Advertisement

BMKG Prediksi La Nina Lemah Selama September-November, Begini Dampaknya terhadap Cuaca DIY

Lugas Subarkah
Rabu, 14 September 2022 - 15:17 WIB
Budi Cahyana
BMKG Prediksi La Nina Lemah Selama September-November, Begini Dampaknya terhadap Cuaca DIY Ilustrasi - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Satklim DIY memprediksi La Nina lemah akan muncul selama September hingga November. Hal ini berdampak hujan dengan intensitas rendah hingga tinggi.

Pengamat Meteorologi dan Geofisika Muda Satklim DIY, Endah Kurniasih, menjelaskan indeks El Nino-Southern Oscillation (Enso) pada September ini menunjukkan kondisi La Nina moderat. “BMKG memperkirakan kondisi La Nina lemah berpotensi terus berlangsung hingga September-November,” ujarnya, Rabu (14/9/2022).

Advertisement

Sementara, Sea Surface Temperature (SST) wilayah Samudera Hindia bagian timur diprediksi dalam kondisi hangat pada Oktober-November, kemudian berangsur netral pada akhir tahun hingga Maret 2023. Adapun indeks Indian Ocean Dipole (IOD) diprediksi negatif hingga akhir 2022.

Dengan kondisi tersebut, prakiraan hujan per dasarian atau per 10 hari di wilayah Sleman meliputi dasarian kedua September dengan curah hujan 10-50 mm atau rendah dengan sifat hujan atas normal. Dasarian ketiga September curah hujan 50-200 mm atau menengah dengan sifat hujan atas normal.

Adapun prakiraan hujan bulanan pada Oktober yakni curah hujan 151-300 mm atau menengah dengan sifat hujan atas normal. “Pada bulan November, curah hujan sebesar 401-500 mm atau tinggi dengan sifat hujan atas normal,” katanya.

Wilayah Sleman akan memasuki awal musim hujan 2022/2023 sekitar dasarian kedua Oktober hingga dasarian pertama November. “Bila dibandingkan dengan rata-ratanya awal musim hujan 2022/2023, umumnya sama atau maju satu sampai dua dasarian,” ungkapnya.

BACA JUGA: Soal Nasib Ratusan Karyawan, Ini Rencana Manajemen Baru Malioboro Mall dan Hotel Ibis

Berdasarkan prakiraan tersebut, BMKG merekomendasikan perlunya mitigasi untuk menghadapi cuaca dan iklim ekstrem yang cenderung di atas normal, baik periode musim kemarau maupun musim hujan, yang dapat memicu terjadinya bencana hidrometeorologi.

“Kami imbau para petani agar menyesuaikan pola tanam dengan musim kemarau yang bersifat atas normal dan peluang musim hujan yang maju. Para pemangku kepentingan diharapkan dapat sedini mungkin mengantisipasi dan menyesuaikan perkembangan kondisi cuaca dan iklim terkini,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Ada Kabel Semerawut, ORI DIY: Laporkan!

Ada Kabel Semerawut, ORI DIY: Laporkan!

Jogjapolitan | 55 minutes ago

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Ditanya soal Kemungkinan Maju di Pilkada, Kaesang Memilih Ini

News
| Jum'at, 26 April 2024, 19:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement