Advertisement
Rektor Se-DIY Serukan Pemilu Berkualitas dan Demokrasi Bermartabat

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Rektor dan pimpinan perguruan tinggi dari beberapa perguruan tinggi negeri serta swasta di DIY mendeklarasikan seruan moral tentang pemilihan umum (pemilu) berkualitas dan demokrasi yang bermartabat di Balairung Universitas Gadjah Mada (UGM), Sabtu (17/9/2022).
Rektor UGM Prof. Ova Emilia berkata, “Perguruan tinggi merupakan pelopor untuk membentuk negara, salah satunya mengawal hal-hal yang baik [pemilu berkualitas dan demokrasi yang bermartabat] yang perlu diliterasikan ke publik.”
Advertisement
Prof. Ova Emilia memimpin pembacaan seruan moral. Menurut dia, pemilu adalah mandat reformasi sebagai pintu masuk pergantian dan keberlanjutan kepemimpinan dengan legitimasi moral dan sosial yang tinggi untuk kemaslahatan bangsa.
Seruan moral berisi 10 ajakan kepada seluruh komponen bangsa: masyarakat sipil; civitas akademika; dan media untuk menjadikan pemilu sebagai media pendidikan politik, menciptakan pemilu yang partisipatif dan tidak dimonopoli segelintir elite kelompok oligarki yang mengabaikan kepentingan publik, serta menghindari politik biaya tinggi dan politik uang.
Dalam deklarasi tersebut, rektor dan pimpinan universitas di DIY juga mengajak seluruh komponen bangsa untuk menghindari politisasi agama, etnis dan ras. Selain itu, mereka mendesak elite politik, penguasa ekonomi, partai politik, dan penyelenggaraan pemilu memberikan keteladanan berintegritas dan bermartabat dalam berdemokrasi. Dalam seruan tersebut, rektor dan pimpinan universitas mendorong seluruh komponen bangsa tidak mudah terpengaruh hasutan, hoaks, dan ujaran kebencian, dan menuntut partai politik dalam menjamin akuntabilitas dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
Rektor dan pimpinan universitas pun mengajak masyarakat untuk berpartisipasi aktif dan kritis dalam penyelenggaraan bernegara dan bermasyarakat, dan tidak menggunakan kebebasan demokrasi secara manipulatif. Mereka mengajak seluruh civitas akademika, masyarakat sipil, dan media berperan aktif melakukan edukasi untuk meningkatkan demokrasi dan kemerdekaan.
“Kami percaya perguruan tinggi punya tanggung jawab moral untuk secara moral mendorong kualitas pemilu menjadi lebih baik. Kampanye yang kita bayangkan tidak seperti dulu, Kampanye yang dimaksud adalah menghadirkan dan mengundang politisi ke kampus dengan rule of the game yang dibangung oleh kampus. Berdebat, berdiskusi bukan mobilisasi, untuk bertarung ide, argumen yang jauh lebih berharga dari dari mobilisasi. Harapannya ini sebagai diskursus awal belum ada keputusan [rencana kampanye di kampus] dari perguruan tinggi secara nasional,” kata Wakil Rektor UGM Arie Sujito.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Kepala Desa di Garut Gondol Dana Desa Rp700 Juta, Langsung Ditahan Kejaksaan
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Setelah Groundsiil Srandakan Jebol, Tiga Dusun di Bantul Alami Krisis Air Bersih
- UGM Berduka, Satu Mahasiswa KKN Meninggal dalam Insiden Kecelakaan Kapal, Satu Orang Masih dalam Pencarian
- Waspada! Enam Bulan Terakhir Ada 272 Kasus DBD di Sleman
- Libur Sekolah, Penyaluran MBG di Gunungidul Dirapel Seminggu Sekali
- Kuasa Hukum Mbah Tupon Kumpulkan Bukti Sidang Pidana Kasus Dugaan Mafia Tanah
Advertisement
Advertisement