Curhat Warga Terdampak Tol Jogja: Terima Duit Berkali Lipat, Penduduk Lama Makin Untung
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN--Warga terdampak proyek tol di Jogja mengaku menerima ganti rugi lahan berkali lipat dibanding harga normal lahan tersebut.
Proyek jalan tol jalur Jogja-Bawen menggunakan sebagian lahan warga. Salah satu warga yang terdampak dari pembebasan Jalan Tol adalah Hartono, salah seorang warga Jamblangan, Margomulyo, Kecamatan Seyegan yang kini menikmati hasil dari pembebasan lahan tol.
Advertisement
Menurut Hartono, dirinya berserta dengan warga lain tidak merasa keberatan menjadi bagian yang terdampak pembebasan lahan untuk proyek tol. Sebanyak 30 kepala keluarga yang merupakan tetangga Hartono juga menerima pembebasan lahan.
Dirinya mengaku harga tanah di wilayah yang dibebaskan tersebebut naik dua hingga tiga kali lipat dari harga normal. “Biasanya Rp300 juta sampai Rp400 juta [harga lahan pada kondisi normal per bidang], kemaren paling rendah kalau tidak salah Rp800 juta,” ucap Hartono pada Kamis (22/09/2022).
BACA JUGA: Hakim Agung Terkena OTT KPK Ternyata Lulusan Padmanaba dan UII Jogja
Warga mengaku kini mendapat kehidupan yang lebih layak. “Dulu rumah kami kan perumahan sempit karena hanya 100 meter, Bersyukur sekarang sudah punya halaman, besar-besar, bisa belikan rumah anak, udah bisa bikin usaha,” kata Hartono.
Pria yang bekerja sebagai seorang wiraswasta ini mengatakan ganti rugi lahan saat ini lebih spesifik karena mempertimbangkan berbagai komponen. Jika dulu ganti rugi dihitung per blog, atau aspek fisiknya saja, namun sekarang dihitung juga aspek non-fisik. Aspek non fisik seperti seberapa lama menempati tanah (solatium) juga dihitung serta aspek psikologis warga.
Karena hal tersebut banyak warga kampung yang merupakan penduduk asli yang mendapatkan ganti rugi lebih besar, karena telah menempati daerah tersebut selama puluhan tahun. Dengan ganti rugi yang berkali lipat dari harga biasanya tersebut digunakan warga untuk mengubah nasib.
Menurut Hartono, separuh warga yang satu RT denganya ramai membuat rumah baru di sekitar rumahnya, yang terlebih dahulu menempati wilayah baru di Seyegan. Hal tersebut, menurut Hartono agar tetap bisa berkumpul kembali. “ Dulu RT kami guyub, hubungan sosial kami sangat baik, maka kami yang kena tol sepakat buat kumpul lagi,” ungkap Hartono.
Dirinya juga menceritakan bagaimana nasibnya dulu saat sebelum mendapatkan ganti rugi. Dirinya beserta dengan tetangga yang terkena gusur sempat terombang-ambing karena pembebasan lahanya yang molor.
“Kita yang mau benerin genteng yang bocor saja udah males karena lahannya kan sudah ditetapkan,” pungkas Hartono. Kondisi tersebut menurut Hartono sempat membuat warga bingung, bahkan stres hingga jatuh sakit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Sinergi PLKK untuk Pelayanan Kecelakaan Kerja yang Lebih Cepat
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Mendorong Pilkada yang Inklusif dan Ramah Difabel
- Terbukti Langgar Netralitas, Seorang ASN di Bantul Dilaporkan ke BKN
- KPU Sleman Targetkan Distribusi Logistik Pilkada Selesai dalam 2 Hari
- 20 Bidang Tanah Wakaf dan Masjid Kulonprogo Terdampak Tol Jogja-YIA
- Jelang Pilkada 2024, Dinas Kominfo Gunungkidul Tambah Bandwidth Internet di 144 Kalurahan
Advertisement
Advertisement