di Indonesia ada sekitar 27.000, tercatat ada 4 juta santri aktif. Dari jumlah itu akan sangat baik jika beberapa persen mampu menguasai investasi dan menjadi pelaku investasi pasar modal syariah ke depan. Apalagi saat ini NU sedang menggalakkan kemandirian pesantren. Sehingga gerakan Santri Berani Berinvestasi ini menjadi salah satu terobosan.
"Termasuk melalui talkshow santri berani berinvestasi ini menjadi salah satu upaya memberitahu santri bahwa investasi itu aman, syar'i. Di Jogja ini kick off saja, namun akan dilakukan secara masif berbagai daerah di Indonesia. Belum tertarik kalangan pesantren berinvestasi mungkin karena belum memahami," katanya.
BACA JUGA: Istri Ferdy Sambo Tak Ditahan, Pengamat: Menyakiti Rasa Keadilan Masyarakat
Ia menyadari bahwa hampir sebagian besar santri maupun kalangan pesantren belum sepenuhnya tertarik dengan investasi pasar modal. Hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman. Tidak hanya menyasar para santri, namun gerakan investasi ini ditujukan juga ditujukan kiai dengan harapan mendapatkan dukungan. Oleh karena itu ke depan secara konkret akan dimulai dari Kiai.
"Kiai tetap kami sasar sehingga seimbang, mungkin ada tidak mengizinkan [berinvestasi] menganggap kurang baik atau bahkan dianggap haram dan sebagainya. Sehingga pendekatan kami selain ke santri, juga ke kiai. Nanti bisa dimulai dari kiai," ucapnya.
Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik menyatakan kerja sama Santri Berani Berinvestasi tersebut menjadi angin segar bagi investasi di Indonesia karena jumlah santri sangat banyak. Langkah awal akan dimulai memberikan pemahaman kepada santri terkait investasi Pasar Modal Syariah. Selanjutnya mendorong mereka agar memiliki investasi.
"Dengan berinvestasi di instrumen saham syariah tidak berarti meninggalkan investasi fisik yang sudah dilakukan, bisa menyisihkan untuk investasi di pasar modal," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Sinergi PLKK untuk Pelayanan Kecelakaan Kerja yang Lebih Cepat
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Mendorong Pilkada yang Inklusif dan Ramah Difabel
- Terbukti Langgar Netralitas, Seorang ASN di Bantul Dilaporkan ke BKN
- KPU Sleman Targetkan Distribusi Logistik Pilkada Selesai dalam 2 Hari
- 20 Bidang Tanah Wakaf dan Masjid Kulonprogo Terdampak Tol Jogja-YIA
- Jelang Pilkada 2024, Dinas Kominfo Gunungkidul Tambah Bandwidth Internet di 144 Kalurahan
Advertisement
Advertisement