Advertisement
BBM Naik, Bagaimana Nasib Harga Telur? Begini Kata Pakar & Peternak

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA — Pemerintah sudah menetapkan harga bahan bakar minyak (BBM) di tengah harga telur yang sudah mulai menurun selama dua beberapa hari terakhir.
Pakar dari Fakultas Peternakan UGM menilai penanganan gejolak harga telur harus mempertimbangkan di peternak level bawah hingga konsumen.
Harga telur di DIY menembus Rp30.000 pada pertengahan hingga akhir Agustus 2022 lalu. Kemudian saat awal September 2022 ini perlahan mulai turun. Akan tetapi pemerintah menaikkan harga BBM, Sabtu (3/9/2022).
"Kalau kita lihat pemerintah telah berkomitmen menurunkan harga dalam waktu dua pekan [sebelum BBM naik], itu artinya harus ada proses yang dijalani. Tidak satu sisi tetapi yang lain tidak dipikirkan agar bisa dirasakan secara adil dari hulu ke hilir dari pelaku peternakan sampai konsumen," kata Pakar Peternakan UGM, Profesor Budi Guntoro, Senin (5/9/2022).
BACA JUGA: Punya Outlet Terbanyak, Waroeng Steak Masuk Muri
Budi yang juga Dekan Fakultas Peternakan UGM ini menilai telur menjadi salah satu komoditas yang banyak digemari masyarakat sehingga kebutuhan terus meningkat. Gejolak harga yang terjadi berpengaruh terhadap kebutuhan dan ketersediaan telur setiap harinya.
Tingginya harga telur memang tidak bisa dilihat dari sisi konsumen, akan tetapi juga para peternak. Karena penurunan yang terjadi secara signifikan juga berpengaruh terhadap para peternak di level bawah.
"Kami Fakutas Peternakan siap membantu menangani gejolak ini secara akademis. Sebaiknya diselesaikan secara bijak, jangan sampai ada yang turun ke jalan," katanya.
Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat, Yudianto Yosgiarso menyatakan belum dapat memastikan kemungkinan naik atau turun harga telur setelah BBM naik.
Dia menyarankan pemerintah untuk menyusun ulang rumus penentuan harga batas atas dan batas bawah telur setelah harga BBM naik. Ia menegaskan tidak semata-mata ingin menaikkan harga telur, akan tetapi perlu dipertimbangkan dari sisi lain dalam proses produksi, seperti transportasi dan harga pakan yang kemungkinan bisa naik.
"Kami punya rumus harga telur itu sama dengan 3,5 dikalikan harga pakan per kilogram. Kami minta kepada pemerintah silahkan diuji lewat beberapa perguruan tinggi milik pemerintah itu lebih independen, seperti UGM," katanya
Selain itu pemerintah harus segera menetapkan harga acuan pemerintah jagung, telur dan day old chicken (DOC) dan pakan. Jika tidak, hal ini akan menghambat perkembangan peternak kecil untuk bangkit mengingat harga telur terus bergejolak.
"Kami [peternak] baru bangkit setelah Lebaran karena populasi sempat berkurang harga membaik di Rp24.000 tetapi pada pertengahan Agustus kembali diisukan dengan kenaikan harga telur sangat tinggi dan sekarang BBM naik. Kami justru ingin membuat agar situasi usaha dan bisa mendukung ketahanan pangan," katanya.
BACA JUGA: Laptop Harga 6 Jutaan Terbaik, Mulai Axioo Mybook Hingga Acer Aspire
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Kuliner Unik, Restoran Ini Sajikan Ramen dengan Kutu Laut Raksasa
Advertisement
Berita Populer
- Ribuan Warga Serentak Minum Jamu Tradisional di Alun-Alun Selatan Jogja
- Begini Desain Erection Girder Tol Jogja Bawen untuk Selamatkan Aliran Selokan Mataram
- Pecahkan Rekor MURI, 1.000 Bibit Jintan Hitam Ditanam di Cangkringan
- Begini Akal Bulus Pelaku Mafia Tanah Kas Desa, Korban Dijanjikan Sertifikat HGB Bisa Diubah Jadi SHM
- Di DIY Ada 400 Penyintas Kanker Baru Setiap Tahun
Advertisement
Advertisement