Advertisement

Komunitas Kretek: Kenaikan Cukai Bisa Suburkan Rokok Ilegal

Sunartono
Selasa, 04 Oktober 2022 - 08:37 WIB
Sirojul Khafid
Komunitas Kretek: Kenaikan Cukai Bisa Suburkan Rokok Ilegal Komunitas kretek menggelar kegiatan Tribute to Kretek untuk mengkampanyekan penolakan kenaikan cukai rokok di Yogyakarta, Senin (3/10/2022). - Ist.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJAKomunitas kretek dari berbagai daerah di Indonesia berkumpul di Jogja menggelar kegiatan Tribute to Kretek pada, Senin (3/10/2022). Kegiatan itu, selain memperingati Hari Kretek sekaligus menyampikan protes terhadap pemerintah yang menaikkan cukai rokok setiap tahun. Kondisi ini menurut mereka akan menyuburkan praktik rokok ilegal.

Ketua Panitia Tribute to Kretek, Aditia Purnomo, menjelaskan kegiatan itu sebagai aksi para komunitas kretek dari berbagai daerah di Indonesia. Hal ini untuk melawan terhadap kebijakan pemerintah yang setiap tahun menaikkan cukai rokok. Akan tetapi kegiatan digelar dengan cara berbeda, seperti melakukan diskusi hingga pameran berkaitan dengan pertembakauan.

Advertisement

“Dari tahun ke tahun ini kan selalu akan terdampak secara struktural pada ekosistem kretek kita tahu bahwa industri kretek, sampai saat ini masih menjadi sektor andalan. Tetapi sektor andalan ini semakin hari itu semakin dipukul oleh kenaikan cukai yang setiap tahun pasti di atas 10 persen,” katanya Senin (3/10/2022).

BACA JUGA: Begini Bantahan Satpol PP Kulonprogo Soal Dugaan Intimidasi ke Wali Murid

Ketua Komunitas Kretek, Jibal Windiaz, mentatakan kenaikan cukai akan menimbulkan harga rokok terus naik dan terjadi disparitas harga dengan produk rokok ilegal. Menurutnya produk rokok ilegal kebanyakan menjadi salah satu opsi di tengah mahalnya rokok. Hal ini akan menjadikan praktik ilegal pembuatan rokok akan semakin meluas jika tidak diimbangi dengan penegakan hukum.

“Semakin mahal pilihan konsumen, mau enggak mau mereka memilih ke yang sektor ilegal itu, karena harganya murah di tengah ekonomi yang lesu. Maka produksi rokok ilegal ini akan semakin mahal, karena rokok dengan cukai harganya mahal,” katanya. 

Ia menilai kebijakan pemerintah menekan pertembakauan untuk kesehatan justru kadang kontraproduktif dalam pelaksanaannya. Salah satunya realisasi dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) digunakan tidak sesuai peruntukannya. Beberapa kasus di daerah misalnya dana tersebut digunakan untuk pembelian kendaraan dinas yang tidak ada sangkut pautnya dengan kebijakan rokok.

“Penggunaannya itu yang enggak ada nyambung-nyambungnya sama stakeholder, bagi teman-teman komunitas kretek kegelisahan yang luar biasa,” ujarnya.

BACA JUGA: Kabar Duka, Guru Besar Farmasi UGM Tutup Usia

Koordinator Komite Nasional Pelestarian Kretek, Badruddin, menuding kenaikan cukai, pasaran rokok di lapangan menjadi lesu sehingga dampak selanjutnya adalah tembakau petani tidak laku atau pun terjual dengan harga yang sangat murah. Survei terakhir, kata dia, tembakau dengan kualitas paling tinggi harganya anjlok sebagai dampak dari kenaikan cukai.

“Apalagi dengan ekonomi seperti saat ini yang belum stabil juga akan berdampak bagi petani tembakau. Inilah alasan kami sangat menolak kenaikan juga ke depan, karena memang sangat berdampak terhadap pertanian tembakau karena harga anjlok terus, tidak ada harganya,” ujarnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Empat Anggota Dewan Diperiksa KPK Terkait Titipan Paket Pekerjaan APBD

News
| Selasa, 19 Maret 2024, 12:27 WIB

Advertisement

alt

Ribuan Wisatawan Saksikan Pawai Ogoh-Ogoh Rangkaian Hari Raya Nyepi d Badung Bali

Wisata
| Senin, 11 Maret 2024, 06:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement