Tim UAD Dampingi Pembuatan Obat Herbal Berkualitas di Gunungkidul

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL– Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Univeristas Ahmad Dahlan memberikan pendampingan untuk budidaya obat herbal bagi warga di Kalurahan Wareng, Wonosari. Diharapkan program ini dapat membantu kemandirian UMKM di Bumi Handayani.
Program PKM dilaksanakan oleh tim dari Fakultas Farmasi UAD. Kemandirian UMKM yang dimiliki masyarakat dalam pengolahan herbal menjadi salah satu target akhir dalam pengabdian.
Hasil identifikasi lapangan, masyarakat di Kalurahan Wareng mengalami permasalahan dalam menjalankan usahanya. Oleh karenanya, membutuhkan pendampingan pengembangan kualitas dan kuantitas terhadap produk yang dihasilkan.
Tim PKM menindaklanjutnya dengan melaksanakan Penyuluhan Budidaya Penyediaan Bahan Baku dengan standar mutu yang berkesinambungan. Agenda ini merupakan bagian dari pendampingan program untuk pengembangan produk. Dosen Prodi Pendidikan Biologi, FKIP UAD, Zuchrotus Salamah mengatakan, pentingnya pemilihan dan penentuan bibit tanaman herbal yang baik. Hal ini dibutuhkan untuk mendapatkan hasil panen yang berkualitas serta bahan baku herbal yang baik.
“Jadi pemilihan bibit berkualitas sangat dibutuhkan karena akan mempengaruhi hasil dari proses budidaya,” kata Salamah seperti yang tertulis dalam rilis yang diterima Harianjogja.comm, Minggu (9/10/2022).
Baca juga: Pelecehan Seksual Anak Tengah Marak, Simak Tips Mencegahnya...
Selain pemilihan bibit unggul, dia juga memberikan tips bagaimana menentukan waktu tanam, cara tanam, masa tanam, proses pemeliharaan dan panen, pasca panen sampai cara penyimpanan yang dapat menjaga kualitas. Faktor lain yang menjadi segmen penjelasan adalah penggunaan pupuk organik yang selain bermanfaat untuk menyuburkan juga aman bagi tanaman
Pelatihan pembuatan pupuk organik kemudian diberikan kepada peserta agar dapat melakukan secara mandiri yang bahan pembuatannya berasal dari limbah domestik terutama makanan yang dapat diubah menjadi pupuk organik cair (POC). Pupuk ini berfungsi sebagai perangsang tumbuh pada masa tanaman bertunas dari fase vegetatif ke generatif pertumbuhan buah dan biji.
“Setelah penyuluhan dilanjutkan tentang sosialisasi Cara Produksi Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) yang dilangsungkan pada Rabu [5/10/2022],” katanya.
Dosen Fakultas Farmasi UAD Bidang Biologi Farmasi, Ichwan Ridwan Rais mengatakan, kegiatan ini mengutamakan penjelasan bagaimana UMKM di Wareng dapat mengaplikasikan prinsip dan tata cara pelaksanaan CPOTB. Hal ini sangat dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan pendaftaran produk.
“Pengembangan kualitas produk agar dapat diterima pasar dengan baik memang menjadi masalah dan banyak ditanyakan oleh warga,” katanya.
Ichwan menjelaskan, sudah ada kesepakatan untuk melakukan pendampingan secara berkelanjutan. Langkah ini dimulai dengan kegiatan Dewi Jawa pertama melalui penyuluhan Budidaya Tanaman Obat Untuk Produksi Herbal Yang Berkualitas. “Upaya pendampingan akan terus dilakukan,” katanya. *
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

WNI Menang Lomba di Jepang Pialanya Malah Dipajaki Rp4 Juta, Ini Jawaban Stafsus Sri Mulyani
Advertisement

Pesta Daging Iftar Ramadan di Horison Ultima Riss Malioboro Yogyakarta
Advertisement
Berita Populer
- Jepang Beri 5 Rekomendasi untuk Pembangunan Aerotropolis YIA, Ini Isinya
- Tarik Minat Wisata Sungai, Warga Bantaran Winongo Gelar Festival Budaya
- Ratusan Pelajar di Bantul Deklarasi Bebas Geng Sekolah & Kejahatan Jalanan
- Cegah Banjir, Kelurahan Gedongkiwo Galakkan Pembuatan Biopori
- Pemkab Sleman Belum Batasi Mobilitas Hewan Ternak
Advertisement