Advertisement
Panen Padi di Lahan Pertanian Terakhir Wirogunan Jogja Disambut dengan Tradisi Wiwitan

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Padi yang ditanam di lahan pertanian terakhir seluas 3,6 hektare di Kelurahan Wirogunan, Kota Jogja, mulai dipanen. Panen padi dibuka dengan tradisi wiwitan untuk mempererat pertaniaan dan masyarakat Wirogunan.
Panen yang berlangsung dari Sabtu (3/9/2022) sampai dengan Selasa (6/9/2022) tersebut merupakan panen kedua pada tahun ini. Ada lima kelompok yang mengelola lahan seluas 3,6 hektare tersebut.
Advertisement
PROMOTED: Dari Garasi Rumahan, Kini Berhasil Perkenalkan Kopi Khas Indonesia di Kancah Internasional
BACA JUGA: Duh, Data 3.000 PNS Bocor dan Dijual Bebas! Isinya NIK hingga Rekening
Lurah Wirogunan Siti Mahmudah Setyaningsih menyebut lahan pertanian tersebut menjadi lahan terakhir yang berada di kelurahannya. “Kami berkomitmen dengan pemilik lahan agar mereka terus mempertahankan lahan pertanian,” ujar dia, Selasa.
Meskipun tak ada perjanjian tertulis, lanjut Siti, komitmen tersebut tetap akan dipertahankan. “Salah satu cara mempertahankan komitmen tersebut dengan membuat upacara tradisi wiwitan, supaya pertanian juga memiliki nilai budaya dan tak cuma ekonomi,” ujarnya.
Lahan pertanian di Jogja, menurut Siti, sangat terbatas. “Sehingga kami maksimalkan yang masih ada, irigasi juga ada melimpah karena Kali Code dekat,” katanya.
Warga sekitar lahan pertanian tersebut juga mendukung komitmen tersebut. Salah satunya Momon Khairussalam. Dia mengatakan selain menghasilkan, lahan pertanian tersebut juga berfungsi menjaga kelestarian lingkungan.
“Rumah saya kan dekat dengan sawah. Udaranya lumayan segar dan bersih,” ujarnya, Selasa sore.
BACA JUGA: Siap-Siap! Bansos BBM di Sleman Cair Dua Sampai Tiga Hari Lagi
Momon yang mengikuti upacara tradisi wiwitan juga mengapresiasi upaya Kelurahan Wirogunan menjaga lahan pertanian tersebut. Ketahanan pangan di Jogja, menurut Momon, tak bisa terwujud tanpa sokongan lahan pertanian. “Tanah sawah juga cukup subur setahun bisa panen tiga kali, sayang sekali kalau jadi bangunan,” ujar dia.
Momon juga berharap tradisi wiwitan akan menambah nilai potensi budaya di kelurahannya. “Sebagai potensi budaya upacara wiwitan bisa dilakukan rutin tiga kali setahun dan bisa jadi ajang wisata juga, harapannya terus dilanjutkan,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Berita Pilihan
Advertisement

Tinggalkan PSI, Rian Ernest Pilih Berlabuh di Partai Golkar
Advertisement

Cacing-cacing di Terowongan Terbengkalai Ini Memancarkan Cahaya Biru di Malam Hari
Advertisement
Berita Populer
- Siswa SMK Dirgantara Putra Bangsa Deklarasi Cegah Nikah Dini Hingga Radikalisme
- Jadwal KRL Jogja Solo Selasa 31 Januari 2023
- Kalau Sultan Grond Jadi Disewakan untuk Tol Jogja, Uang Sewa Masuk ke Mana?
- China Tak Temukan Varian Corona Baru Usai Libur Imlek
- Pelaksana Proyek Tol Jogja Bawen Tetap Ingin Tanah Sultan Grond Jadi Milik Negara
Advertisement
Advertisement